Friday, October 16, 2015

Kebakaran Lahan = Penyakit Kronis



Salah satu permasalahan yang slalu terjadi setiap tahun di Kecamatan dampinganku (khususnya) dan Kalsel pada umumnya adalah kebakaran hutan/lahan yang berdampak salah satunya kabut asap, sehingga menimbulkan ketidaknyamanan dan berbagai "penyakit"

Kerusakan Alam tersebut tidak bisa diatasi secara instant, karena proses merusaknya juga telah lama... Asap tersebut hanya "Akibat" dari Sebab yg Kronis...

PENYEBAB :
"Pembukaan lahan" kemudian melakukan land clearing, pembersihan lahan dg budaya lama "mereka" adalah dengan membakar, ini salah satu penyebab utama...

Semestinya hal tersebut tidak dilakukan lagi karena...

Lahan gambut  menjadi rusak saat kebakaran, lahan gambut bisa menyimpan "sekam" api dikedalaman lahannya hingga bertahun-tahun

Lahan Gambut akan sangat sulit dipadamkan apinya, krn secara fisik di lahan atasnya bisa padam bahkan tergenang air, namun di bawahnya banyak api...

Dari lahan gambut ini saja tanpa perlu dibakar, saat musim kemarau tiba akan bisa menimbulkan api sendiri dari dalam sekamnya..

Pada musim penghujan keadaan ini hampir tidak ada masalah, karena bara tersembunyi di bawah permukaan tanah. Tetapi tidak pada musim kemarau, sehingga pemicu sedikit saja, akan berakibat besar...

DAMPAK

Kebakaran hutan dan lahan berdampak luas terhadap kerusakan lingkungan dan dampak sosial ekonomi, seperti :

Kerusakan tanaman hutan dan pepohonan, vegetasi lain dan satwa liar yang ada sebagai akibat kebakaran yang dapat menyebabkan hilangnya sumber daya genetika ( pembawa sifat keturunan) dari pepohonan, tanaman, vegetasi dan satwa liar tersebut.

Bio-fisik, adalah rusaknya sifat fisik tanah akibat hilangnya humus dan bahan-bahan organik tanah yang menyebabkan tanah menjadi terbuka terhadap panas matahari dan aliran air permukaan. Hal ini menyebabkan tanah mudah erosi dan tingkat air tanah menurun.

Kebakaran yang terjadi secara berulang dikawasan yang sama dapat menghabiskan lapisan organik serta mematikan mikroorganisme yang sangat berguna bagi kesuburan tanah.

Selain itu,
Kebakaran yang terjadi kawasan lereng didaerah hulu sungai yang berulang, berakibat menurunnya mutu kawasan yaitu menyebabkan erosi tanah dan banjir yang berdampak pada pendangkalan terhadap saluran air, sungai, danau dan bendungan.

Dampak lain dari kebakaran adalah rusaknya lingkungan, yaitu menyebabkan adanya gangguan cuaca sebagai akibat asap kebakaran yang mengganggu lapisan atmosfir

PENCEGAHAN & PENANGGULANGAN

Kerusakan yang dilakukan sudah puluhan tahun berakibat sangat kronis, cara mengatasinya tidaklah gampang, perlu usaha yang lumayan panjang...

Karena sebenarnya masalah ini berawal dari pembukaan lahan, tetapi sebagai masyarakat biasa kita tidak dapat menghentikan "pemberian iji-ijin" perusahan tersebut...

Salah satu yang bisa dilakukan oleh masyarakat mulai sekarang adalah melakukan perencanaan Konservasi lahan-lahan yg rusak terutama gambut, hasilnya mungkin akan cukup lama...
Tetapi lebih berguna dari cuma sekedar "mengeluh"...

Kunci mengatasi kebakaran hutan dan lahan  ada di perendaman (rewetting), pembuatan embung salah satu cara...

Embung akan digunakan sebagai salah satu sumber air alternatif yang digunakan untuk memadamkan api jika kebakaran lahan kembali terjadi.

Pembangunan sekat kanal dan embung air dapat menjadi salah satu jalan keluar untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan gambut yang sulit dipadamkan.

Sekat akan menjaga kadar air di lahan gambut, atau membuatnya tetap basah, sementara embung dapat menjadi sumber air saat melakukan pemadaman.

Pembangunan sekat kanal berisi air sangat diperlukan sehingga rembesan air dapat memadamkan api di lahan gambut.

