Thursday, August 20, 2015

Diabetes vs Gaya Hidup



Bicara Diabetes, jadi ingat beberapa kenalan yang ortunya terkena Diabetes, tapi dia diberi informasi bahwa diabetes bukan penyakit turunan, jadi dia yang harus jaga makanannya.

Informasi sudah lumayan tapi sayangnya ga "menyeluruh", yang berdampak salah persepsi. Dia mengurangi konsumsi nasi dan gula, juga mengganti gula putih dg gula "rendah kalori" (kemakan iklan deh), kalo minum teh ga pake gula (padahal teh juga ga sehat). Yang ada dia dapet "sakit lain" sering pusing sakit kepala tekanan darah tinggi. Ada lagi yang lain, ganti beras putih dengan merah, tapi pola makan ga berubah ya minim manfaat akhirnya...
mirip dengan isi kulwit pakar #FoodCombining Erikar Lebang berikut ini...

Yuk baca perlahan...

Hari ini ditanya teman tentang fenomena gula darahnya yang meroket dalam beberapa waktu terakhir. Dan diperingatkan oleh lingkungan sekitar


Kebetulan keluarganya memang divonis sebagai "keturunan diabetes". Nah, kebetulan teman ini diberitahu oleh rekan lain tentang saya


Dia diberitahu, bahwa saya selama ini mengedukasi tentang konsep "sehat itu masalah pribadi bukan masalah keturunan/genetika", dia penasaran


Ini sih tipikal banget pola makan yang kaya dengan elemen perusak kestabilan tubuh. Salah satunya biang kerok gula darah yang melulu meroke


Diledek saya bertubi-tubi, perlahan dia mulai menyadari, doktrin diabetes itu penyakit turunan adalah ide yang bodoh serta tidak realistis


Dia lalu tanyakan pada saya tentang logika pemakaian obat untuk menjaga tingginya kadar gula darah dalam tubuhnya. Wah, alamat diledek lagi


Dia rupanya mendapat informasi, doktrinisasi kalau saya bilang, "bila diabetes sudah menyerang penekan gula darah adalah obat seumur hidup"


Saya berikan saja logika sederhana pada dia, "Kalau di rumah elu bolak-balik kemalingan karena pagernya gak ada, jadi polisi rutin ke rumah"


"Pilh opsi mana? Rutin datengin polisi ke rumah tiap kemalingan atau pasang pager?" Dia ketawa, "Ya pasang pager lah", "Kenapa?" tanya saya


"Bisa dikeplak polisi gue kalau kemalingan melulu, dan lama-lama ya bangkrut lah". Nah, logika sama dengan orang diabetes bergantung obat


Sebagai cucu dari nenek yang dua-duanya meninggal karena diabetes, saya kenyang mendengar keluh kesah orang yang divonis minum obat terus


Obat penurun gula darah punya banyak efek samping mulai dari yang ringan seperti sakit perut berkepanjangan, sesak nafas, sampai liver rusak


Ini sama dengan logika, bukannya masang pagar yang melindungi rumah, kita lebih senang mendatangkan polisi untuk urusan kemalingan


Bukannya mengkoreksi pola makan yang menyebabkan gula darah mudah meroket, kita malah lebih bergantung pada konsumsi obat-obatan


Teman saya agak mengernyitkan dahi saat bicara masalah perubahan pola makan, dia mengaku, "saya sudah gak makan gula dan kurangi nasi lho"


But the truth is, dia sebenarnya tidak berhenti 'makan gula', tapi mengkonversi beberapa bagian dari konsumsi gulanya dengan gula diet


Ini sih sama aja mindahin diri kita dari kandang macan laper ke kandang buaya lagi dipaksa diet. Lari dari masalah lain, ketemu masalah baru


Walau sering 'dingelesi' oleh produsennya dengan kalimat, "belum ada bukti valid ilmiah" pemakaian rutin gula artifisial sangat berbahaya

Unsur pengganti rasa manis dalam gula artifisial seringkali adalah unsur kimiawi yang sangat berbahaya bagi otak dan sistem syaraf tubuh


Teman saya segera mengiyakan kalimat ini, "Wah pantes gue jadi lebih sering pusing dan migren akhir-akhir ini". Nah, itu udah ngalamin!


Terus ke sisi dia sudah mengurangi nasi. Secara logika konsep dia untuk mengurangi sebenarnya cuma jadi urusan porsi yang semu belaka


Logiknya begini, kalau biasanya saya sekali makan porsinya dua piring nasi putih, mulai sekarang cuma satu piring! Masih laper? Makan roti


Meh!

Sama aja bohong!


Gak tau siapa yang mengedukasi teman saya ini, kalau nasi putih itu gak bagus untuk diabetes, lalu saat pindah makan roti, dikira aman?


Itu sama dengan pilihan antara mau bunuh diri dengan pisau komando atau pisau dapur. Beda wujud, tapi sama-sama bisa bikin mampus!


"Iya, biarpun roti gandum juga, rata-rata jenis favorit yang empuk dan enak itu, komposisi aslinya cuma roti biasa dikasih gandum dikit"


Problem penyakit yang disebabkan oleh diabetes soalnya gak main-main, bukan dalam wilayah 'mati mendadak' kayak sakit jantung semisal


Penyakit yang diderita akibat masalah terkait gula darah itu, rata-rata tergolong MPP, bukan masa persiapan pensiun, tapi Mampus Pelan-Pelan


Dari mulai disfungsi ereksi, luka sulit sembuh, lumpuh hingga kebutaan yang gradual. Bagi yang tadinya sombong akan kebugaran? Menyakitkan!


Konsumsi obat penurun gula darah tanpa mengubah pola makan kalau menurut pengamatan Dr. Okamoto, yang sering menangani masalah gaya hidup


Sejatinya secara jangka panjang tetap tidak mampu mencegah kenaikan kadar gula darah dan Hemoglobin A1c, hal yang identik penderita diabetes


Mengubah pola makan, gaya hidup total adalah satu-satunya cara mengatasi masalah degeneratif seperti diabetes ini. Bukan dengan minum obat!


Perubahan pola makan bukan melulu terkait doktrin hal-hal yang anak kecil juga tau, "kurangi gula", "jangan gendut-gendut", "jangan rakus"


Mengkonsumsi makanan minim guna seperti nasi putih, makanan diproses lama, makanan-minuman pabrikan, contoh rutinitas yang harus distop


Kebiasaan mengkonsumsi kopi atau teh atau minuman energi sebagai alat untuk mendongkrak performa tubuh juga rentan merusak kesehatan


Karena seringkali tubuh dipaksa menggunakan jalan darurat menaikkan kadar gula darah secara mendadak untuk mendapatkan energi sesaat


Konsumsi makanan yang nilai alaminya tinggi, seperti buah dan sayuran segar. Biji-bijian yang diolah sendiri dalam wujud bersahabat ke tubuh


Beras hitam, merah dan cokelat semisal. Intinya menyesuaikan pola hidup kita dengan alam, karena memang Tuhan mendisain tubuh kita begitu


Demikian kibulan ini, suka sukur gak suka unfollow, gak follow bawel? Hobi manis? Siram aja satpam kumisan galak pake gula cair trus jilatin


#FoodCombining #KibulanSehat #Diabetes











No comments:

Post a Comment