Friday, March 15, 2019

Sarapan Jus Buah Bahaya atau Sehat? Paparan Fakta tentang Buah



Sarapan buah segar bagi pelaku Food Combining bukan sekedar gaya-gayaan tapi paham lewat ilmu pengetahuan.


Buah segar adalah gudangnya enzim yang bisa membantu menghemat cadangan enzim pangkal kita untuk tampak awet muda, panjang usia dalam kualitas hidup maksimal.

Faktanya buah segar adalah pembentuk sifat basa, merupakan kelompok makanan penyumbang air, enzim, karbohidrat, serat, vitamin dan mineral.

Makan buah segar sebagai sarapan adalah cara terbaik untuk membantu tubuh melancarkan fungsinya dalam menjalani hari. Sekarang dan jauh ke depannya.

Namun masih ada terus fitnah terhadap buah, katanya yang bahaya kalau konsumsi jus buah? XixXix



Ini kultwit lama pakar Food Combining Indonesia Erikar Lebang lanjutan dari kultwit sebelumnya Paparan Fakta tentang Buah https://deaedensor.blogspot.com/2015/08/buah-itu-anegarah.html?m=1

Meluruskan paham keliru tentang jus buah, ingat pelaku Food Combining sarapan buah segar termasuk jus buah segar, bukan jus instan pabrikan, kalengan, kotakan, dsb yang sudah diproses dan dicampur selain buah.

Simak dan baca perlahan, semoga bermanfaat bagi yang membutuhkan.


Meluruskan lagi tentang buah lagi, setelah kemarin kultwit panjang lebar dengan sesederhana mungkin, ternyata ada ‘lubang’ yang luput, jus

Mulai muncul beberapa upaya ‘ngeles’ propaganda buruk buah diperbaiki menjadi “yang dimaksud bukan buah, tapi jusnya buah”. Luruskan lagi

Yang saya bicarakan disini adalah jus segar ya, bukan jus pabrikan, itu sih lain cerita. Kalau yang ini saya setuju, gak ada bagus-bagusnya

Pertama harus dipahami, kalau mau sehat, sesuai dengan struktur-kodrat sistem cerna manusia, 75% menu makan harus buah-sayur segar, per hari

Masalahnya, konsumsi buah dan sayuran segar dalam jumlah signifikan banyak, tidak mudah dilakukan oleh kebanyakan orang. Disini fungsi jus

Jus membuat konsumsi buah dan sayuran segar menjadi lebih mudah. Tanpa harus banyak menyita waktu konsumsi, memudahkan mereka yang gak suka

Nah dalam kasus jus ini kita bicara fokus pada buah, karena yang lagi digonjang-ganjing ‘fitnah’ kan beliau

Pun bisa berkunjung ke web di bio, search tentang #BuahSayur. Ke notes FB saya Erikar Lebang juga bisa, banyak tulisan buah segar disana

Paling gak dengan baca teliti kultwit, eh baca teliti ya, jangan sampe tulalit, bisa ketauan cara mengkonsumsi buah secara benar & kegunaan

Nah semoga kontroversi buah sudah jelas. Jadi kita bisa konsen ke pelurusan “pencemaran nama baik” terhadap jus buah tadi. Kasian

Yang paling banyak sorot buah bikin masalah adalah sisi fruktosa (gula buah)-nya, kultwit kemarin sudah meluruskan. Eh, muncul lagi di jus

Dua cara buat jus, mempergunakan penghancur (pencampur) bernama blender dan ekstraktor bernama juicer. Walau nama terakhir yang jadi generik

Blender mungkin gak masalah, karena semua ornamen buah masih ada di dalam. Kalau juicer, ini nih yang jadi bahan pergunjingan salah alamat

Ada yang mengatakan bahwa juicer menghilangkan seluruh serat dari buah, sehingga yang tersisa hanya air. Gak banyak gunanya bagi tubuh! Wow

Yang bilang gini, gak tau buah itu konten dan fungsinya apa saja bagi tubuh manusia! Asbun? Ya jelas. ‘Air’nya itu pun, jelas berguna sangat

Lalu ada yang bilang, juicer memisahkan serat dan gula dari buah. Jadi yang masuk tubuh hanya gula saja, bahaya! Bikin diabetes! *nyengir*

Pendapat ini walau logis, tapi sebenarnya memperlihatkan pemahaman yang sangat kurang tentang buah dan fisiologi dari manusia

Sekarang gunakan logika sederhana saja, “juicer memisahkan gula dan serat?”. Ambil juicer, pilih buah manis, apel semisal, jadikan jus

Ambil ampas (sering disalah artikan sebagai serat) oleh banyak orang. Rasakan sendiri. Apakah rasa serat tersebut hambar? Gulanya hilang?

