Sunday, May 10, 2015

Aku Pilih Sehat dengan Food Combining




Terkadang lucu ketika aq dibilang aneh dan ribet oleh sekitar karna pola makan sehat Food Combining (yang jalanin sapa yang ribet sapa?)... karena aq sendiri ga rempong  ketika melihat isi piring makan mereka yang jelas aq tau itu ga sehat.. itu pilihan... aq dg pola makan sehatku kamu dg budaya makanmu sendiri...

Pernah ada yg bilang kasian banget kamu Dea ga bisa menikmati hidup karena makan aja diatur, pagi cuma sarapan buah, maksi n makmal menunya lebih banyak sayuran dari nasi trus ga ada ikannya cuma tempe tahu, sore ngudapnya sayuran ckckckck... mirip kambing kamu Dea...

Aq senyum dan jawab : sapa yang bilang aq ga menikmati hidup dikarenakan pola makan sehatku? Dari dulu aq sangat menikmati dan berusaha slalu bersyukur dg hidup ini, setelah berefceh aq semakin bersyukur dan sangat menikmati hidup.. kenapa? Karena aq ga sakit lagi (kcuali bablas cheating n tenaga terlalu diporsir :p), aq juga ga perlu nelan obat-obatan apapun lagi dan yang paling asik sesekali aq tetap bisa makan makanan ga sehat tapi enak, hahaha... :p...

Ini terjadi ga hanya 1 ato 2 kali, tapi sering... apalagi kalo baru bertemu dg "mereka" yang rempong. Mulutnya sok nasehatin tentang kesehatan tapi sambil ngelap ingus n batuk-batuk...

Terganggukah diriku? Diawal memulai FC, iya... terjadi debat dan aq mengeluarkan penjelasan ttg FC panjang lebar tapi hasilnya : nihil... kenapa aq ngotot, karena saat itu ilmu FC ku masih dangkal jadi mudah terpancing ketika ada yang meremehkan FC, juga terlalu PD ingin berbagi kebaikan padahal orang ga butuh...

Tetapi makin aq memperdalam tentang FC semakin aq memahami dan menyadari, benar sekali kalimat bahwa sehat itu pilihan. Bahwa hanya yang berpikiran terbuka yang mampu membuka pola pikirnya.. akhirnya keluar ilmu lamaku "cuekin" kcuali orang serius nanya dan mau ikut FC baru kamu jelasin Dea...

Sampai ketika "mereka" datang sendiri ingin memulai  "hidup sehat" dg FC... tapi masih ada beberapa yg  takut-takut untuk datang kepadaku (khawatir aq cemooh n ketawain balik, padahal ga bakal aq ngelakuin itu, justru aq senang sekali kalo bisa berbagi).

Aq dapat ilmu ini gratis tanpa harus sekolah dulu, tanpa ikut seminar ini itu dan tanpa bayar mahal, cuma bermodalkan pulsa internet berguru dg orang yang kabarnya "jutek" :p. Tapi ternyata ga jutek kok kalo nurut aq sih yaa... lebih pada  pengen "mereka" yang  belajar FC itu jadi cerdas dan mandiri...
Pikir aja sendiri, belajar dan berguru tanpa ketemu "fisik" kalo ga rajin baca mana bisa ngerti...
Selain itu pola makan sehat FC ini bukan pengobatan yang setelah sembuh dari sakit trus bisa balik kekebiasaan buruk masa lalu, tapi ini untuk tujuan sehat sejati dan dijalanin seumur hidup. Kalo ga mandiri dan ga paham dasar sendiri maka akan cepat nyerah, ngeluh n bosan...

Makanya di FC itu asik karena sesekali aq masih bisa cheating konsumsi makanan diluar juklak, yaa kangen-kangenan dg masa lalu :p...

Tapi gegara cheating, ada orang yang bilang kalo FC ga bisa menjadi pola makan untuk orang yang sakit parah semacam kanker, jantung, dsb...
Betul, kalo kondisi parah harus radikal ga bisa cheating-cheatingan, harus FC rawfood...
Hhmm... tapi bisakah orang yang punya kebiasaan makan dg budaya "Indonesia" langsung begitu saja merubah pola makannya tanpa proses? Seperti membalikkan telapak tangan?

Mungkin ada 1 ato 2 orang dan mungkin karena tersiksa penyakit jadi terpaksa menjalani tapi ketika dia berangsur baik ada kemungkinan akan kembali kekebiasaan lamanya dan bablas karenanya...

Semua perlu proses ga bisa instan dan itu harus dipahami langsung oleh yang bersangkutan, bukan karena bujukan saran n motivasi sekitar yg membuat ketergantungan.. Tapi atas dasar motivasi dirinya sendiri sehingga mampu memilah dan memilih serta membuat keputusan tepat buat dirinya. Sekali lagi pola makan ini seumur hidup makanya harus menyenangkan ketika melakukan...

Karena ilmu ini bukan formal pernah ada yg ngebahas dan mengingatkan aq agar hati-hati akan berbahaya melakukan yang ga diajarkan di sekolah kesehatan formal, apalagi cuma didapat dari dunia maya ga nyata dan ga tau seperti apa orang yg aq anggap GURU tsb...

