Saturday, January 16, 2016

Air yang Baik



Kemaren sempet ketemu teman zaman kuliah yang sebenarnya masih tetep ketemuan.
Cuma agak aneh aja pertanyaannya kemaren.

Dea wajahmu dipakein apa kok mulus, alus dan cerah?
Melongo dapet pertanyaan tersebut sambil pegang muka.

Kayak yang ga pernah ketemuan aja, perasaan Desember kemaren kita ketemuan juga deh.

Iya, trus pake apa kamu?
Ga dipakein apa-apa... kan kamu tau aku ngefceh, lha situ kan jua ngefceh :p

Iya, sapa tau ada krim kriman gitu... muka ku kok ga kayak kamu.

*diam mikir*
Kamu kan baru setaon, itu juga suka nyeleneh fc dicampur-campur terapi ini itu.

Ini mah mungkin cuma bonus aja bagiku, aku malah ga merhatiin, perasaan biasa aja deh.

Habis itu nyodorin bolen kartika sari,  ayo dong ya kamu citing, pengen liat reaksinya *teman yg aneh gkgk *
Ya sudahlah ambil jatah citing.

Ditanya lagi, kamu baik-baik aja yaa...
Heeh, wadainya enak, thanks yaa.

Ntar pulang ke rumah kamu ngejus sayur ga?
Tau deh, liat aja ntar masih sanggup ga perutku, lagian pas nyampei rumah pasti sudah masuk waktu makmal.

Trus gimana kamu ngatasi habis cheating? Kalo ga jus sayur, apa ngunyah aja cukup.

Kalo aku sih terkadang gitu, kalo ngunyah sayurnya sebaskom dan perut sudah kenyang ya ga akan kasih apa2 lagi, kesian ntar sistem cerna, sudah kenyang kok dipaksa lagi,  yang penting tetep ada sayuran masuk.

Juga minumnya air kangen inih, sambil ngeluarin dan minum. *pesan sponsor*

Owh, jadi netralisir gitu...

Ga juga sih, aku haus 😜

Paling ga air kangen kan punya sifat basa kuat dibanding yang lain,  dan sebanding juga dengan air zam-zam, juga merupakan spesifikasi air putih berkualitas yang bagus kita konsumsi sehari-hari,  selain pembentuk basa lain yaitu buah dan sayuran segar tentunya.

Klop kan, 3 jenis pembentuk basa masuk tiap hari ketubuh, mungkin itu juga yg bikin kulitku spt yg kamu bilang tadi hohoho. *GR, narsis, kepedean*


"Ngobrol tentang kangen water"


Note :

(Kutipan tentang air yang baik, Prof. Dr. Hiromi Shinya)
Tubuh manusia sebagian besar tersusun oleh air. Bayi & anak kecil sekitar 80% air, orang dewasa 60 - 70% dan manula 50 - 60%.

Semakin banyak air menyebabkan darah mengalir lebih baik shg mendorong efisiensi metabolisme.

Air yang baik memiliki efek mengurangi kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah.

Air yang baik juga mengaktifkan kehidupan bakteri dalam usus dan enzim, juga mengeluarkan kotoran dan racun. Dioksin, polutan, bahan2 tambahan makanan dan karsinogen dibilas kluar dari tubuh oleh air yang baik.

Jika minum air yang baik, akan semakin sulit jatuh sakit.
Air yang baik adalah air dengan kualitas deoksidasi tinggi.
Air yang baik yaitu air yang jernih, bersih, bersifat basa dan banyak mineral, berkekuatan reduksi besar yang tidak terpolusi oleh zat-zat kimia
Dan rekomendasi Shinya adalah kangen water atau air kangen, dimana peralatan canggih penjernih yang mengionisasi dan menciptakan air jenis ini melalui proses elektrolisis.

Air mineral yg terlalu lama dibiarkan dalam botol plastik secara perlahan kekuatan reduksinya akan berkurang


(Kutipan kulwit pakar Food Combining Erikar Lebang)
Apa itu Air Kangen?
Apa sih sebenarnya Air Kangen itu? Penjelasannya bisa beragam. Yang paling populer adalah “air yang bersifat basa”. Pengertian tersebut benar walau kurang pas. Air bersifat basa tidak serta merta positif untuk tubuh.

