Tuesday, April 2, 2019

Kumpulan Kultwit Tentang Trend Lari atau Olahraga yang Membahayakan Kesehatan

Banyak sekali miskonsepsi tentang olahraga yang justru membuat tubuh menjadi sakit berefek bikin penyakit.

Lewat tulisan ini, kami berbagi informasi kesehatan bukan menakuti, justru supaya masyarakat menjadi paham bagaimana berolahraga yang baik dan bikin sehat tubuh.


Kumpulan kultwit pakar Food Combining dan Yoga Indonesia Erikar Lebang ini sudah saya posting di FB, namun baru sekarang ingat untuk posting di blog.
Ada 8 kultwit, sebelumnya ada juga tulisan tentang Mitos dan Fakta Olahraga pada blog ini.

Silakan simak perlahan dan semoga tercerahkan dan bermanfaat bagi yang membutuhkan.


Kultwit 1, Maret 2016

Lari, Olahraga Atau Hanya Trend Merugikan Kesehatan?


Baca kulwit ini jadi ingat tahunan silam, pernah "lumpuh seminggu setelah ujian akhir SMA untuk praktik Pelajaran Olahraga dan Kesehatan

Setelah seminggu memang mulai bisa jalan tapi sempoyongan, ga berani naik motor karna langsung roboh

Kalo bukan atlit sungguhan dan untuk kesehatan, carilah olahraga yang betulan mendukung, bukan sebaliknya, tetiba habis "olahraga" malah masuk RS

Kulwit tadi malam dari pakar Food Combining dan Master Yoga Indonesia Erikar Lebang membahas hal tersebut

Yuk baca dan simak perlahan
Bagi yang membutuhkan dan bermanfaat, silakan like dan share

Ya deh berhubung banyak yang nanya tentang lari, kita bahas deh dikit

Akhir-akhir ini lari jarak menengah, jauh, marathon bahkan yang tergolong radikal ultra marathon sedang jadi tren gila-gilaan. Seru juga sih

Masalahnya bagaimana dengan proporsinya dalam kualitas hidup dan kesehatan seseorang? Nah disini logika pemahaman akan kesehatan diperlukan

Kalau dilakukan dalam kapasitas rendah atau rekreasional, lari jarak jauh dan menengah sih ok-ok aja. Bisa dibilang aktivitas kardiovaskuler

Cuma, yah namanya juga lagi tren hebat, porsinya sudah kelewatan, jauh dari logika menyehatkan dari sisi aktivitas kardiovaskular sekalipun

Saya pernah bahas definisi aktivitas kardiovaskular dan efek positifnya dalam meningkatkan koordinasi kerja jantung dan paru

Cari aja
(link tentang olahraga:

Pun saya pernah bahas efek terhadap kemampuan membakar kalori hingga cadangannya dalam glycogen dan menguras angka trigliserida

Berat ideal

Sayangnya banyak pelari korban tren saat ini terjebak di dua sisi itu. Merasa nafas lebih panjang, lebih fit, dan nomer celana mengecil

Mereka lupa pada hal-hal lebih faktual yang sebenarnya merugikan kesehatan jangka panjang. Bahas sedikit-sedikit aja deh

Saya pernah bahas efek banjir radikal bebas dalam tubuh pasca berolahraga dan betapa kondisi itu sangat menguras cadangan enzim kehidupan

Pernah perhatikan seksama mereka yang jadi korban tren lari jarak jauh saat ini? Lihat kualitas kulitnya deh. Rata-rata kusam dan mengering

Bahkan beberapa secara drastis terlihat menjadi jauh lebih tua dari usia sesungguhnya. Itu efek signifikan banjir radikal bebas dalam tubuh

Kalau larinya sesekali, tubuh punya penangkal banjir radikal bebas itu dengan mengaktifkan enzim SOD, super oxidant dismutase, agar aman

Masalahnya kalau ngeliat tren lari jarak jauh saat ini, hampir tiap minggu ada, tiap libur ada, belum latihan persiapannya

Over supply!

Pengaktifan SOD itu sangat menguras cadangan enzim kehidupan plus juga menyita banyak bio energi yang berguna untuk kepentingan lain

Akhirnya jumlah sel dirusak tak tertahan oleh aktivitas SOD. Perbaikan sel tidak seimbang, tubuh harus berkompensiasi hidup dengan sel rusak

Kualitas kulit yang buruk, itu cuma salah satu indikasi. Masalah lain lebih banyak lagi, jadi bom waktu. Dan akan meledak suatu waktu

Sayangnya bom waktu ini gak dirasakan. Ketutup oleh eforia, pinggang kecil dan napas berasa panjang. Saya punya temen yang model gini

Dia nangis bombay, pas general medical check up hampir semua sektor merah! Marah karena rasa upayanya optimal.

Padahal cuma hobi lari doang

Dan dia merasa fit-fit aja. Saya sih pas ketemu dan diadukan masalah ini cuma nyengir. Tampilannya keliatan banget soalnya

Gak bisa bohong

Masalah banjir radikal bebas sebenarnya bisa diatasi dengan dua sisi, berlarilah secara rekreasional, dan makanlah makanan kaya antioksidan

Masalahnya rekreasional itu dirusak oleh tren. Juga oleh usia. Banyak rekan saya pelari korban tren, yang dulunya saya tau banget benci lari

Lari keliling sekolah aja banyakan jalannya. Atau nongkrong di tukang teh botol. Sekarang?

Tiap minggu upload sosmed, lagi 'marathon'

Atlit profesional aja ada masa turnamen dan masa berlatih. Mereka membatasi sekali aktivitasnya.