Tentu tidak! Ampas dari jus tadi masih menyisakan rasa manis, apakah dengan demikian secara logika, juicernya memisahkan serat-gula? Tidak!

Canggih amat juicer itu kalau bisa!

Sekarang observasi lagi, minum jus yang telah terpisahkan dari ampas. Rasakan baik-baik, bila Anda melakukan cermat, akan terasa serat halus

Terutama di dasar gelas, akan lebih terasa penumpukan serat-serat halus tersebut. Serat tidak selalu terlihat jelas, sebagian kasat mata

Kesalahan lain adalah pemahaman tentang gula, kalau anggapannya buah yang dijadikan jus, menghasilkan air gula masuk ke butuh, ya ngawur

Mungkin ini karena siwer akan beda gula buah (fruktosa) dan gula sehari-hari yang biasa ditemui dalam keseharian, gula pasir semisal

Jadi dianggapnya kalau minum segelas jus buah, sama dengan minum segelas air putih diberi sekian sendok gula pasir, diaduk hingga larut

Dari sana kita bisa tahu, sifat dasar fruktosa, berbeda dengan gula sejenis gula pasir, atau gula proses keseharian yang sering dipakai

Jadi jelas kan sekarang? Buah dijadikan jus itu sama bergunanya dengan mengkonsumsi buah itu secara segar. Ada sisi lebih dan kurang, normal

Tapi ya sama seperti disiplin makan sehat lain, ada juklak dong. Berikut saya ambilkan dari buku Enslikopedia Jus, Dr. Iskandar Junaidi

Pilh buah untuk dijus yang masih segar dan utuh. Saran saya, pastikan juga jarak waktu panennya pendek, buah lokal jelas pilihan utama

Cuci dengan baik, gunakan air mengalir, kupas jika tidak yakin akan kemurnian kulit buah (apel, pir misal) contohnya pemakaian lapisan lilin

Pastikan buah yang dijus matang dengan baik, tidak mengkal dan tidak menjelang busuk

Jangan campur buah dan sayur, karena karakter kandungan enzymnya berbeda. Jika sayuran kaya mineral dicampur dengan buah manis, hasilkan gas

Perut akan menjadi seperti penuh, dan tidak nyaman. Sejalan dengan edukasi saya kan? Tidak hanya sebah, juga sembelit, diare dan perih

Saat buah berdaging tebal diproses dengan blender, bantu dengan memberikan sedikit air putih, memudahkan kerja mesin, lebih nyaman diminum

Kalau tambahan dari saya, saat meminum jus harus tidak tergesa-gesa. Pastikan ia tercampur air liur. Selipkan di bawah lidah sebelum telan

Amilase, enzym pada air liur, membantu tubuh memecah pati, sifat dasar dari buah. Nah ketakutan akan fruktosa tadi semakin tidak beralasan

Jadi ketakutan akan jus buah itu sama saja dengan ketakutan pada buah, tidak beralasan! Sekali lagi, tentu harus dilakukan dengan benar dulu

Banyak sekali institusi kesehatan berbasiskan naturopati dan ahli kesehatan dunia yang mempergunakan jus sebagai bagian terapi mereka

Jadi santai aja. Pastikan caranya benar, dan alat bantu Anda memang terpelihara kualitasnya. Variasikan jus buah dengan buah potong segar.

Monday, March 4, 2019

Salah Kaprah Pemahaman Zat Kimia dalam Obat-obatan



Mencegah itu jauh lebih baik daripada mengobati.
Mengindari ke dokter & obat "medis", tapi rutin konsumsi obat-obatan "herbal" dan produk "pengobatan" lainnya, itu bukan mencegah, tapi hanya beralih untuk "bertahan" sampai suatu saat "bom" penyakit meledak.