Hal ini mengacu pada teori Antoine Bechamp, “tubuh yang sehat PH-nya netral cenderung basa.” Kita disarankan untuk mengkonsumsi makanan pembentuk basa yang bersifat natural, yaitu buah dan sayuran segar untuk membentuk “PH netral cenderung basa.” Air pun demikian. Kita disarankan untuk mengkonsumsi air yang memiliki sifat basa yang kuat. Namun, acuannya bukan air yang direkayasa sembarangan.

Sebenarnya air bersifat basa umumnya dihasilkan oleh mata air alam. Namun, beberapa daerah memiliki air dengan karakter basa yang amat istimewa, misalnya Air Zam-Zam di Mekkah dan Arab Saudi. Air Tlacote di Meksiko, Air Lourdes di Perancis dan Air Nordenau di Jerman merupakan contoh-contoh air yang berkarakter basa kuat.

Konsep basa ditandai dengan kehadiran dua mineral secara signifikan di antara mineral lainnya, yaitu kalsium dan magnesium, tapi harus dalam rasio yang pas. Air alam yang disebut tadi memiliki karakter rasio yang pas, yaitu 2 : 1. Cocok dengan kebutuhan tubuh manusia, tidak akan menumpuk merugikan.

Berdasarkan hal ini, muncul banyak teknologi yang berusaha menduplikasi konsep air basa tersebut, tapi dengan jalan pintas, yaitu menambahkan mineral saja. Akhirnya, rasio tepat antara kalsium-magnesium menjadi tidak terbentuk dengan ideal. Malah merugikan tubuh jika misalnya kalsiumnya ternyata terlalu banyak. Kalsium yang berlebihan akan mengasamkan PH darah, memicu tubuh melepas kalsium tulang untuk membuatnya kembali netral, ini sama saja dengan osteoporosis dini. Kalsium yang rasionya tidak seimbang dengan magnesium akan mengendap dalam sel. Hasilnya? Arteriosklerosis dan tekanan darah meninggi. Itulah sebabnya tidak semua air berembel-embel “air bersifat basa”, identik dengan konsep Air Kangen atau air basa yang asli buatan alam.

Air basa gadungan juga beri konsep mineral berlebih yang sangat mungkin memberikan efek penumpukan serta beban di beberapa organ vital tubuh. Konsep Air Kangen mengacu pada rekayasa penciptaan sifat basa pada air, namun berberbasis pada proses stimulasi, bukan memaksa menambahkan mineral. Yang ini sedikit rumit.

Tapi saya akan coba sederhanakan semudah mungkin. Kita harus mengingat pada dua pendekatan, yaitu oksidasi dan reduksi. Oksidasi adalah saat molekul kehilangan elektron yang dapat mengacaukan harmoninya. Akibatnya, dalam tubuh kita molekul itu akan mencari elektron pengganti.

Terlalu banyak memasukkan molekul dengan konsep oksidasi akan mengacaukan sistem molekular tubuh, akumulasinya ialah fungsi tubuh kita banyak yang rusak. Air ledeng yang disterilisasi dengan klorin adalah contoh substansi yang penuh dengan molekul rusak oleh oksidasi. Contoh lain ialah makanan yang digoreng.

Kebalikan dari oksidasi adalah reduksi. Reduksi ialah proses molekul menerima elektron. Rekayasa reduksi inilah yang diteliti dan hasilkan Air Kangen. Teknik yang digunakan bernama elektrolisis, yaitu air diberikan potensial listrik rendah (kutub negatif) demi menduplikasi efek reduksi yang alami.

Mineral seperti kalsium-magnesium terproduksi secara alami lewat proses elektrolisis dengan rasio yang tepat. Sebuah duplikasi proses alam yang hebat. Jadi, Air Kangen adalah air yang melewati proses elektolisis dan memiliki daya reduksi kuat, serta tidak tercemar substansi yang tidak berguna.

Mengkonsumsi Air Kangen dengan rutin memberikan efek positif bagi tubuh. Hal ini mengacu pada teori Antoine Bechamp tentang konsep PH netral cenderung basa. Sayangnya, memang pemikiran Bechamp kurang didukung oleh dunia kesehatan umum karena konsepnya yang cenderung ke pencegahan dan perawatan.