Lah ini? Libur dikit marathon

Usia? Lah atlit profesional diatas 25 tahun sudah tahu performa mereka menurun, di usia 30-an siap pensiun. Korban tren jelas gak gini

Temen saya setengah abad, mendadak jadi pelari tren yang super serius! Sampe ligamen lututnya bengkak. Jangankan lari, jalan aja sakit!

Makanan kaya anti oksidan. Harusnya berbasis buah-sayuran segar agar redam efek radikal bebas. Apa lacur mayoritas korban tren pilih lainnya

Nasi putih, roti, pasta, bahkan termasuk pizza *tepok jidat* jadi pilihan mereka. Kalau paham logika radikal bebas, tubuhnya disiksa double!

Larinya bikin tubuh kebanjiran radikal bebas, makanannya pun gudangnya radikal bebas! Tambah rusak sel-sel tubuh mereka

Saya pernah diprotes temen korban tren lari perkara ini. "Kan carbs loading, bro.. Kalorinya dibakar pas lari"

Iya kalo cuma bicara kalori

Pasta basisnya gandum, makanan itu dilengkapi gluten, substansi lengket yang akan mengcoating dinding usus saat dia dicerna tubuh

Kalori sih lambat diproses. Tapi efek jangka panjang? Daya serap makanan berkurang jauh. "Jadi langsing dong?"

Iya, langsing penyakitan

Lah wong lubang halus tempat serap usus ketutup. Gimana mau menyerap makanan baik?

Langsing, malnutrisi

Belum bicara cara prosesnya makanan? Bah masih banyak lagi. Belum bicara konsumsi kafein karena membuat energi ekstra

Tanpa peduli efek

Kalau dari sisi penggiat #yoga yang studionya diisi orang penyakitan ngarep sembuh? Bah jangan ditanya! Udah kenyang saya kedatengan mereka

Punggung somplak, lutut rusak, ankle kaki soak, banyak lagi masalah fisikal lain. Iyalah, pelari profesional pensiun, elu baru napsu lari!

Demikian kibulan ini suka sukur gak suka unfollow. Gak follow bawel? Lari bikin langsing, jadi sehat? Treadmil aja sambil sedot lemak!



Kultwit 2, September 2016
Sehat Itu Sederhana dan Gampang (Bahaya lari, dokter Akitsu)

Sejatinya ketika orang paham apa yang disampaikannya, apalagi sudah "bertitel" ahlinya, harusnya bahasa yang digunakan juga menjadi sederhana agar mudah dipahami oleh banyak orang.

Bukan bahasa rumit ribet bikin dahi mengkerut plus sakit kepala😜

Kulwit barusan dari pakar Food Combining Indonesia Erikar Lebang mengulas salah satu contoh tentang "bahasa" kesehatan itu sederhana faktanya

Yuk simak dan baca perlahan, semoga bermanfaat bagi yang membutuhkan

Bukunya Dr. Toshio Akitsu terbitan @PenerbitMizan ini asyik juga buat dibaca https://t.co/0mnzAB7lyx

Ada banyak fakta kesehatan menarik dengan bahasa sederhana yang mencerahkan

Sedikit anomali dengan fenomena dunia kesehatan umumnya

Kan banyak yang mengeluh "Makin canggih titel ahli kesehatannya makin keriting bahasa dipake. Ketemu mereka bukannya paham malah pusing"

Ada beberapa fakta perawatan kesehatan gak populer tapi mencerahkan yang diungkap dengan bahasa gampang dimengerti

Garis bawahi gak populer

Kalau rutin ngikutin kibulan saya sih apa yang disampaikan gak seberapa mengejutkan. Cuma ini asik karena yang ngomong kan ahli kesehatan

Dulu banyak yang sebel setengah mati saat saya paparkan olahraga rutin justru rentan sebabkan masalah kesehatan apalagi bareng makan ngasal

Patahkan pameo gak resmi pemberi motivasi, "makan bisa apa saja kan rutin olahraga"

Waktu saya paparkan radikal bebas, yang bete banyak

Olahraga rutin, apalagi berat, usia merambat ditambah makan ngaco berdasar pameo tadi. Jangan aneh kalo mampus lebih cepat

Eh pada sebel ;)

Yang seksama perhatikan paparan saya malah mendapat pencerahan kenapa orang yang mereka tau rutin olahraga kok sakit berat dan duluan wafat

Nah kebetulan di buku ini Dr. Akitsu pun membahas masalah sama

Keren https://t.co/AIE2RHAYeF

Kesimpulan dia malah lebih kejam. Saya masih bicara makanan kaya antioķsidan membantu kerja enzim superoxide dismutase menekan radikal bebas

Dia enteng aja bikin kesimpulan lebih kejam gini

Hihi https://t.co/Peoi7xGa0J

Dulu kultwit tentang tren marathon dan lari jarak jauh yang menyusahkan ketimbang menyehatkan, membuat protes dimana-mana

Dibahas juga nih

Dia nembaknya lebih nyelekit ;) https://t.co/oZCYtZmOKe

JENG JENG

Makin ngomel deh korban #eh pecinta tren lari jarak jauh. Bukan saya yang ngomong lho, hihi https://t.co/fNJSM0Z7X0

Terbukti kalau mau sehat, banyak revolusi dan koreksi pemahaman umum selama ini. Untungnya paparan saya kan gak melenceng-melenceng amat

Ya udah itu aja deh. Bukan jualan buku lho. Ini aja saya beli sendiri, bukan minta sama @PenerbitMizan