Tujuan pembuatan embung ini adalah untuk menampung selama musim hujan dan persedian air selama musim kemarau. “Kalau musim hujan bisa  ditampung dan kalau musim kemarau mempunyai persedian air untuk mengatasi krisis bahan baku air bersih

Dikutip dari berbagai sumber


Analogi :
Kalau saya sederhanakan, permasalahan ini adalah ibarat penyakit parah... semacam KANKER...

Sebagai pelaku pola makan sehat Food Combining, saya melihat penyebabnya karena pola makan buruk harian selama puluhan tahun...
Untuk mengatasinya memang tidak gampang apalagi kalo telah divonis ga berumur panjang dan memasuki stadium 3 saja, bakal bikin panik...

Pengobatan dg jalan operasi, kemo dsb mungkin bisa membantu sembuh "sementara", tetapi kalau pola makan buruknya tidak diubah, jangan harap bisa sehat... sel kanker akan balik lagi bahkan membuat pasien lebih parah dan...

Mengubah pola pikir dan berdisiplin dg pola makan sehat bukan jalan instan, butuh waktu dan usaha.
Tetapi fakta berbicara, sudah banyak yang akhirnya bisa kembali sehat, sehat yang berkualitas tentunya bukan sekedar sembuh...


Note :
Perencanaan pembangunan bisa memulai dengan memasukkan cara-cara ini di perencanaan pembangunan jangka menengah...

Sunday, October 11, 2015

Antara Korban dan Pelaku Kekerasan




Semakin maraknya pemberitaan kasus kekerasan terhadap anak, membuat saya ingin menyampaikan pendapat berdasarkan pengalaman selama menjadi relawan di youth centre CMR-PKBI Daerah Kal-Sel, juga berbagai hal yang saya lihat dan dapati ntah sengaja atau tidak sengaja.

Fokus di YC memang terhadap remaja, tapi tentang kekerasan polanya berlaku sama baik terhadap anak-anak, remaja dan perempuan.

Kasus-kasus kekerasan sebenarnya sudah ada sejak dahulu kala, tetapi terbatasnya media sehingga tidak terekspos seperti sekarang ini

Ketika kita ingin mengatasi suatu masalah, maka yang pertama harus diketahui dulu apa penyebabnya, sehingga yang ideal adalah pencegahan agar jangan sampai terjadi.

Sudah banyak para pakar menyampaikan berbagai cara untuk mencegah agar tidak terjadi kekerasan, tetapi ternyata kasus kekerasan tidak berkurang juga.

Tidak tepatkah cara pencegahan tersebut? Tentu saja bagus sekali cara-cara pencegahan yang mereka sampaikan.

Tetapi digunakan atau tidak, disanalah masalahnya, sebatas dibaca atau didengarkan, tetapi pengaplikasiannya masih minim.

Saya ambil contoh, kurang harmonisnya komunikasi antara orang tua dengan anak adalah salah satu penyebab.
Para pakarpun menyampaikan agar orangtua lebih baik lagi dalam berkomunikasi dengan anak-anak mereka, harus menyenangkan, harus benar, komunikatif, dsb

Terbangunkah sudah komunikasi tersebut? Kemungkinan besar masih banyak yang belum terbangun.
Padahal komunikasi yang baik sangat berdampak signifikan.

Bagaimana anak mau bercerita tentang kesehariannya, teman-temannya, kegembiraannya, kesedihannya, dsb, apabila orangtua tidak mampu membuat anak bercerita, atau ketika anak bercerita malah dicuekin... akhirnya anak lebih senang bercerita ke " orang lain" yang bisa jadi salah satu "pelaku" nantinya.

Sebagian orang tua yang saya lihat, lebih sering mendikte anaknya, bahkan cenderung sering menyalahkan. Kamu tidak boleh ini, kamu tidak boleh itu, jangan begitu, jangan begini.

Dari sudut pandang saya, pencegahan awal dan utama harus dari dalam rumah (keluarga). Tetapi kalau dalam keluarga sendiri penyebabnya, bagaimana bisa mencegah?

Berarti tarik kebelakang, kenapa sebuah keluarga malah menjadi penyebab kekerasan terhadap anak?
Banyak kemungkinan, dari belum siapnya secara lahir batin untuk berumah tangga, sampai memang belum memahami makna berumah tangga, serta pemahaman memiliki anak karena status penerus keturunan saja.
Menikah karena dipaksa atau terpaksa, berdampak juga akhirnya terhadap anak-anak mereka.

Jadi, bagaimana orang tua mau mengajarkan agar anak bisa asertif, kalo orang tuanya sendiri tidak paham apa itu asertif.