Hati-hati perlu tapi selama ini aq sudah melakukan pengobatan ini melakukan pengobatan itu dari "mereka" yang sekolah formal "kesehatan", tapi apa hasilnya?! Aq malah di vonis ini itu...

Sekarang ada hal yang mencerahkan dan masuk logikaku kenapa tidak aq coba saja tanpa target macam-macam deh. Berhasil syukur ga berhasil ya berarti belum saatnya.. Ga ada ruginya tapi bisa jadi dapat keuntungan..

Sampai akhirnya fakta berbicara dan mitospun tersingkir, begitu banyak yang aq peroleh ketika merubah pola makanku...

Almarhum Abah pernah menasehati, melakukan apapun harus fokus, berguru mencari "ilmu" harus benar-benar dipilih, karena ketika kamu sudah memilih harus kamu yakini dan percayai serta jalankan ilmunya. Dan ingat, kamu harus ijin dan berilmu dulu sebelum ikutan menyebarkan ilmu tersebut...

Makanya kenapa aq sering melampirkan tulisan "suhu" ku dan sesekali melampirkan tulisan dari buku rekomendasinya juga... paling tidak ada mata rantai yg ga terputus dan apa yang dibagi bisa dipertanggungjawabkan...

Belajar belajar dan terus belajar biar ga cuma ikut-ikutan dan ngasal berbagi...
Aku memilih Food Combining untuk sehat :D










Sunday, May 3, 2015

4 Hari 3 Negara (Hongkong, Shenzhen, Macau)

Enam bulan menyiapkan perjalanan kali ini, berharap lebih terencana dari perjalanan sebelumnya karena beberapa teman dari grup BD yang mengajak untuk bersama-sama jadi harapannya kita bisa berbagi.

Diawalin dengan sering-sering pantengin internet mencari tiket murah sesuai tanggal yang telah mereka pesan 15 April – 21 April 2015. Sampai akhirnya dapat tiket seharga rp 2.092.900 PP Jakarta – Hongkong dengan transit di KL. Karena aku tidak punya cc akhirnya minta bantuan sebuat travel untuk pemesanan di AA dg bayar administrasi rp 35.100 jadi total tiket PP Jakarta – Hongkong rp 2.128.000,-. Jam penerbangannya berbeda dengan mereka tapi aku tidak masalah jalan sendirian sampai nanti kami bertemu di Hongkong.

Berikutnya kami mulai mencari tempat menginap yang starategis tapi murah hehehe, dan akhirnya kami mendapatkan sebuah apartemen untuk 4 orang seharga rp 580.000/malam di daerah Sham Sui Po.

Kemudian kami pun mulai mencari-cari informasi tempat mana saja yang akan kami datangi selama berada disana.

Mendekati waktu keberangkatan, kami menukar uang dari rupiah ke Dolar Hongkong dan RMB. Aku sendiri menambahkan menukar rupiah ke $ agar kalo harus tukar disana tidak akan jatuh.
Sampai akhirnya waktu yang dinantikan datang… perjalanan dimulai…

Banjarmasin – Jakarta – KLIA2 – Hongkong, 15 April 2015
Bawaanku sengaja tidak banyak agar tidak perlu beli bagasi, hanya 3 potong atasan, 1 stel pakaian rumah, pakaian dalam secukupnya, peralatan mandi dimasukkan ke wadah-wadah kecil, kalau ditimbang tidak sampai 7 kg jadi pasti lolos masuk cabin.

Karena perjalananku lumayan panjang dari Banjarmasin – Hongkong jadi aku sengaja bawa bekal, buah-buahan yang mudah dibawa dan tidak susah kupas untuk sarapan, nasmer + sayuran segar untuk maksi dan makmal. Sebagai pelaku Food Combining aku berharap nantinya tidak perlu cheating agar perjalananku tetap menyenangkan.

Dari Banjarmasin menuju Bandara Syamsudin Noor ditempuh sekitar 45’, penerbangan dari Banjarmasin – Jakarta sekitar jam 10.55 am dan wow… Lion tepat waktu.. sampai Soekarno Hatta Internasional sekitar jam 11.40 am… Alhamdulillah…

Dari Terminal 1A aku naik shuttle bus menuju Terminal 3, penerbangan selanjutnya masih lama sekitar jam 06.35 pm. Sengaja ambil penerbangan pagi dari Banjarmasin dengan perhitungan kalau-kalau terjadi delay dan aku bisa santai tidak perlu terburu-buru.

Sambil menunggu penerbangan selanjutnya aku ketemuan dengan member FCI yang nitip beli batu di Martapura.

1 jam sebelum penerbangan aku masuk ruang tunggu, cek in sudah kami lakukan lewat online jadi tidak perlu ke counter AA lagi. Tapi aku lupa habiskan air minum, dan disitalah air minumku hiks… oleh petugas aku dipersilakan kalo mau habiskan air minum tersebut (mampus kembung dong langsung negak 1 liter :p ). Sambil perlahan minum semampunya saja aku lihat banyak barang sitaan terutama bentuk cairan yang lebih dari 100 ml, (ada shampoo, pengharum pakaian, sabun mandi, dll).