#HorangKayah

#Olahraga #Lari #FoodCombining



Kultwit 3, Desember 2016
Trend Lari, Membuat Masalah bagi Kesehatan Jangka Panjang


Olahraga yang baik dan tepat memang akan beri kesehatan, tetapi olahraga keras dan berlebihan malah buat bencana bagi kesehatan jangka panjang

Kulwit pakar Food Combining dan Yoga Erikar Lebang mengupasnya kemaren

Yuk baca dan simak perlahan, semoga bermanfaat bagi yang membutuhkan

Yak fokus lagi

Tadi pagi dapet berita temen yang berusaha hidup sehat jatuh sakit, yang menurut saya rada gak cocok dengan upayanya

Gak taunya setelah observasi lebih jauh, ternyata dia pecandu olahraga lari yang sekarang memang lagi tren. Yah, gak aneh kalau dia sakit

Problem model dia sih memang banyak ditemui saat ini pasca olahraga lari jarak jauh menengah jadi tren. Suka gak suka

Sayangnya problem kesehatan terkait urusan fungsi tubuh secara organik, memang jarang dikaitkan dengan aktivitas fisik yang dilakukan

Katakanlah darah tinggi karena pembuluh darah menggetas, sifat sel bersifat radikal dan sejenisnya, jarang dikaitkan dengan aktivitas fisik

Mayoritas dilarikan ke sisi genetik, penyakit turunan atau, yang ini agak jarang disentuh, akibat pola makan salah sehari-hari

Nah ini yang jadi masalah. Saya pernah dicurhatin teman yang panik karena mendadak divonis punya masalah dengan organ kewanitaannya

Tapi jauh hari sebelum dia mengeluh itu, waktu saya pertama bertemu dengan dia, udah tau kalau dia itu pasti sudah punya masalah kesehatan

Kulitnya mengering, mengeriput, muka menggelap, dan gerak-geriknya juga bukan tipe orang sehat. Tapi semua tertutup oleh "gue langsingan"

Terlihat beberapa tahun lebih tua dari usia sesungguhnya. Waktu itu cuma nebak singkat, "Lu lagi suka lari ya?" Dia dengan bangga mengiyakan

Saya pernah buat kultwit panjang lebar tentang fakta limpahan radikal bebas yang merusak kesehatan akibat tren lari jarak jauh

(baca: Lari, Olahraga atau Hanya Trend Merugikan Kesehatan?)

Walau setelah itu saya dihujat banyak pecandu olahraga lari.. Rata-rata mengatakan "Saya lebih langsing kok" "Saya lebih sehat"

Ya udah

Memangnya lebih langsing itu identik lebih sehat? Percuma langsing kalau tampilan kulit Anda melesat melebihi usia sesungguhnya, semisal

Balik ke masalah ini lagi, saya ditegur karena memaparkan fenomena tapi tidak memberikan solusi.

Lah solusi hal salah ya berenti lakukan!

Kalau usia Anda sudah diatas 30-an tahun, kecanduan olahraga lari jarak jauh, tiap libur dikit ikut lomba, ya itu namanya cari penyakit lah

Kalau itu dilakukan rutin, ya saya mah gak tau apa solusinya? Bagaimana cara menyelesaikan masalah kalau penyebab masalah terus dilakukan?

Saran saya palingan, ya jauhilah kalimat begok berat "kan gue udah olahraga, bisa makan apa aja" Duh kalau tau efek merusak radikal bebas

Kalian gak akan pernah ngomong demikian. Saat olahraga berat, tubuh itu disiksa luar biasa, kelar olahraga tubuh malah dikasih makanan rusak

Ibarat diuber sama anjing galak, nabrak tangga, jatuh ketimpa dan digigit. Badan dirusak secara signfikan dan konstan

Ya ancur lah

Tradisi makan karbo banyak dengan logika beri limpahan energi buat tubuh pun kudu ditinjau ulang kalau orientasinya kesehatan jangka panjang

Pas makan memang bisa jadi gula yang dibakar banyakan dikit untuk dijadikan bahan bakar saat lari. Tapi efek berkepanjangannya? Luput dikira

Tapi gak banyak yang mikir kalau gula dipaksa melonjak sedemikain pesat, tubuh itu juga akan kelabakan. Harus bekerja keras produksi insulin

Jangan heran kalau beberapa tahun kemudian divonis fungsi pankreasnya rusak parah. Atau makan karbo berbasis gandum yang sarat gluten

Boleh jadi badan dapet energi ekstra, tapi masalahnya gluten yang bersifat melekat itu akan melapisi dinding ususnya sehingga tubuh merana

Berhari-hari apapun yang dimakan sulit diserap tubuh karena dinding usus tertutup gluten. Malnutrisi? Jangan heran kalau itu umum terjadi

Makanya kalau saya ketemu orang yang pamer berat badan turun, jadi langsing. Tapi waktu melihat kulitnya mengering, menggelap, keriput

Saya biasanya cuma ngasih air muka datar atau malah kasihan. Kenapa? Saya bisa bayangkan betapa menderita tubuh si orang ngaku langsing ini

Secara anatomi saya pun sering ketemu orang mengeluh masalah nyeri persendian, otot dan tulang punggung setelah dia menjadi pecandu lari

There is nothing I can do, kalau dia masih kekeuh rutin menjalani hobi barunya itu. Ya biarin aja lah. Gak ada guna buang waktu menolong dia

Pernah ada teman perempuan mengeluh problem punggungnya kini bertambah dengan lutut yang sakit. Saya nanya lagi, "lagi hobi lari"