Saya bagikan Kulwit pakar #FoodCombining Erikar Lebang membahas hal ini, yuk baca dan simak perlahan, smoga bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Lucu kalau ada anggapan bahwa obat yang datang dari apotik itu obat kimia. Sedangkan obat dari toko Cina bukan, obat herbal juga bebas kimia

Lah kimia itu konon dari bahasa Arab, Kaf-Mim-Ya'. Artinya kurang lebih perubahan zat. Dari bahasa Yunani juga, Khemeia, Artinya samalah

Jadi kalau sudah ada perubahan zat atau unsur, ya namanya otomatis udah kimia juga. Mau datang dari alam ataupun dari pabrik. Prosesnya sama

Bahkan sekedar punya nama unsur pun sebenarnya sudah masuk kategori kimia juga. Makanya aneh kalau dibilang obatnya bebas dari zat kimia

Misalnya ada gitu obat yang dibuat bebas dari penetrasi air? Lah kan unsur kimianya air adalah H20?

Manusianya aja gak bebas zat kimia

Jadi kalau ada yang nawarin obat, mau herbal kek, suplemen kek, obat kuat kek. Terus diiming-imingi bebas zat kimia, tanya: "Buatan jin?"

Jadi jangan kayak temen saya yang sombong pamer; "Gue juga sama kayak elu, gak pernah minum obat bertahun-tahun" | "Hebat, disiplin makan?"

"Nggak sih, hehe. Gue mah makan enak. Tapi abis makan gue minum obat ramuan cina". Dan seperti biasa tuturannya, "obat ini bebas zat kimia"

Emangnya yakin racikan obat begituan gak bikin kerja liver-ginjalnya terbebani? Sutralah. Kalau liat cara makannya. Tunggu gamenya aja dah

Lagian lucu kalau konsepnya gak pernah minum obat, tapi pas ditanya setahun berapa kali pilek? Dia ketawa, "emang pilek bisa dihindari?"

Ye, gue gak minum obat karena, puji Tuhan, gak gampang sakit. Pilek setahun bisa dihitung pake 1-2 jari. Itupun kalau bablas makan ngaco

Frame of mind ini harus diluruskan. Ngotot gak minum obat, belum tentu mewakili gaya hidup sehat. Kalau asumsinya salah kaprah paham kimia

Kalau andalkan substansi lain, biar herbal ataupun suplemen (sesakti apapun diklaim penjualnya) ya gak beda dengan orang minum obat 'kimia'

Juga paham "sebisa mungkin gak kedokter", tapi rutin ke terapis tusuk jarum, pijet refleksi dukun, bahkan orang pintar. Yee penyakitan juga

Hidup sehat basisnya adalah disiplin dalam menjalani dan kemudian menuai hasil kemudian. Ya tubuh kuat, gak pernah sakit, gak rutin ngobat

Awet muda, otak encer, tubuh selalu fit, tahan banting, gak mudah stress, dan segudang hal positif lain

Kualitas hidup maksimal pokoknya

Sekedar menghindar ketemu dokter atau minum obat kimia mah gak bisa dikategorikan hidup sehat. Kalau niat berdisiplin menjalani, ogah-ogahan

Kalau boleh jujur, minimal obat kimia yang konvensional, mayoritas keberadaannya jelas. Pabrik, ijin dan lain sebagainya. Minimal yak

Pergi ke dokter dan minum obat itu sebenarnya adalah tindakan yang normal kalau dilakukan dalam keadaan darurat. Kayak fire exit gitu lah

Niat hidup sehat yang utama. Disiplin! Baru kalau abis itu sombong gak pernah ke dokter, minum obat kimia. Boleh lah

Asal yang lain juga

Demikian kibulan ini, suka sukur gak suka unfollow. Gak follow bawel? Mau obat bebas kimia? Cemilin aja tongkat sakti-nya Harry Potter!

#FoodCombining #FoodCombiningItuGampang #ZatKimia #Obat #Herbal