Disebabkan pemikiran Bechamp tersebut berat ke pencegahan serta perawatan, tentu saja sisi komersilnya juga lemah. Jelas saja bahwa industri tidak akan memihak ke sana. Jadi, kalau kemudian muncul pemahaman ‘tulalit’ seperti “percuma mengkonsumsi substansi basa, tohmasuk lambung jadi asam semua”, ya normal saja.

Karena saat sekolah logika pemikiran Antoine Bechamp tidak diperkenalkan secara baik, malah bisa jadi tidak pernah diperkenalkan sama sekali. Padahal, pendekatan Bechamp sebenarnya jauh lebih mengacu pada fungsi kesehatan hakiki daripada pendekatan Pasteur yang lebih populer.

#FoodCombiningItuGampang #AirBerkualitas #KangenWater #AirKangen #Konsisten #Disiplin #Bonus

Wednesday, January 6, 2016

Proses vs Instan




Beberapa waktu lalu, saya kembali menengok kakak, tentunya untuk melihat sendiri kondisi kaka, yang dikabarkan para ponakan semakin membaik dan sudah bisa jalan diluar rumah setiap paginya..

Kakak tetap disiplin dan konsisten FC tanpa cheating selama kurang lebih sebulan ini...


Juga bawain oleh-oleh buku pakar Food Combining Erikar Lebang, yang sebenarnya beberapa tahun lalu sudah pernah dikasih tetapi bukannya dibaca malah disimpan rapi...

Harapan kali beneran dibaca dan dipahami kemudian meresap dihati & membuka pola pikir yang bisa sebagai tambahan wawasan agar kakak menjadikan Food Combining sebagai bagian dari tujuan hidup sehat berkualitas bukan sekedar ingin cepat sembuh dari sakitnya...

Walaupun diawal masuk RS kemaren kakak berucap ingin mengubah pola makannya, tapi ketergantungan "pengobatan instan" dan "bisikan-bisikan" sekitar pasti akan datang menghampiri, dan salah satu cara biar fokus adalah kakak harus lebih paham dan terus menggali kenapa beliau harus berefceh...
Bukan hanya karena motivasi & saran dari adik dan anak-anak saja...

Food Combining bukan "pengobatan" tetapi ketika kakak disiplin dan konsisten menjalaninya, tubuh kakak pun Alhamdulillah sehat, dan tubuh yang sehat itulah yang menyembuhkan sakitnya sendiri...

Untuk melepaskan kakak dari "kepercayaan" bahwa obat bisa mempercepat "kesembuhan" itupun saya harus mengeluarkan bermacam argumentasi dari beberapa tulisan pakarnya, suhu EL dan dokter Shinya dg anak-anak kakak yg notabene semuanya keluaran sekolah kesehatan...
Yang biar bagaimanapun sebagian besar yg mereka dapatkan dibangku kuliah adalah bersifat  "kuratif"

Bahwa yang namanya obat apapun bentuk, jenis dan macamnya adalah asing buat tubuh, racun yang perlahan menggerogoti organ-organ tubuh, yang suatu saat nanti akan menambah panjang daftar penyakit ditubuh kakak...

Mereka bertiga sebenarnya tau persis tentang bahaya "obat-obatan" terutama si bungsu yang sedang menyelesaikan kuliah farmasi semester akhir...

Tapi alasan si sulung awalnya tetap kasih obat dikarenakan mama nya yang belum bisa total rawfood, dan dia sangat khawatir tentang kondisi tersebut...

Saya tak menyalahkan, karena mengingat kejadian puluhan tahun silam, saat serangan pertama kakak yg sedang hamil anak keempat dan mengalami koma, sehingga keluargapun diminta dokter memilih menyelamatkan ibunya atau bayinya...

Si sulung yg masih usia SMP sangat ketakutan kehilangan mamanya pun bikin "perjanjian" dg Sang Pencipta, jika mamanya diselamatkan dia akan melepas sekolah impiannya dan masuk pesantren...