Ngangguk

Saya gak jawab apa-apa, sampe dia sewot. Saya cuma bilang, "Gak bisa nolong untuk masalah yang dicari sendiri, orangnya dulu harus sadar"

Ini bentuk anatomi kaki teman saya tadi, namanya hyper extended knee. Ini aja udah masalah, ditambah jadi pecandu lari

Kelar idup lo! https://t.co/OwjZe9rYBI

Apalagi ditambah sehari-hari pemakai sepatu hak tinggi. Wah udah bukan kelar lagi

Dadah babay *lambai-lambai tangan*

Lagi kalau dimintai solusi, ya saya cuma bisa angkat tangan. Namanya juga tren mewabah. Orang secara realistis akan sulit meninggalkan

Yang saya bisa lakukan cuma memberikan visi dari sisi lain. Kalau Anda divonis sakit ini-itu, atau merasa kesehatan kini bermasalah berat

Sangat mungkin problem tersebut diakibatkan hobi baru tadi. Harus mau untuk kurangi drastis atau malah berhenti lakukan

Tergantung masalah

Sekedar kurangi menjadi lari-lari santai, pun gak bisa dilakukan kalau Anda sudah punya masalah serius, penyakit degeneratif berat misal

Mawas diri

Lakukan aktivitas fisik sesuai usia, beri target yang sesuai hakikat awal olahraga, jadi sehat. Bukan asal punya badan 'bagus'

Fokus untuk makan sehat dan menjalani hidup yang juga sehat. Demi mendapatkan hidup berkualitas

Jangan ketipu hal artifisial

Demikian kibulan ini, suka sukur gak suka unfollow. Gak follow bawel? Hobi lari agar up to date trend? Marathon pake tuxedo atau kebaya dong



Kultwit 4, Juli 2017
Oksidasi vs Antioksidan (Keselarasan Antara Berolahraga dan Gaya Hidup Sehat)

Sehat itu sejatinya murah, mudah dan alami.
Sayangnya manusia sendiri yang merusak kesehatannya dengan berbagai hal yang bukan untuk kebutuhan tubuh.

Saya postingkan kulwit tadi pagi, dari pakar Food Combining Indonesia Erikar Lebang

Yuk baca dan simak perlahan, semoga bermanfaat bagi yang membutuhkan

Sarapan kaya antioksidan ;)

Mau awet muda, mau sehat sejahtera, mau hidup berkualitas? Ya rutinkan sarapan ekslusif aneka buah segar! https://t.co/npthDRakKe

Konsumsi makanan-minuman kaya antioksidan yang segar disajikan alam akan membuat tubuh kita makin mudah memelihara kondisinya

Karena antioksidan, sesuai namanya, akan mencegah kerusakan berlebihan yang disebabkan oleh oksidasi.

Kerusakan berlebihan yang tentunya

Kenapa berlebihan? Karena gaya hidup kita membuat tubuh bersesakan oksigen yang digunakan tidak pada tempatnya.

Dan sayangnya salah kaprah

Beberapa kebiasaan itu dianggap sebagai katalisator mutlak kesehatan. Olahraga semisal. Makin rutin makin baik, tanpa ada usaha pemahaman

"Yang penting olahraga, jadi gak masalah mau makan apa saja"

Kalimat yang dalam perimeter perawatan kesehatan ada dalam level dungu sangat

Makin rutin Anda berolahraga, makin ketat seharusnya upaya menjaga kesehatan dengan secara ketat mengawasi apa yang dimakan

Makin sering berolahraga makin banyak limpahan oksigen di tubuh. Kerusakan yang ditimbulkan ada di luar kemampuan alami tubuh untuk mencegah

Perhatikan saja mereka yang kecanduan olahraga lari atau sepeda jarak jauh kenapa kini tampil lebih tua dengan kualitas kulit buruk?

Tubuh mereka dirusak habis-habisan oleh oksidasi, paparan oksigen, berlebihan

Kulit adalah indikator terluar terhadap apa yang ada dalam tubuh. Jangan ngaku-ngaku sehat, kalau kulit Anda tampilannya rusak

Itu mutlak

Konyolnya lagi makanan yang dimakan justru diarahkan untuk keperluan olahraga, bukannya menangkal kerusakan yang ditimbulkan oleh olahraga

Sering saya temui teman-teman korban tren lari jarak menengah-jauh, sibuk makan karbohidrat untuk menjaga kekuatan dan stamina selama lari

Mereka gak sadar kalau apa yang dimakan memperparah kerusakan. Lihat saja rentetan produk karbohidrat yang dimakan, mayoritas kecoklatan

Entah digoreng atau dipanggang, apa pun yang melibatkan panas untuk membuat matang. Panas identik oksigen.

Makanan sarat proses oksidasi

Pasca olahraga mereka umum juga menyerbu hidangan tinggi protein hewani. "Sayang, kalori udah dibakar, mosok makan karbo lagi, nanti gemuk"

Selain jenis sushi sashimi, mayoritas protein hewani diproses dengan panas tinggi untuk matikan bakteri. Tubuh dihajar lagi dengan oksidasi

Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga

Sekaligus dengan pensiunan petinju kelas berat yang obesitas sedang naik di atasnya #Hiperbola

Kenapa hiperbola?

Karena masalahnya berlapis-lapis, sarat oksidasi dan sulit dicerna. Belum ditambah minuman kopi, teh, susu dan soda misal

Itu ibarat sudah jatuh tertimpa tangga yang dinaiki pensiunan petinju kelas berat obesitas

Terus atapnya juga rubuh menimpa

Makanya jangan beri pertanyaan sejenis, "Kok rajin olahraga bisa kena kanker ya?", "Padahal rutin olahraga, tapi masih jantungan?"