Sampai KLIA2 hampir jam 10 pm, nyari tempat buat nginap dimana sebelumnya aku sudah bertanya dengan teman orang Malaysia dan juga dari postingan member BD yang sering nginap di KLIA2. Makmal pertamaku telat banget tapi lumayan dapat tempat nginap gratis di ruang tunggu transit KLIA2 yang dekat dengan toilet dan mushola. (rombonganku sudah sampai apartemen di Hongkong).

Sekitar jam 07.30 am pesawat berangkat menuju Hongkong, penerbangan sekitar 3 jam lebih. Akhirnya sampai Bandara Hongkong… blom santai karena harus melewati imigrasi yang antriannya saat itu panjang dan berharap tidak dipersulit.

Sampai giliranku ternyata ada masalah karena petugas imigrasi ngecek pasporku pake ke dalam ruangan dan aku disuruh nunggu… phiuuuhh… (jangan kena random cek deh). Syukur tidak lama, cuma ditanya sapa nama saudara perempuanku dan aku sudah bisa melenggang masuk Hongkong… yeyyy… Hongkong nih hehehe…

Hongkong, 16 April 2015
Sampai diluar aku beli octopus card di counter khusus seharga HKD 150 (HKD 50 buat jaminan, 100 isinya) dan juga mengambil peta Hongkong, awalnya mau ambil lebih dari 1 tapi karena ada petugas yang ngasih senyum manisnya, aku jadi ga enak hati ntar dikira maruk :p…

Enaknya jalan dengan rombongan itu karena mereka sudah duluan sampai Hongkong jadi tinggal kasih petunjuk kepadaku untuk naik bis nomor berapa dan berhenti di bus stop apa agar nyampai dengan selamat di apartemen.

Tidak susah karna sudah dikasih petunjuk, aku nemu terminal bus E21 yang akan membawaku ke apartemen, nunggu beberapa menit bus pun datang tempel octopus card dan bilang dengan supir tempat aku berhenti di Yan Chew Street dan si supir menunjukkan layar diatasnya agar aku melihat disana. Ok, pak.. sapa tahu saya ketiduran hehehe…

Ini supir nyetirnya kayak film-film Hongkong mafia, sumpah ga ngerti ngejar apa sih pak… jalanannya sudah muter-muter kayak di Puncak trus ngelaju sampai aku hampir terlempar dari tempat duduk, aku sampai lemas dan muntah :( 

Dan benarkan habis muntah aku ketiduran, syukur nih supir neriakin kalau aku sudah sampai, tapi karna kaget bangun bukannya langsung turun di pintu turun aku malah nuju supir nempelin octopus card wkwkwkwkw…

Turun di bus stop aku serasa berada di Tenabang atau Mangdu, banyak toko dan orang lalu lalang. Mana nih temen-temen yang katanya mau jemput aku? Jangan-jangan salah turun… mana tulisannya banyak “cacingnya”… sambil mengembalikan diri kedunia nyata aku ikut duduk disamping toko dimana orang-orang pada duduk. Buka hp ternyata ada wifi gratis dan langsung bbm grup nanyain dimana mereka? Ternyata mereka ketiduran karna nungguin aku hiks… aku mau pingsan nih gegara supir mafia ngejar Jackie Chan, cepetan jemput yaa…

Akhirnya kita ketemuan di dunia nyata setelah 6 bulan hanya komunikasi di grup bbm, ada Cindy,  Dharu dan si Bungsu Ayu. Mereka ngambil dan bawain semua tas aku dan ngajak ke semacam mall untuk nyari makan. Mereka tau aku fcer, jadi pencarian tempat makannya diharapkan yang ada sayuran. Tapi emang susah sudah keliling ga ada seperti yang diharapkan juga masih khawatir apakah halal. Akhirnya kami pilih KFC karena ada menu nasi ayam sayur dan nasi jamur. Jadi ntar barter, ayamnya aku kasih ke mereka, dan karena mereka tidak suka sayur ya sayurnya ke aku gkgkgk…

Sampai apartemen ternyata memang benar strategis, ga jauh dari bus stop, dekat dengan pasar dan dekat juga dengan MTR. Kita makan bersama sambil cerita pengalaman dihari pertama dan setelah nanti aku mandi dan rehat bentar kita rencana mau ke Mongkok tepatnya Ladies Market dan melihat sympony of the light at Avenue of the star…

Secara ga tertulis karena Cindy paling preper dan sudah nyiapin itinerary, dialah yang jadi coordinator kami dalam perjalanan ini, yang lainnya pada ngikut kearah mana dia bawa kami.

Pertama kami ke Ladies Market, disini tempat belanja favorit dan katanya lumayan murah tapi harus bisa nawar kalau ga dapat mahal juga.

beberapa poto di Mongkok, Avenue of star dan Canton Road


Karena niatku jalan ke LN nyari sesuatu yang beda dengan kampung halaman juga ga ingin membebani bagasi jadi belanja memang ga ada dalam list ku (jangan pernah berharap aku bawa oleh-oleh kcuali poto dan cerita :p). Aku cuma cuci mata dan ngeliat mereka kalap belanja. Sampai akhirnya kita terpisah, aku dengan Cindy, Dharu dengan Ayu. Aku sudah biasa solo backpacker, Cindy pun terlihat berani jalan sendiri, nah gimana nih Dharu dan Ayu ? agak khawatir kemana mereka…

Sampai akhirnya kita ketemuan lagi di tengah jalan dan melihat ada iklan makanan halal dan veggie. Setelah mereka selesai belanja, kita sepakat nyari tempat makan tersebut mengikuti anak panah. Awalnya kita cuma pengen cek tempat dan harga dulu, kalo sesuai kantong baru makan (maklum kita memang berencana backpacker sehemat mungkin gkgkgk), tapi di tengah jalan nuju tu tempat kita dicegat pegawai tempat itu dan langsung digiring eh dibawa ke rumah makan itu. Ternyata rumah makan yang lumayan mahal, salad seperti gambar yang isinya cuma sedikit sayur HKD 45. Ya sudahlah, dinikmati walau rasanya menurutku biasa aja, enakan salad bikinanku hehehe.