"Obat-obatan" resep dokter akhirnya ga lagi, tapi berganti "obat-obatan" herbal yang dianggap kakak ga ada bahan kimianya, dan ini juga atas saran-saran sekitar...

Kembali saya harus sedikit "berdebat" menyampaikan ga ada bedanya antar "pengobatan" tersebut, salah kaprah menganggap ga ada bahan kimia, padahal air aja termasuk "kimia" H2O...

Memberikan terapi pada tubuh dg konsumsi buah & sayur yg sama tiap hari, itu saja ga baik buat tubuh karena akan numpuk unsur tertentu...

Apalagi ramuan-ramuan yang diolah, diproses sedemikian rupa, walau racikan sendiri juga... kerja organ seperti ginjal, hati kembali dibebani...

Kenapa kakak "ngotot" pengen cepat "sembuh" padahal tubuh kakak sekarang jauh lebih sehat setelah berpola makan sehat FC...
Ga ada yang instan kalo ingin mendapatkan sehat berkualitas, semua perlu proses... seperti selama ini kita telah "mengotori" tubuh puluhan tahun...

Saya pun mengeluarkan hp dan memperlihatkan gambar-gambar usus orang-orang yang "penyakitan" dan usus orang sehat...
Ini lho kak usus orang-orang berpola makan buruk harian seperti "kita dulu", ini yg pengkonsumsi kopi, teh, susu... ini yang rutin konsumsi protein hewani, ini juga yang ga mau konsumsi serat seperti sayuran, buah, biji-bijian, dsb...

Gini deh kak, kita ibaratkan tubuh adalah sebuah ruangan kamar, kita tinggal disana tapi selama puluhan tahun kita terus saja nyampah memasukkan kotoran ke kamar tersebut... apa yang terjadi...
Yup, penghuni kamar sakittt, sama seperti tubuh kita...

Nah, saat ini kita sedang proses membersihkan kamar tersebut, ntah bebersihnya kalem maupun cekatan, tapi ruangan kamar tersebut perlahan sudah terlihat lebih baik dari sebelumnya...
Kalo kakak sedang bebersih, kemudian ada kotoran dimasukkan lagi ("obat-obatan") gimana respon tubuh...
"Cape kak tubuh, tubuh yang lagi proses  untuk pencapaian kondisi homeostasis menyeimbangkan pH tubuhnya, ditambahin beban lagi untuk mengurusin racun-racun baru...

Coba ntar tes/periksa usus nya deh biar bisa liat apa yang terjadi di bagian dalam tubuh kita...
Karena kita tu lebih merespon yang terlihat diluar tubuh akibat ketidaktahuan...
*jadi mikir dimana periksa usus? *

Berbeda dg anak sulung kakak yang sangat ingin kakak radikal rawfood, saya sekarang lebih nyantei...
Karena memaksa kakak radikal rawfood, padahal puluhan tahun ga bisa makan sayur buah, trus beliau ga menikmati dan setelah beberapa waktu kembali kekebiasaan pola makan buruk dulu, jauh lebih berbahaya, karena ini bukan serangan pertama kakak...

Gapapa lah kakak blom total rawfood, asal disiplin dan konsisten selamanya berpola makan sehat FC...
Ntar, kalo kakak terus belajar dan mau membaca buku-buku "ini" Insya Allah kakak akan lebih menikmatinya...

Coba deh kakak bayangkan, setiap konsumsi produk Tuhan baik sayuran segar dan buahan segar, itu mengalir enzim yang sangat dibutuhkan tubuh, yang sebenarnya dilidahpun akan terasa nikmat ketika pikiran kita ga menolak duluan... Itu segar, manis dan sehat kakak...

Kakak banyakan diam menatap gambar-gambar usus, ntah apa yang ada dipikiran kakak...

Terakhir saya mengingatkan kakak... umur kita memang sudah ditentukan kak, tapi hidup sehat berkualitas kita yang bertanggungjawab memilihnya...
Kalo kita sehat mau melakukan apapun lebih nyaman, kakak mau beribadah pun pasti lebih khusuk...

Dari serangan pertama kakak sd kemaren, bener kakak terlihat sembuh, tapi coba kakak ingat kembali selama ini kakak cuma bertahan, kesakitan terus terjadi dan pengobatan terus bertambah, yang sebenarnya adalah lingkaran setan..
Sakit→obati→sembuh→sakit lagi→obati lagi→sembuh? Belum tentu...