Paham?

Makanan antioksidan itu melimpah pada ragam buah dan sayuran segar minim proses. Konsumsi secara benar sepuas-puasnya

Apalagi saat olahraga

Baru olahraga berjalan paralel dengan kesehatan. Sirkulasi darah, kesehatan muskuloskeletal terpelihara

Tapi sistem tubuh tetap prima

Demikian kibulan ini. Suka sukur gak suka unfollow. Gak follow bawel? Mau olahraga lari banyakin makan pati

Siap-siap kedepannya makan ati


Kultwit 5, Oktober 2017
Tren Lari, Bikin Sehat atau Bikin Masalah Kesehatan?


Ini kulwit kesekian membahas tentang "olahraga" yang salah kaprah berdampak bikin penyakit.

Masih segar, kulwit pakar Food Combining dan Yoga Indonesia Erikar Lebang membahasnya.

Yuk, baca dan simak perlahan, semoga bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Ada yang pernah nanya kenapa saya sepertinya tidak setuju dengan tren lari jarak jauh? Setuju atau nggak mah sebodo amat

Saya bicara lain

Saya cuma rada menertawakan logika bahwa tren itu dianggap membawa angin segar bagi dunia kesehatan

Sesuatu yang bertolak belakang

Sudah sering kan saya bercerita dari sisi kesehatan, pola makan salah kaprah para pelaku tren, sisi radikal bebas berlebihan

Sekarang lain

Tadi pagi saat Car Free Day, saya bersepeda di belakang seorang pelari. Sebagai orang yang menggeluti dunia anatomi-fisiologi cukup intens

Secara general gaya berlarinya terkesan sebagai orang yang cukup terlatih. Running pace-nya juga, stabil. Tapi bahasa tubuhnya?

Disaster!

Ini bahasa tubuh saat ia berlari, lihat titik berat tubuh yang dibebankan pada telapak kaki seperti diperagakan https://t.co/5oK5SOHKOk


Ini jelas memperlihatkan ia mengaktifasi sisi luar kakinya secara berlebihan. Berlari dengan struktur tubuh buruk https://t.co/5oK5SOHKOk

Gak usah lari, orang dengan kebiasaan ini, berdiri dan jalan kaki aja bakal kena masalah anatomi misal sakit punggung atau problem lutut

Salah satu sisi kenapa saya menertawakan tren lari jarak jauh itu kalau dikaitkan dengan usaha hidup sehat

Jauh panggang dari api

Alih-alih lebih sehat, rangkaian masalah yang mendera malah berpotensi mendatangkan masalah kesehatan yang (malah) lebih besar

Kalau Anda belum bisa berdiri dengan struktur kaki seimbang seperti ini, sisi luar dalam-depan belakang kaki, ya jangan nekat sok ikut tren https://t.co/j4HsBQVcGx

Kalau atlit lain soal, tujuan prestasi. Lagipula di usia tertentu biasanya sudah pensiun. Lah korban tren?

Baru ikut malah pas udah tuwak

Kalau berurusan dengan penderita masalah anatomis seperti saraf terjepit (HNP-Piriformis Syndrome) atau problem lutut, saya sudah amat rutin

Tapi semenjak olahraga lari ini menjadi tren, peminat masalah seperti back pain dan lutut sepertinya membludak

Kayaknya ada program promo

Konyolnya pemilik tubuh yang 'ngawur struktur' begini, kalau bermasalah gara-gara lari begini, ngakunya "cedera"

Biar keren

Padahal gak usah lari atau olahraga lain, sekedar jalan kaki, berdiri aja mereka lambat laun bakalan kena backpain juga

Perbaiki dulu struktur tubuh Anda secara benar dan seksama, baru ikut-ikutan tren. Itu pun harus ekstra berhati-hati

Tahu diri

Makanya kalau jatuh sakit, dalam format apapun, dan Anda adalah tergolong korban tren ini, jangan komplain

"Sudah olahraga kok penyakitan?"

Apalagi punya pemikiran bodoh klasik model, "Ah kan saya sudah olahraga, hidupnya boleh sembarangan"

Beginian, kalau gak sakit malah aneh

Olahraga itu cuma satu komponen penunjang hidup sehat. Penunjang ya, bukan yang utama. Karena format sebenarnya amat sangat sederhana

Anda gak olahraga serius pun, tapi sehari-hari aktivitas fisik teraplikasi baik seperti: berjalan, naik sepeda untuk transportasi

Sama

Tapi kalau makan-minum ngawur, pola tidur kebolak-balik, Anda imbangi dengan rutin olahraga keras

Sama aja minta sakit cepet

Kalau mau olahraga membuat sehat, perbaiki struktur postur, jaga pola makan-minum, istirahatlah sesuai ketentuan

Baru bisa jaga kesehatan

Demikian kibulan ini, suka sukur, gak suka unfollow. Gak follow bawel? Tren lari bikin sehat? Mosok? Lari dari masalah aja gak bikin sehat.


Kultwit 6, Oktober 2018
"Fakta Gelap Olahraga Berlebihan Perusak Tubuh Manusia"

Inilah kenapa atlet itu ada masa emasnya, setiap pertandingan maupun latihan cedera bisa saja terjadi, padahal mereka ahlinya.
Tapi itu sudah risiko, dan mereka kebanyakan paham, kondisi ga bagus tidak ikut laga dulu, sekali dua kali absen penghasilan tetep ada.