Bagaimana anak bisa diberi pengetahuan dan keterampilan untuk menjaga diri serta kemampuan berfikir kritis. Kalau setiap anak berpendapat tidak didengarkan.

Bagaimana bisa membuat anak merasa berharga dengan dirinya, kalau orang tuanya sendiri sering menyalahkan mereka.

Ini baru satu contoh lho, masih tentang komunikasi.
Bagaimana dengan cara pencegahan lainnya...????!!!!

TENTANG KEKERASAN
Kata kekerasan terjemahan kata violence, artinya suatu serangan terhadap fisik maupun integritas mental psikologis seseorang.
Kekerasan itu banyak bentuknya, dari kekerasan fisik, kekerasan seksual, kekerasan ekonomi, kekerasan psikis, dsb.

Saya ambil contoh kembali, yang sedang hangat sekarang berawal dari kekerasan seksual, sampai berujung pembunuhan

Saya bahas dari sisi pelaku, dampak dari dorongan seksual yang tidak bisa dikontrol juga dampak pemakaian narkoba, membuat pelaku begitu tega memperkosa dan membunuh karena si korban yang tidak bisa dikendalikan.
Berbeda dengan korban sebelumnya, yang tidak sampai dibunuh, yang bisa jadi si korban masih bisa dikendalikan pelaku.

MENGAPA SAMPAI BISA TERJADI PEMERKOSAAN?

Sejak zaman dulu pelecehan seksual dan pemerkosaan sudah sering terjadi. Faktor penyebabnya ditengarai adalah rasa dorongan seksual yang tidak dikendalikan dengan baik, dan kuatnya budaya patriarkhi yang beranggapan bahwa laki-laki lebih berkuasa, sehingga perempuan dianggap sebagai kaum lemah, harus patuh nurut.

Sekarang ini, kasus tersebut semakin banyak terjadi ditengarai selain hal-hal tersebut, juga sebagai akibat pengaruh tontonan dan bacaan yang penuh kekerasan dan relasi timpang.

Kurangnya edukasi kesehatan reproduksi membuat seseorang tidak dapat mengelola dorongan seksnya dengan baik,  maka hal ini menimbulkan perilaku yang salah sebagai cara penyaluran dorongan seksualnya.

BAGAIMANA MENCEGAH KEKERASAN?

Pencegahan tindak #Kekerasan menurut saya bisa dilakukan agar tidak terjadi korban dan juga pencegahan agar tidak bertambahnya para pelaku".

Disini saya lebih fokus pada kurangnya bahkan tidak didapatkannya pengetahuan #KesehatanReproduksi, #PendidikanSeks, #SexEducation, yang baik dan benar sehingga berdampak besar " melahirkan" korban & pelaku.

Banyak pakar menyampaikan, para pelaku kekerasan sebenarnya dulunya juga adalah "korban". Karena tidak atau kurang maksimalnya penanganan terhadap "mereka" akhirnya berbalik arah "mereka" menjadi "pelaku".
Yaaa, pada dasarnya semua manusia itu memang baik, dilahirkan masih suci tanpa sehelai benangpun, yang membedakan hanya pada perbedaan biologis (alat kelamin)

Orang tua nya lah yang pertama akan mencoretkan tinta berwarna apa kepada anak-anaknya. Sehingga konsep awal anak akan seperti apa dan menjadi apa, (ekstrimnya, korban atau pelaku atau bukan keduanya) akan tergambar.

Tugas orang tua bukan hanya sebatas fisik (mencukupi kebutuhan makan, pakaian, mainan), tetapi juga orang tua harus memberikan kasih sayang tulus, membekali anak-anaknya dengan pengetahuan, keterampilan menjaga diri, memberikan ruang berfikir kritis, dan juga membuat anak merasa berharga.

Berat sekali kah tugas orang tua!?
Harusnya tidak, kalau sebelumnya sudah memahami dan membekali diri, juga terus memperkaya diri dengan pengetahuan.

Apa yang akan terjadi pada seorang anak kecil polos tidak berdosa, ketika setiap hari "mereka" melihat orang tua nya bertengkar, bahkan terjadi kekerasan dihadapan mata mereka?! (Kemungkinan menjadi korban atau pelaku?!)

Apa yang akan terjadi pada anak kecil polos tidak berdosa, kalau sering kali "mereka" terutama perempuan diberitahu untuk slalu nurut manut,  tidak boleh membantah, tidak boleh kritis, tidak boleh berkembang diluar sana, tinggal dirumah saja, dsb,  intinya jangan "neko-neko"
(Menjadi korban atau pelaku?!)