Salad HKD 45


Selesai makan kita menuju MTR untuk tujuan berikutnya avenue of star untuk melihat pertunjukan spektakuler symphony of the light. Hampir jam 08.00 pm ketika kami sampai dan sudah penuh orang untuk nyari tempat yang strategis. Tepat jam 08.00 pm pertunjukan gratis ini pun dimulai, wah… ternyata memang spektakuler dan aku sempat mengabadikan walau tangan lumayan cape pegang kamera sampai pertunjukan selesai.

Setelah puas disana kami kembali pulang ke apartemen, dan aku pun senang karena melewati pedagang buah dan sayur. Walau harganya jangan pernah dibandingkan dengan rupiah tapi bisa buat bekal besok ke Shenhzen China. Hari pertama tidak terlalu cape karena cuma 2 tempat dan juga baru jalan jadi badan masih segar.

Shenzhen China, 17 April 2015
Hari kedua tujuan kami adalah Shenzhen China, kami naik MTR dengan beberapa kali ganti kereta dan tujuan sesuai peta, kalau dihitung sekitar 1 jam an kita sampai perbatasan. Untuk masuk Shenzhen kita harus dapat apply  Visa on Arrival (VOA) dulu. Sebenarnya kita sudah liat petunjuk Visa Office di lantai 1 tapi untuk menyakinkan kita tanya petugas, nah disini terjadi salah paham antara temenku dengan petugas. Temenku tanya dimana tempat apply visa, si petugas malah nyuruh kami tunggu disitu buat dijemput tour guide. Kita jadi bingung, mau langsung naik tapi si petugas malah nyuruh tunggu. Kita mau isi kartu imigrasi juga di larang, ini apa sih. Hampir 1 jam disana jadi sebel dan buang waktu, kita coba cari petugas lain untuk ditanya dan ternyata si petugas pertama mengira kami ini pelajar yang nunggu rombongan ke Shenzhen, walahhhh muka kita pada awet muda yaa jadi dikira masih pelajar :p.

Kami naik ke lantai 1 dan ternyata pengisian formulir mudah saja dan cuma nunggu antrian sebentar serta bayar sekitar 168 RMB paspor kami pun sudah ditempelin Visa.

Keluar imigrasi kami menuju money changer untuk tukar uang ke RMB dan ratenya bagus  tidak seperti di Hongkong yang jatuh. Aku tukar $ ke RMB, temen-temen tukar HKD ke RMB. Kami tukar secukupnya untuk masuk window of the world dan buat makan serta transportasi.


Tujuan utama kami di Shenzhen memang ke window of the world untuk melihat miniatur ikon seluruh negara di dunia dengan bayar tiket sekitar 180 RMB. Temen-temen ku pada semangat harus bisa keliling semua tempat dalam 1 hari ini, aku bilang ini tempat lebih luas dari Dupan. Di Dupan aja ga cukup sehari keliling apalagi disini, jadi kita list aja tempat yang wajib didatangin agar tidak terlalu cape, tapi mereka tetep pengen semua didatangin. 

Akhirnya disini aku telat makan dan cape banget, ini juga karena hari pertama aku kedatangan tamu bulanan bikin tambah drop. Nemu tempat makan memang tapi rasa makanannya bener-bener ga enak, akhirnya aku putuskan cuma kunyah sayuran yang aku bawa dari apartemen daripada muntah dengan rasa yang ga enak.

Masuk malam kita memutuskan keluar karena khawatir pulangnya terlalu malam karena harus melewati imigrasi lagi. Akhirnya teman-teman baru merasakan lapar dan kami mencari tempat makan disekitar WoW dan memutuskan KFC kembali, tetapi ternyata KFC di Hongkong beda menunya dg KFC di Shenzhen, ga ada nasi sayur lagi... (2x kali makan junkfood dan cheating)

Perjalanan kembali ke Hongkong masih panjang dan kakiku pun bertelor. Sampai apartemen aku rendam kaki di air hangat sambil ngunyah sayuran dan minum air hangat dengan perasan jeruk nipis berharap jangan sampai sakit akibat junkfood dan terlalu memporsir tubuh.

Macau, 18 April 2015
Hari ini tujuan kami adalah Negara Macau, sebelumnya kami sudah beli tiket feri menuju Macau di travel. Sama seperti ke Shenzhen perjalanan panjang dimulai dari bus stop menuju pelabuhan/terminal feri kami lakukan dengan jalan kaki yang lumayan jauh. Pelabuhannya berada di sebuah gedung seperti mall dan ternyata kartu tiket feri kami harus ditukar dulu di loket penjualan sesuai feri yang kami pilih.