Yang bukan atlet, ngotot olahraga "berat" jangan heran kalo suatu saat tubuhnya ngamuk ngasih penyakit, atau cidera ga bisa kerja, pemasukan dari mana?
Iya, semua pasti mati, kalo mendadak mati mungkin lebih enak dan cepat, kalo harus menderita panjang tergolek ga berdaya.

Kembali saya postingkan Kulwit pakar Food Combining dan Yoga Indonesia Erikar Lebang seputar fakta gelap olahraga berat bagi "non atlet"

Curiosity killed the cat

Keingin tahuan itu mematikan. Bisa jadi. Tapi di sisi lain pengingkaran pada pengetahuan mungkin juga lebih mematikan

Kemarin bertemu dengan teman lama. Perbincangan kami menyerempet ke hal-hal yang biasa saya edukasikan pada masyarakat luas, kesehatan

"Segitu banyak buku yang lu tulis emang jaman sekarang masih ada yang baca?" | "Tauk? Tapi dicetak terus tuh"

Obrolan kami akhirnya mengerucut ke masalah kesehatan harian, lucunya semakin saya menceritakan hal-hal sederhana tapi faktual tentang kesehatan, semakin kuat penolakan yang diberikan

Pake mimik ngambek segala 🤣

Dia pecinta tren lari marathon, jelas tersinggung banget waktu saya mengungkap fakta gelap olahraga berat meningkatkan jumlah radikal bebas perusak struktur selular tubuh manusia

Makin sering dilakukan, makin rusak tubuhnya

Olahraga seperti lari bisa jadi meningkatkan kualitas koordinasi paru dan jantung serta struktur otot. Tapi di sisi lain ya memberikan masalah yang tidak kalah serius

Apalagi kalau dibarengi klaim bodoh "Sudah olahraga, makan bisa apa saja"

Terlebih lagi

Kalau olahraga itu dilakukan di usia di mana tubuh seharusnya sudah ada di fase menghemat semua aksi 'pemborosan' yang bisa dilakukan di usia muda. Ya boros enzim, boros merusak sel, boros merongrong sistem antibody dan seterusnya

Lah ini lewat 30, masuk 40, bahkan setengah abad lewat, malah kian gencar ikut lomba lari. Wiken dikit ngikut event. Ya wassalam. Badannya kewalahan. Kalau dia bisa protes, tubuh bisa jadi ngomong

"Dulu jaman gue masih bisa diajak boros kemana aja lu?"

Konyolnya aktvitas alamiah yang bisa menyelamatkan tubuh dan membantu penghematan dari aksi boros-borosan tadi malah dijauhi. Setidaknya dianggap aneh kalau dilakukan

Atau diributkan masalah 'ribet' kadang dianggap 'mahal'

Makanan dan minuman kaya antioksidan yang bisa jadi penyelamat tubuh pasca perusakan via olahraga tadi semisal

Lebih sering dijauhi

Saya sering makan bersama para pecinta lari dan sepeda pasca beraktivitas, ada yang pesan makanan alamiah yang tidak tersenggol oksigen berlebihan? Salad? Atau karedok kalau lokal semisal?

Jarang mampus!

Pesan air putih aja jarang. Kalaupun ada, mana ada yang memperhatikan apakah kandungan antioksidannya baik? Kaya mineral atau tidak? Rentetan ketidak tahuan ini bisa membunuh perlahan lho.

Malah bisa jadi cepat

Yang lucu omelan teman saya seperti merangkum sisi lain masalah denial pada pengetahuan ini.

"Mosok harus bergantung sama makanan model buah-sayuran muluk? Minum air segar dari mesin model #AirKangen gitu? Kenapa gak beli produk suplemen yang tinggi kandungan ini-itu? Praktis"

Dia mengharapkan suatu produk praktis -yang orientasinya sebenarnya bersifat suplemen, tambahan- bisa menambal ketidak peduliannya pada pengetahuan "bagaimana seharusnya cara menjalani kehidupan?"

Lah namanya aja suplemen, tambahan. Yang utamanya dulu dibenerin. Baru suplemennya berguna. Jangan kebalik. Badan dirusak, terus berharap suplemen bisa memperbaiki kerusakan tersebut

Penutupnya lebih kocak sih, "Ah ujungnya mati-mati juga. Ngapain dibikin ribet?"

Hehe

Jadi inget tokoh legendaris BKS Iyengar, sosok panutan saya untuk belajar yoga. Dia membahas kematian dengan cara elegan

"Semua pasti mati. Tapi bagaimana cara menjemput kematian itu yang membedakan kualitasnya? Menjemput kematian dengan penuh harga diri atau keputus asaan"

Yang dimaksud di sini, tentu, kematian normal ya. Bukan musibah model kegencet angkot atau ketiban crane

BKS Iyengar sendiri menjemput ajalnya sesuai dengan perkataan dia tadi. Hasil dedikasinya berpuluh tahun berlatih yoga walau cibiran dialamatkan. Di saat dokter-dokternya seperti kehabisan akal menyelamatkan nyawanya. Dia berkata

"Tenang, saya sudah siap 'berganti baju' kok"

Di sisi lain sampai sekarang saya sudah sering sekali berinteraksi dengan orang yang menjemput ajal dalam kondisi mengenaskan, penuh keputus asaan

Tergolek lemah menunggu waktu sementara kualitas hidup hilang satu per satu

Pukul rata mereka-mereka itu adalah orang yang, ya itu, mengacuhkan fakta "bagaimana cara menjalani hidup sehat seharusnya seperti apa?"

Merawat kesehatan itu bisa jadi terkesan merepotkan atau kemahalan. Tapi tunggu sampai Anda kehilangan

If "curiosity killed the cat" what if I say in different way

"Denial killed human?"