Apa yang ulun omongkan ini bukan berarti "nyumpahi" bakal ngebom... tapi harus disampaikan apa adanya, bukan ada apanya...

Sudah banyak kak, orang-orang yang belajar dan menjalankan FC dan Alhamdulillah penyakit mereka pada ngilang...
Dari penyakit yg bisa dibilang "ecek-ecek" sd kanker...
Termasuk adikmu ini... fakta buka sekedar teori apalagi cuma mitos berdasarkan katanya katanya... asal fokus berefceh ga dicampur aduk...

Kakak tau kenapa dua anak kakak ini juga memutuskan berefceh... bukan dadakan, tapi karena mereka sebelumnya sudah mempelajari terlebih dulu, terutama si sulung, dia sudah bilang akan mencari dalil-dalil untuk lebih menyakinkan lagi...
Dan ulun malah senang, karena ketika seseorang memutuskan sesuatu setelah memperdalam itu jauh lebih baik daripada sekedar ikut-ikutan...

Dan ini gambar kakak, ulah dari anak sulungnya :D





#FoodCombiningItuGampang #DarahTinggi #Konsisten #Proses

Sunday, January 3, 2016

Cara Tidak Mabok dalam Perjalanan




Ada sebagian orang termasuk saya "dulu" ketika melakukan perjalanan sering mengalami mabok. Jangankan perjalanan jauh dan lama, yang dekat aja mabok ckckck :p

Beneran ga enak deh, padahal salah satu hobi saya jalan-jalan dan juga tuntutan pekerjaan, jadi kurang menikmati deh.

Sebelum berefceh, apapun saran sekitar saya lakukan untuk mengatasi mabok perjalanan ini.

Dari minum obat anti mabok, tempel puser dg "koyo + lada, pake minyak angin, kerokan, ngunyah permen, konsumsi minuman bersoda, ngunyah singkong, dsb.

Berhasilkah? Terkadang berhasil banyakkan ga hehe.

Ada lagi saran dari teman & para sopir (survey ga sengaja) untuk belajar nyetir. Karena ternyata mereka dulu juga pemabok berat yg berhasil lolos.

Bener sih, ketika saya nyetir ga mabok karena fokus nyetir, tapi kalo ga nyetir yaa balik lagi. (masa harus pindah profesi jadi supir, ga keterima)

Saran lain dari salah satu sahabat saya yg berprofesi Dokter adalah untuk memilih tempat duduk di depan dan memfokuskan pandangan hanya ke depan. Karena guncangan kendaraan juga gerakan samping menyamping itu bisa membuat saya pusing yang berefek mual dan berakhir muntah.

Ini juga bener... tapi, ini hanya bisa berlaku ketika melakukan perjalanan dg keluarga, sahabat, teman maupun rekan kerja. Ga perlu saya minta, biasanya mereka langsung nyuruh saya duduk di depan...karena ketika saya mabok efeknya bukan hanya ke saya, tapi juga mengganggu sekitar. (disitu saya berasa sedih 😩 )


Dari sekian banyak perhatian dan saran tersebut, saya akhirnya mempunyai kesimpulan.

Saya sering mabok perjalanan ketika kondisi ga sehat karena kurang istirahat sebelum perjalanan tersebut.

Seringnya, malam sebelum perjalanan saya malah begadang, perut kosong ga sempet atau lupa ngisi dulu pas jalan, kecapean persiapan ga sempat rehat dulu.

Karenanya, ketika saya bener-bener "sehat" saya ga pernah mabok walau ga lakukan semua saran diatas"

Nah, ketika saya belajar #FoodCombining, semakin memahami ternyata masuk logika kesimpulan tersebut.

Ketika tubuh saya dalam kondisi stabil dan berpola makan sesuai juklak FC, mau perjalanan sejauh apapun dan berguncang bagaimanapun itu ga ngefek.