1 contoh kasus ;
seorang remaja putri kelas 1 SMA, telah beberapa kali mengalami aborsi. Anak ini sangat pendiam, terlihat santun, berjilbab, dan sangat penurut.
Tetapi dibalik itu, dia tidak bisa bersikap aserti ketika dipaksa berhubungan seksual oleh pacarnya.

Contoh kasus lain ;
seorang anak yang telah dilecehkan pamannya sendiri, mengadukan ke orang tuanya, tetapi malah tidak ditanggapi dan dianggap bohong, sampai akhirnya si anak menjadi stress.

Dan banyak kasus lainnya.


Pengalaman saya beberapa tahun silam di Youth Centre CMR-PKBI Daerah Kalimantan Selatan, diantara banyaknya konseling yang masuk, rata-rata remaja yang konseling, kebingungan masalah kespro karena malu bertanya pada orang tua mereka dan kalaupun ada yang bertanya, orang tua mereka malah menjawab ”tabu” untuk dibicarakan (bisa jadi karena orang tua mereka sendiri tidak paham tentang kespro). Jadi apa yang mau dijelaskan?

Bertanya pada gurupun juga lebih malu lagi dan ketika ada guru yang mereka suka dan percayai, guru tersebut juga belum tentu tahu betul tentang kespro.

Akhirnya teman sebayalah tempat mereka curhat, yang belum tentu juga lebih paham dari orang tua dan guru mereka.

Hasilnya adalah kesalahpahaman informasi, membuka situs-situs porno dsb, dan mencoba hal-hal yang belum saatnya, dan juga melakukan tindak kekerasan lainnya.


Penyampaian informasi mengenai kesehatan reproduksi hendaknya diberikan mulai dari rumah oleh orang tua.
Orang tua hendaknya menciptakan suasana hormat, keakraban dan keterbukaan bukan ketakutan. Sehingga tercipta dialog yang baik antara orang tua dan anak-anaknya.

Setiap orang membutuhkan pendidikan seks karena akan memberikan bekal pengetahuan pada seseorang agar lebih memahami dirinya sendiri, sehingga mampu menjaga kesehatannya dengan lebih baik. Dan mengambil keputusan yang terbaik untuk hal-hal yang dengan seksualitasnya.

Akan lebih baik jika pendidikan seks diintegrasikan dalam kurikulum. Sebab kenyataannya, tanpa disadari setiap orang perlu memahami segi seksualitasnya.

Bagi orang tua, pendidikan seks sangat perlu karena jika orang tua kurang memamahami pengetahuan ini maka ia tidak dapat menjelaskan atau tidak tahu bagaimana cara mengkomunikasikan kepada anak-anaknya.

Bagi anak & remaja membutuhkan pengetahuan tentang seksualitas karena mereka memerlukan informasi yang baik dan tepat agar mampu mengambil keputusan yang tepat yang berkaitan dengan seksualitas.

Diambil dari modul Kesehatan Reproduksi PKBI Pusat dan berbagai sumber lainnya

#KesehatanReproduksi #SexEducation #KekerasanSeksual #KorbanKekerasan #MeToo

Sunday, October 4, 2015

Barometer Kesehatan adalah "Perut yang Lapar"



Ada beberapa pertanyaan masuk ;

Tentang porsi yang benar itu seperti apa di Food Combining?
Apakah sepiring? 2 piring? 3 piring? sebaskom? atau segelas? 2 gelas? sebotol? Atau seberapa?

Jam berapa baiknya makan ini? Jam berapa boleh makan itu? Bisa ga makan ini setelah jam itu?

Kenapa dalam FC makannya harus diatur-atur gitu?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut, dalam penjelasan seputar juklak FC, sebenarnya sudah tersurat & tersirat.
Dalam FC tidak ada hitung-hitungan porsi maupun kalori. Makanlah ketika perut kosong atau lapar, berhentilah ketika kenyang.

Ketika tubuh memberi sinyal lapar, segera beri asupan sesuai ritme sirkadian, jangan ditunda apalagi dicuekin...
Ketika tubuh memberi sinyal kenyang, berhentilah, jangan teruskan.
Karna hal-hal tersebut akan menyiksa pencernaan kita...

Kalo menurut dokter Shinya, Barometer Kesehatan adalah "Perut yang Lapar"

Memilih bahan makanan yang baik, dan sekaligus juga berhati-hati untuk menjaga " kebiasaan makan teratur", sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan.