Udah ah


Kultwit 7, 1 November 2018
Cara Cerdas Menangkal Kerusakan Tubuh Akibat Limpahan Oksigen Berlebihan


Kebanyakan orang (termasuk saya dulu 😩) sudah termakan doktrin dari jargon "sehat dengan sering berolahraga", tapi olahraga yang bagaimana dulu? Ini yang jarang banget dicari tahu dan dipahami, sehingga bukan bikin tubuh sehat, sebaliknya tubuh bisa dihinggapi "penyakit".

Ada perbedaan mendasar antara olahraga dan permainan.
Misal, Messi main bola itu permainan, dia dan tim serta penyelenggara dsb dapat duit, yang nonton dapat hiburan. Messi cidera dan absen beberapa laga, duit tetep ngalir. Apalagi Messi juga punya mesin penghasil antioksidan seperti gambar. Itungan dan risiko sebanding jauh.

Lha, kita bukan atlet? Sudah jatuh, ketimpa tangga pula, sudah bayar, kalah, sakit pula? 😭😈

Kembali saya postingkan Kulwit pakar Food Combining Indonesia Erikar Lebang membahas tentang tren olahraga yang membahayakan kesehatan.

Silakan baca dan simak perlahan, semoga bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Menyambung omelan para korban tren lari akibat thread saya kemarin 😁
Link terkait.
(Baca: Fakta Gelap Olahraga Berlebihan Perusak Tubuh)

"Apa iya Tuhan sejahat itu? Manusia disuruh napas pake oksigen tapi dibunuh juga pake oksigen!"

Sebenarnya malah ambivalennya oksigen itu bisa jadi cara Tuhan, kalau percaya Tuhan lho, memelihara siklus kehidupan di bumi. Lahir ke mati, pembusukan, pelapukan, pengkaratan

Proses kerusakan

Kalau gak ada itu kebayang penuh sesaknya bumi dari jaman dulu hingga kini

Lagipula tubuh juga punya mekanisme menangkal kerusakan oksigen masuk bila dirasa berlebihan. Ada enzim superoksida dismutase sebagai penangkal. Tapi pemrosesan enzim sebagai katalis, pemicu, anti kerusakan ini cukup menguras energi.

Makanya tidak sembarangan dilakukan tubuh

Reaksi ini dilakukan pada masa semisal manusia jaman dulu terengah-engah karena menghindari kejaran macan yang kelaparan.

Atau ngibrit ketakutan tengah malem ketemu cewek pake daster nongkrong di dahan pohon rimbun

Nah skenario tubuh menyikapi limpahan oksigen dalam tubuh itu berubah pasca manusia menemukan api untuk memproses makanan. Api butuh oksigen

Wassalam

Membuat manusia mengeksplorasi makanan baru, protein hewani, yang sebenarnya tidak sesuai cara kerja sistem cerna alaminya. Tapi di sisi lain, melimpahkan oksigen berlebihan dalam tubuh. Tidak lagi lewat pernafasan seperti biasa

Kini melalui makanan!

Ini contohnya. Makan protein hewani, mau gak mau harus melalui proses pemanasan. Demi keamanan. Tapi lihat apa yang terjadi? Sebelum dan sesudah dilimpahi oksigen. Putih lalu berubah menjadi kecoklatan

Bayangkan tambahan limpahan oksigen masuk dan merusak sel-sel tubuh https://t.co/5DZqI6JIEw

Nah kini kebayang gak? Di saat tubuh sudah menderita karena limpahan oksigen di luar kewajaran bertubi dari beragam sisi

Bayangkan dihajar lagi dengan lari jarak jauh yang dijadikan hobi!

Konyolnya lagi, dilakukannya di waktu yang melewati usia emas tubuh, di atas 25-30 tahun. Saat tubuh menghemat banyak upaya perbaikan kerusakan. Supaya efisien menghadapi hari tua

Dilakukannya sering pulak. Latihan 3 hari seminggu, tiap week end ikutan lomba lari jarak jauh

Ibarat tubuhnya sudah jatuh ketimpa tangga

Ada lagi kebiasaan yang menurut saya blo'on luar biasa. Mengkonsumsi banyak-banyak karbo prosesan. "Untuk sumber tenaga, kan kita lari menghabiskan banyak kalori, jadi gak ada yang jadi lemak" kata teman saya dengan mimik sok tahu

"Guo*log sisan" *mimik Asmuni Srimulat*

Memangnya efek merusak cuma kalori tidak terpakai berubah menjadi lemak? Bagaimana dengan limpahan oksigen, radikal bebas, yang merusak sel tubuh? Belum bicara gluten, belum bicara efek gula, belum bicara... ah sudahlah

Makanya kulit mereka banyak yang kusam, mengering. Signal https://t.co/GoVecZmtuG

Balik ke sisi pencegahan deh

Saya sih gak bilang menolong. Tapi ketimbang berlaku bodoh mengkonsumsi makanan model begituan dengan excuse yang lebih blo'on. Let's be smart. Konsumsilah unsur kaya antioksidan

Jarang banget saya kalau lagi nongkrong sarapan bareng para pehobi lari jarak jauh melihat mereka yang memilih makanan model begini. Gak usah bicara cara makan yang benar dulu deh

Ngeliat aja jarang https://t.co/xJx3nsUQsR

"Ah sok bule luh!"

Ya sudah. Ini yang Indonesia banget! Murah meriah. Di pasar becek melimpah! Indonesia negara tropis, bersyukurlah https://t.co/MCRrHtvuE1

Senjata rahasia saya memberikan pasokan antioksidan dalam bentuk terbaik dan termudah. Minum #AirKangen segar dari mesinnya

"Ah, tapi kan mahal!"