Kendala bahasa terjadi kembali disini, petugas loket bertanya jam berapa kami ingin pulang dari Macau, karena kami ingin bermalam minggu di Macau maka kami bilang jam 09.00 pm. Petugas bilang tidak ada, jam itu hanya feri dari Macau menuju Taipeh dan dia mengembalikan kupon kami. Kami jadi kaget dan bingung kok kupon kami dikembalikan, Hampir berpikir kami ditipu oleh travel yang menjual tiket, kami pun berdiskusi dan mencoba antri di loket lagi tapi di petugas lain yang lebih bisa berbahasa Inggris.

Ternyata benar cuma terjadi salah paham karena kendala bahasa, petugas sebelumnya tidak menjelaskan kalo feri mereka hanya ada jam 07.30 pm untuk kembali ke Hongkong. Harusnya si petugas tidak perlu bertanya lagi jam berapa kami ingin pulang, langsung kasih tau saja berangkat ke Macau jam 11.00 am dan jam pulang 07.30 pm, selesai deh ga perlu panjang kali lebar sama dengan bikin bingung.

Sambil menunggu kami pun ke money changer menukar uang secukupnya ke MOP karena ada rencana ingin mencoba makan kue khas Macau yaitu Portugal egg tart dsb. Money changer disini juga bagus ratenya sesuai dan tidak bikin jatuh. Kemudian kami mencari tempat makan untuk bekal selama di Macau karena yang kami baca susah nyari tempat makan halal disana. Kami pun memutuskan beli di McD. Buah dan sayuran tetap ada dalam tas bekalku sebagai pembentuk basaku.

Ruang tunggu feri disini bagus seperti ruang tunggu di Bandara dan feri nya pun keren dengan tempat duduk yang lumayan enak juga dengan toilet yang keren.

The Venetian

Sekitar 1 jam kita sampai Pelabuhan Macau, kemudian kita naik bis hotel the venetian gratis sampai hotel mereka. Bangunan hotel disana keren-keren deh, artistic dan bikin kita ga berhenti jeprat jepret hehehe… kita juga masuk kasino (cuma cuci mata) tapi jangan coba-coba poto disini karena bakalan dimarahi karena memang dilarang ambil poto di kasino. Dan kembali kami terpisah disini, aku bersama Cindy sedangkan Dharu bersama Ayu. Aku dan Cindy sudah kirim pesan di grup BBM kami tapi tidak ada respon dari Dharu dan Ayu.

Ketika diluar kami akhirnya bertemu kembali dengan Dharu dan Ayu, selesai jeprat jepret di Venetian kami pun nyebrang menuju Hotel City of Dreams dan ikut naik bis nya menuju kota dan sekali lagi gratis. Tujuan kami adalah tetep bangunan-bangunan bersejarah di Macau terkhusus Ruins of St. Paul’s.


Hotel City of Dreams n Tuins of St.Paul's


Ternyata dari bus stop menuju Ruins of St. Paul’s lumayan jauh ditempuh dengan jalan kaki dan berjejalan pula dengan pengunjung lainnya sepanjang jalan (kayak habis nonton bioskop desak-desakan) sehingga cukup makan waktu membuat kami tidak bisa kebanyak tempat.
Ruins of St.Paul's

Sepanjang jalan menuju Ruins of St. Paul’s banyak toko-toko menawarkan makanan dan panah jalan lumayan membantu. Aku liat kelakuan banyak pengunjung mencoba semua makanan yang ditawarkan pegawai toko sampai akhirnya ga perlu beli karena sudah kenyang sepanjang jalan nyobain hehehe…

Sampai Ruins of St. Paul’s ternyata makin banyak orang dan bener-bener berjejalan, jangan harap bisa poto sendirian karena pasti ada orang di belakang. Aku malas naik tangga yang tinggi jadi duduk-duduk saja sambil ngunyah bekal makanan dan melihat ada yang jual Portugal Egg Tart, rasanya lumayanlah enak di lidah… paling ga sudah ga penasaran lagi.

Karena waktu kita terbatas harus kembali ke pelabuhan feri sebelum jam 07.30 pm kami pun memutuskan kembali menuju bus stop dan numpang bus gratis hotel lagi. (jadi selama di Macau transportasi gratis)

Sampai Hotel City of Dreams langsung nuju toilet (makin deras dan lemas), dan poto-poto dulu sepuasnya kemudian baru nuju bus yang akan mengantar kami kembali ke Pelabuhan Feri.

Tapi sayangnya kami kurang memperhatikan bus ini berhenti dimana, karena ternyata di Macau banyak Pelabuhan Feri dan kami salah pelabuhan. Waktu semakin mepet, kami bertanya pada petugas bus bagaimana cara kami ke pelabuhan feri cotai water jet? Dia menyuruh kami naik bus yang menuju Hotel dulu baru nanti naik bis lain yang menuju pelabuhan feri dimaksud. Wak? Waktu mepet dan kami harus bolak-balik pelabuhan – hotel – pelabuhan dan itu membuat kami berlari-lari ketika sampai pelabuhan feri Cotai water jet.