Kebanyakan orang berusaha makan dg menetapkan waktu, misal sarapan jam 7 pagi, maksi jam 12 siang, lalu jam 3 sore kudapan, serta sekitar jam 6 makmal.

Usaha seperti ini pun tidak bisa dinilai buruk, tetapi yang lebih penting adalah " makan setelah betul-betul merasa lapar". Makan meskipun masih belum lapar - tapi hanya karena sudah waktunya - sama sekali bukanlah cara yang bagus.

Jika organ pencernaan sehat, dalam jangka 3-4 jam setelah makan, makanan akan tercerna, dan kita merasakan "perut lapar" . Karena itu, orang yang sehat, bukan orang yang makan dengan mematok jam-jam tertentu, melainkan orang yang merespon rasa laparnya dan langsung makan, dan sebagai hasilnya, ia makan pada jam-jam yang hampir sama setiap harinya, atau dengan kata lain menjalani pola makan teratur.

Andaikata anda tidak merasakan lapar saat lambung mestinya kosong, tandanya organ pencernaan sudah melemah, atau dengan kata lain, anda harus memikirkan sebagai akibat kekurangan enzim. Terutama bagi anda yang tidak merasa lapar ketika bangun pagi, anda boleh yakin bahwa jumlah enzim tubuh anda tidak mencukupi.

Perasaan lapar itu sesungguhnya barometer kesehatan.
Sebaliknya, bagi anda yang meskipun makan melulu dan terus-menerus merasa lapar, sehingga terlalu banyak makan, anda pun sedang mengalami kekurangan enzim.

Bagi orang-orang yang bermasalah seperti ini, tindakan yang paling efektif adalah " banyak-banyak mengunyah".

Orang yang tidak merasakan perutnya lapar, dg cara ini dapat mengurangi beban lambung dan ususnya sehingga bermanfaat untuk menghemat enzim tubuh

Pun orang yang terlalu banyak makan, dg cara ini maka pencernaan dan penyerapan akan membaik, sehingga unsur gizi yang tidak bisa diproses dg baik selama ini menjadi dapat diserap tubuh.

Sebagai patokan jumlah kunyahan, minimal 30 - 50 kali, untuk makanan alot dan sulit cerna kira-kira 70 kali. Idealnya sampai makanan menjadi sangat lunak, tidak bisa digigit oleh gigi dan dengan sendirinya tertelan ke kerongkongan.

Mengenai jam makan, satu hal yang hendaknya anda perhatikan, yaitu menyelesaikan makan saat matahari masih ada. Terutama perhatikan jam makan malam.

Apabila makanan masih tersisa didalam perut saat tertidur, bisa-bisa terjadi arus balik, dan berisiko terkena radang paru-paru dan sindrom apnea tidur.

Meskipun tidak menjadi seserius itu, bila tidur dengan makanan tersisa dalam lambung, lambung jadi tidak enak, kualitas tidur pun terganggu, dan karena keletihan tubuh tidak hilang seluruhnya, dan menjadi rasa lelah yang tak kunjung pergi.

Dikutip dari buku Terapi Enzim, Prof. Dr. Hiromi Shinya, MD


Sempat dan sengaja berdiskusi dg pakar Food Combining Erikar Lebang seputar hal ini, karena ini cukup meresahkan saya...
Saya copaskan dimari...
Seperti sering beliau kulwitkan, Hidup sehat itu basisnya rutinitas sesuai aturan

Misal ada pertanyaan, habis cheating nih, mau netralisir, boleh ga  ngejus sayur diluar waktu cerna aka sudah masuk waktu serap?
Ngejus sayuran dg tujuan netralisir cheating ya jelas ngawur, Itu kan tindakan sesekali


Kemudian, ada lagi pertanyaan, perutku sudah kenyang nih, tapi blom konsumsi jus sayur untuk malam ini, ga ketabung dong enzim saya, gmn nih?

Tujuan ngejus sayur untuk nabung enzim, sedangkan saat itu perut sudah kenyang...
Alasan nabung enzim juga sesuatu yang berlebihan, apa yang mau ditabung kalau pencernaannya disiksa duluan?

Sebaik apapun itu, malah akan menyebabkan rusaknya keseimbangan secara keseluruhan.
Konsumsi berlebihan dan ketimpangan pada satu hal saja, sama buruknya dengan kekurangan hal yang diperlukan.


‪#‎FoodCombiningItuGampang‬ ‪#‎FoodCombining‬ ‪#‎Lapar‬

Happy SaBu All :D


Gambar diambil dari PP Suhu EL