Giliran ngejar-ngejar event marathon ke luar kota bahkan luar negeri, harga gak mikir. Giliran ngerawat badan jadi kikir! https://t.co/6yK1P1YhNB

Ya udah



Kultwit 8, 20 November 2018
Korban Tren Lari Jarak Jauh, Mematikan Secara Instan


Profesional atlet mereka tahu dan paham atas kondisinya, terkait masa latihan, masa bertanding dan juga masa pensiun, serta ada tim penunjang mereka.

Atlet "karbitan" korban tren, berbeda visi misi nya, bahkan terkadang bias.

Betul, hidup itu seperti bertanding olahraga, jatuh bangun bangkit, tapi untuk bukan profesional atlet itu sebuah gambaran, inspirasi, bukan asal ikut mendadak  jadi "atlet".

Saya postingkan kultwit pakar Food Combining dan Yoga Indonesia Erikar Lebang membahas seputar hal terkait korban tren lari jarak jauh, semoga bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Hehe

Dari setiap korban-korban yang berjatuhan karena tren lari jarak jauh, banyak yang mention nama saya terkait kultwit yang pernah diberikan

Sebenarnya sih rada gak pas. Karena kultwit saya terkait radikal bebas, ya perusakannya tidak instan. Apalagi sampai di level mematikan, yang kebanyakan terjadi

Kerusakan yang dipicu radikal bebas lebih bersifat akumulatif. Bukan jangka pendek

Bisa juga sih, tapi mengingat korban yang dimention ke saya rata-rata usianya muda, kayaknya kasus mereka lebih ke sisi yang lebih instan kerusakannya

Koordinasi kerja jantung dan paru-paru tidak mencukupi kebutuhan untuk menempuh jarak jauh dan dengan kecepatan lari yang dipaksakan kepada tubuh

Jantungnya nyerah

Fungsi jantung mengisi darah dengan oksigen di paru-paru lalu dipompa ke seluruh tubuh. Menerima kembali yang 'habis' oksigen untuk diproses ulang. Begitu terus.

Untuk jaga kebutuhan yang sesuai, semua areal tubuh ini harus diisi dengan jumlah darah yang sesuai

Karena jika kekurangan apalagi tidak terisi, jaringan-jaringan tubuh akan mati. Bayangkan bila ini terjadi pada otak, atau bahkan jantung sendiri.

Ini alasan kenapa kalau kita menahan nafas terlalu lama, fatal akibatnya

Makanya buat para olahragawan, koordinasi kerja jantung paru-paru ini dipelihara dengan latihan intensif. Supaya untuk kebutuhan jarak jauh pun terpenuhi kebutuhan dan terjaga kondisinya

Tapi namanya manusia, organnya pasti ada masa pakai dimana dia bisa diforsir atau sudah tidak bisa. Mau dia olahragawan kek

Makanya ada istilah pensiun

Dua aspek ini, latihan dan masa pakai, yang jadi sorotan saya terkait banyaknya korban di tren lari jarak jauh. Mematikan secara instan

Kalau kerusakan akibat radikal bebas, lebih ke jangka panjang. Lebih ke sisi derita masa depan

Salah seorang teman saya korban tren pecandu lari jarak jauh, memulai hobi ini di usia 30-an. Hampir tiap ajang lomba lari jarak jauh top, dia ikutan. Nah namanya korban tren, ya jarak antar lomba bisa hanya berbeda akhir minggu berturutan

Kapan teman saya berlatih intensif untuk itu? Paling 2 kali seminggu. Sebelum atau sesudah kantor. Kalau mau race, dia tambah jam terbang latihan

Karena dia pekerja berkarir sukses dan sibuk, ya jam latihannya dipaksakan

Kebayang gak? Usia terlambat, latihan maksa, tubuh gak siap-siap amat. Dipaksa kerja keras. Ya dapet salam

Kalau suatu hari ada berita buruk tentang kesehatan dia, harusnya gak aneh

Konyolnya beberapa teman melihat lari jarak jauh ini lebih ke sisi, mental challenge, motivasi secara psikologis. "Menyelesaikan marathon adalah menyelesaikan tantangan hidup" Urusan fisik malah dinomor duakan.

Gak aneh bila, "Marathon sih selesai, hidupnya juga"

Karena urusan motivasi ini, banyak terjadi bias pemahaman. "Ah gue udah pernah selesai full marathon, berarti mental gue udah terbukti tangguh menghadapi beginian" Walhasil tanpa sadar dia mengurangi intensitas latihan

DANG

Belum lagi di sisi pengerjaan, saat menjalani lomba, badannya sudah kirim signal gak kuat, tapi pikirannya malah ke sisi "Ayo, jalan terus.. Taklukkan! Jangan hiraukan masalah, maju terus jangan menyerah"

Ujung-ujungnya jantungnya ngambek, "Gue gak kuat, bodo amat kalau kalah"

Saya bukan pelari, tapi hobi bersepeda. Dan paling keras mengingatkan teman saat bersepeda jarak jauh, kalau dia mengaku kelelahan, apalagi bila sudah mengeluh, "Kok langitnya menggelap ya?"

Wah mending jangan lanjut deh

Signal-signal begini kan seringkali diacuhkan para korban tren dan dianggap penghalang psikologis semata

Bukan jeritan tubuh yang sudah menyerah

Ya udah ah

#KorbanLariJarakJauh #TrenLari #KorbanTrenlari