Dharu dan Ayu sudah lari duluan dan masuk ke dalam, disusul aku dan Cindy ketinggalan di belakang. Tapi… aku dihentikan oleh pegawai pelabuhan dan bilang tiketku ke Hongkong jadi aku harus menunggu di tempat yang ditunjuknya. Aku coba jelaskan tadi 2 temanku sudah masuk tapi dia ga peduli dan langsung menyuruhku antri di bagian feri Hongkong.

Dengan muka kaget dan bingung aku dan Cindy berjalan menuju antrian feri Hongkong dan khawatir bagaimana dengan Dharu dan Ayu, jangan-jangan mereka masuk Feri menuju Taipeh? Haduh mereka nanti bagaimana kembali ke Hongkong, ada uang lebih ga mereka? Dan banyak pertanyaan dan kekhawatiran di otak kami.

Cindy sampai bertanya dengan penumpang lain benarkah kita ini diantrian feri Hongkong, mereka orang Korea dan tidak bisa bahasa Inggris tapi syukurnya salah satu anaknya lumayan paham bahasa Inggris dan memperlihatkan tiket mereka dan benar sama seperti kami.

Masuk ruang tunggu kami bukannya nyari tempat duduk tapi langsung berkeliling nyari Dharu dan Ayu tapi ga ketemu, sampai akhirnya Cindy bertanya kepada petugas lagi ini benarkan feri kembali ke Hongkong? Trus feri yang sebelumnya tadi menuju kemana? Si petugas bilang benar ini feri kembali ke Hongkong yang sebelumnya juga kembali ke Hongkong tapi pelabuhan di Central. Phiuhhh, syukurlah aku bilang cuma beda pelabuhan semoga mereka bisa baca peta MTR dan dapat pulang menuju apartemen.

Masuk feri, muka memang sudah kalem tapi otak tetap mengkhawatirkan 2 teman yang terpisah sampai aku lupa makmal dan ketiduran.

Sampai pelabuhan Hongkong Cindy bilang ada bbm Dharu dan Ayu sudah di pelabuhan Feri Central dan sekarang sedang berurusan di imigrasi. Hah, kenapa mereka harus berurusan dg imigrasi? Apa mereka kena random cek? Otakku mulai khawatir lagi. Tapi lucunya malah aku yang kena random cek di imigrasi pelabuhan feri Hongkong.

Aku dibawa ke ruangan imigrasi disana ada beberapa petugas imigrasi dan juga ada beberapa traveller lain, ada yang lagi nunggu ada yang lagi wawancara dengan petugas sambil marah-marah. Aku ingat pernah baca di BD, ada senior BDer yang pernah kena random cek, dia bilang nyantei aja dan jawab setiap pertanyaan petugas paling 1 jam karena mereka hanya melakukan tugasnya.

Mungkin karena aku perempuan jadi yang bertanya kepadaku juga petugas perempuan setengah baya. Si petugas bertanya sambil berdiri dan aku duduk, tidak seperti yang lain dibawa keruang lain untuk proses wawancara. Aku langsung bilang ke petugas kalau bahasa Inggrisku jelek jadi kebanyakan jawabanku ditulis dikertas. Pertanyaannya kembali siapa nama saudara perempuanku dan berapa lama aku di Hongkong serta meminta tiket pulangku. Semua dokumen aku serahkan, dari tiket dan boarding juga print tempat aku nginap. Aku berharap dia bertanya tujuanku ke Hongkong tapi tidak dia tanyakan dan ketika aku ingin menjelaskan dia keburu balik kedalam ruangan lain. Beberapa saat si petugas perempuan datang lagi dan bertanya berapa uang yang aku bawa, langsung aku buka dompet dan mengeluarkan semua uang yang aku bawa, si petugas sempat kaget dan dia bertanya apa kartu-kartu atm itu milik ku… ya iyalah bu dalam dompetku masa punya orang lain… (pengen banget bilang saya bukan TKI tapi lagi liburan nih) tapi kembali blom sempet aku ngomong dia sudah pergi.

Perutku mulai bunyi karena lapar belum makmal, air minumku juga sudah habis berapa banyak cadangan enzim yang aku keluarkan inih. Akhirnya aku menyusun kalimat bahasa Inggris di hp dan mendatangin seorang petugas ganteng yang dari awal sudah memperhatikanku.

Maaf pak saya tidak pandai bahasa Inggris, tapi ada teman saya diluar yang bisa menterjemahkan apa yang kalian ingin dapatkan informasi dari saya. Si petugas kaget aku datangin dan bertanya tujuanku ke Hongkong, akhirnya ditanyakan juga.. langsung aku jawab Holiday… si petugas dengan sopan mempersilakan aku duduk kembali dan dia masuk kedalam ruangan petugas. Aku sempat dengar dia menjelaskan kepada teman-temannya maksud tujuanku ke Hongkong dan bilang aku ada teman diluar.

Akhirnya aku didatangin petugas ganteng lain (ganti petugas) dan bertanya ini benar pasporku? Iya aku jawab, kamu bisa bahasa Inggris? Maaf saya tidak pandai tapi teman saya diluar… ok saya mengerti dan akan mendatangi temanmu, aku langsung bilang namanya Cindy.

Tidak berapa lama si petugas ganteng kembali dan mendatangi aku sambil bertanya apa aku bekerja di Indonesia, aku jawab iya. Dia minta bukti kalo aku sudah kerja di Indonesia, aku bingung bagaimana cara membuktikan, akhirnya aku kasih kartu NPWP (mampus kan lo ga bisa baca bahasa Indonesia xixixi). Kemudian dia masuk ruangan petugas, dan ga lama petugas ganteng pertama mendatangi aku sambil membawa semua dokumenku dan mengantar sampai keluar serta mengucapkan maaf dan terima kasih. Aku penasaran cuma pengen tau jawabannya, aku pun bertanya apa yang salah dengan saya sehingga saya tadi dibawa keruangan ini. Si petugas mendehem sambil bilang kesalahan computer mereka, aku langsung menatap si petugas dan ingin bertanya lagi tapi si petugas langsung kasih senyum manisnya dan bilang maaf dan terima kasih kembali. Phiuuh… ya sudahlah aku batal bertanya lagi :p

Cindy sudah menunggu diluar dan bertanya apa aku menangis? Ga lah Cindy cuma bingung berkata-kata apa… Cindy langsung cerita kalo dia tadi ngadate dg petugas imigrasi yang ganteng ngomongin tentang aku.. Wak? Lo ngerasa kencan? Gegara malming inih… cindy cerita si petugas bertanya asal aku, pekerjaan aku, uang aku dan tujuanku ke Hongkong dengan santai… di bagian duit si Cindy sempet ngelebayi petugas dg bilang tabunganku banyak yang bikin kaget si petugas xixixi… coba dari awal aku diwawancari petugas ganteng kan jadi berasa ngedate juga :p . Sepanjang jalan menuju MTR yang lumayan jauh kami cekikikan saja mengingat kejadian barusan (hal-hal seperti inilah yang bikin perjalanan makin berwarna).

Sampai apartemen bertemu Dharu dan Ayu dan kita pada berebut mau cerita kejadian aneh dan kejutan-kejutan hari ini. Ah, ke khawatiran berubah jadi cekikikan…

Sebelum kembali ke apartemen aku tadi sempat belanja buah dan sayuran, makmalku kembali telat karena sudah hampir jam 12.00 tengah malam dan alarm tubuh perlahan mulai bunyi.

Hongkong, 19 April 2015
Hari ini tujuan kami the peak, victoria park, soho dan Disneyland. Sebenarnya kami semua pada kecapean dan lelah tapi kalo ga jalan berasa rugi dong. Temen-temenku sudah pada doping minum obat, aku tetep bawa bekal buah dan sayuran segar.

Waktu sampai victoria park karna masih pagi terasa masih lengang, kami pun berjalan kaki lumayan jauh menuju the peak, pengen nyoba tramnya ternyata harganya lumayan juga tapi ga nyesel karna kita liat view yang cakep banget sambil teriak karna naik ketinggian dan berasa semua gedung miring padahal jalan tram kami yang miring.


The Peak


Sampai atas sudah terasa dingin banget dan terlihat tertutup kabut mendung gitu dan benar saja sampai luar dingin bangettt dan view nya mulai tertutup. Kita menghabiskan setengah hari di the peak, kembali makan di McD. Alarm tubuhku kembali nyala tanda ada yang salah masuk ke tubuh.

Kita jalan kaki kembali menuju Soho, kaki rasanya seperti mau lepas cape luar biasa karna hanya berjalan kaki berkilo-kilo meter. Setelah puas di Soho (poto-poto doang) kayaknya aku nyesel juga ga cobain makanan veggie disana. Kami pun kembali menuju victoria park yang sekarang sudah penuh dengan Tenaga Kerja ntah dari mana saja.
Disneyland

Kemudian kami menuju Disneyland, alarm tubuhku kembali nyala dan aku lebih banyak istirahat disini. Aku sempet bilang dengan temen-temen kalo aku ingin pulang duluan ke apartemen, kalo kalian ingin lanjut silakan aja badanku sudah demam khawatir ntar ngambek bisa sakit. Ternyata mereka juga memutuskan kembali ke apartemen saja. Sampai Sham Sui Po Dharu dan Ayu ke money changer tanya-tanya rate, aku dan Cindy beli waffle yang dari awal sudah menggoda kami, untuk kue khas sana lumayan enak tapi tidak dengan makanan utamanya.

Kami misah karna aku belanja buah dan sayuran segar dulu, sudah bertekat mulai besok ga cheating dan ga makan junkfood lagi karna semua alarm tubuh pada nyala. Lagian tadi kami sepakat besok acara masing-masing jadi terserah mau kemana saja.

Hongkong, 20 April 2015
Awalnya aku rencana mau kunjungan ke Mesjid-Mesjid tapi baru nyadar kan lagi “M”. Tubuhku juga akhirnya teriak kencang akibat 4 hari cheating makanan junkfood dan telat makan, juga tubuh yang diporsir terlalu berlebihan trus perbedaan cuaca di 4 negara serta makin drop karna lagi “M”. Walau aku sudah berusaha tetep sarapan buah dan kunyah sayuran segar di tiap maksi dan makmal tapi itu ga cukup akibat keteledoranku diatas.

Setelah beberapa tahun ga pernah sakit ternyata sakit parah malah di negeri orang hiks… aku lupa bagaimana sakit parah seperti ini… demam, pusing, muntah, lemes, batuk dsb. Akhirnya aku memilih tinggal di apartemen saja memulihkan tenagaku dan ternyata hari itu juga hujan lebat.. (next trip harus lebih nyantei dan telaten).

Hongkong, 21 April 2015
Hari terakhir di Hongkong, temen-temen ku sudah pulang duluan karna penerbangan mereka di pagi hari, sedangkan penerbanganku dimalam hari. Akupun memutuskan menghabiskan hari terakhir di Avenue of Star dan nanti ke Bandara langsung dari sana. Ini enaknya bawa tas isinya sedikit jadi ga beban.

avenue of star di siang hari


Anginnya menusuk sampai tubuhku yang masih lemah serta muka yang pucat pasi, ga banyak poto disini karna mukaku ga banget buat di poto. Aku lebih menikmati view dan senyam-senyum liat kelakukan banyak pengunjung disini. Sudah puas disana akupun menuju bus stop yang khusus ke Bandara, itu harus nyebrang melewati MTR dan kebetulan aku mau tukar kembali octopus card dengan uang, lumayan kan jaminan HKD 50 kembali walau dipotong administrasi HKD 9.

ambil yang aku suka saja


Asiknya jalan sendiri itu aku bisa ngatur keinginanku tapi kadang aku suka melenceng dari itineraryku sendiri ketika melihat sesuatu yang menarik. Harusnya aku langsung belok kiri ini ga aku belok kanan setelah tadi sengaja belanja di sevel sekalian tukar receh buat bayar bus. Aku melihat sesuatu yang menarik dan aku nikmatin dulu tapi akhirnya aku lupa arah ke bus stop xixixi.. tapi tenang tinggal tanya orang. Kali ini supaya kendala bahasa ga bikin pusing aku tulis aja no bus yang ingin aku naiki : A21 > Airport ? dan milih petugas berseragam. Perlihatkan pertanyaanku dan dia langsung menunjukkan arah dengan bahasa cantonnya tapi aku lebih memilih gerakan tangannya, terimakasih pak..

Bus A21 ternyata lebih keren dari Bus E21 si”supir Mafia”.. ada tempat khusus tas-tas dan juga supirnya keren nyetirnya ga berasa naik bus karena aku tidur aja di bus hehehe…

Sampai Bandara rehat bentar di ruang tunggu dan ke toilet trus cek di monitor kemana aku harus pergi. Sempat baca di google kalo ada semacam Plaza Premium Lounge yang terletak di Terminal 1 yang kabarnya menawarkan kenyamanan bagi traveller. Disana juga ada makanan berlabel halal yang terjangkau. Karena sudah cek in di online aku langsung menuju imigrasi dan menggunakan shuttle train menuju T1, blom ada pemberitahuan gate berapa di monitor akupun naik menuju food hall di departure hall. Langsung nyari tempat makan seperti petunjuk di google dan ketemu Popeye berlabel halal. Aku pesan nasi sayur tanpa minuman bersoda ternyata bisa, cari tempat duduk trus nguyah dg sayuran segar bekalku sampai hampir lupa sudah waktunya aku nyari gate penerbanganku.

Penerbanganku dari Hongkong ke KLIA2 sekitar jam 09.05 pm ini sudah jam 08.00 pm, gate ku sudah muncul di layar dan akhirnya aku bertanya ke petugas, supaya cepat dia minta pake lift untuk turun dan nanti aku disuruh naik shuttle train lagi. Pintu lift terbuka ternyata aku malah di antrian panjang penerbangan lain, nyari pintu keluar pada tertutup traveller akhirnya tanya petugas lagi dan dia mengarahkan dengan tangannya kemana aku harus cepet pergi. Akhirnya sampai diantrian panjang shuttle train, wah bisa ga masuk yang pertama nih… ternyata disini mereka antrinya ngaco pada desak-desakan ya sudah aku desakan juga supaya bisa ke depan (ga bagus jangan ditiru). Syukur sampai ruang tunggu gate penerbanganku ga telat karena delay, dan aku memilih duduk diantara keluarga besar Malaysia. Si Ibu langsung menyapa aku dan kamipun ngobrol, seneng deh bagaikan berada di keluargaku sendiri...

Sampai KLIA2 sudah sekitar jam 01.30 am, aku kembali menuju ruang tunggu transit untuk rehat disana tetapi bangku panjang yang beberapa waktu lalu aku tempati ga ada disana lagi. Ya sudah akupun memilih tidur di tempat lain dekat dengan trolly karena lantainya berkarpet lumayan buat rebahan. Jam 07.00 am pesawatku pun kembali ke Indonesia tepatnya Jakarta, senangnya mengirup udara tanah airku dan merasakan kehangatannya… sejauh apapun kaki melangkah selalu merindukan tanah airku, sebagus apapun Negara orang aku tetap cinta Indonesiaku :D…

Note :
Kemaren ada yang tanya berapa biayaku selama di LN, perhitungan kasarku :
Tiket PP Jakarta-Hongkong = rp 2.128.000,-
Apartemen = rp 1.000.000,-
Transportasi, VOA, Makan, dll = 2.355.900

Total : rp 5.483.900