Tapi ketika tubuh saya ngedrop, juga keluar dari juklak FC maka mabok kembali menghampiri. (contoh perjalanan kemaren Jkt - Bdg yang macet sd sekitar 12 jam)

Bukan karena perjalanan jauh, tetapi efek guncangan dan gerakan yg bertubi-tubi, kecium berbagai macam bau-bauan, efek sekitar yg pada ngeluh, sedangkan perut kosong ga terisi dari siang sd malam.
Masih mending kemaren cuma sekali muntah, kalo dulu sebelum FC bisa berkali-kali tuh :p

Jadi,
Sebelum melakukan perjalanan :
> usahakan istirahat total,
> isi perut sesuai ritme sirkadian & harus sesuai juklak FC,
> isi pikiran dg hal-hal menyenangkan

Saat perjalanan :
> usahakan ga cheating,
> bawa bekal sesuai juklak FC, jangan kurang minum air putih,
> minum hahan air putih berkualitas,
> kalo bisa duduk di depan lumayan membantu,
> kalo jalan sendirian, isi pikiran dg hal-hal menyenangkan
> kalo aman dan bisa tidur, mending tidur,
> kalo jalan bareng-bareng, ngobrol berbagai hal yg seru dan bikin happy,
> kalo tetiba pusing, condongkan badan kedepan, kalo bisa posisi muka ketemu lutut ato posisi seperti sujud tapi perut nyentuh paha, kalo berkendaraan pribadi, mending stop dulu bentar nyari udara segar.

Ini hanya sepenggal pengalaman pribadi, kalo sesuai silakan dipake, kalo ga sesuai mending jangan ditiru :D

Selamat Hari Minggu semua.

#FoodCombiningItuGampang #MabokPerjalanan


Friday, January 1, 2016

Teroksidasi



Dalam Food Combining makan pagi yang terbaik adalah buah-buahan segar...

Kenapa?
Karena pada saat ini tubuh kita masuk ritme sirkadian pembuangan/pembersihan dari sisa metabolisme malam.
Sangat banyak energi terpakai sehingga konsumsi sarapan yang ga tepat akan sangat mengganggu dan membuat sistem cerna bekerja berat...
Itulah kenapa, banyak yang baru pagi sudah kehilangan energi... ngantukan, badan letih, lesu, dsb... ga enak dah tuh badannya...

Tambah lagi maksi & makmal juga terjadi pertempuran antara pati dan protein hewani, makin disiksa tubuhnya...

Padahal sering kali sudah tubuh ngasih tau bahwa dia tersiksa...  alarm kecil sering berbunyi seperti badan ga enak, flu, batuk, sariawan, jerawatan, bau badan, dsb... tapi bukannya direspon malah dicuekin, sampai suatu saat duarrr...

Terkadang, ada yang bilang FC repot kalo diluar rumah... ntah kerja atau bepergian liburan, dsb...

Sebenarnya ga repot sama sekali, cuma kebiasaan saja yg perlu dirubah, tapi jangan dibikin "rutinitas" membosankan sehingga jadi ga asik ketika berefceh...

Kalo kerja seringnya saya bawa bekal buat #Sabu maupun #Maksi

Begitu juga ketika bepergian keluar daerah... jeruk nipis, buah-buahan & sayuran ga ketinggalan jadi bekal...

Usahakan, bekal buah dan sayurannya jangan dipotong-potong dulu, karena akan teroksidasi...

Kalo ga ribet ngupas-ngupas, jangan lupa bawa pisau kecil... tapi kalo memang susah, bawalah bekal buah dan sayuran yg bisa langsung kupas tangan atau langsung gigit gigi...

Buah yang mudah dikupas tangan seperti salak, jeruk, pisang, rambutan, manggis, kelengkeng, dsb...

Begitu juga dg sayur, seperti buncis, kacang panjang, kol, tomat, sawi putih, toge, dsb...

Bukan ga boleh bawa bekal buah & sayur potong ato bentuk jus... tapi idealnya kita mengindari sebanyak mungkin tubuh dimasuki makanan yang teroksidasi...

Kalopun sesekali bawa buah potong, saya bikin potongannya lebih besar, sehingga masih ada bagian yang ga teroksidasi.
Kalo pun bawa jus, saya mengusahakan secepatnya untuk dikonsumsi...

Berikut saya lampirkan sedikit penjelasan tentang "oksidasi" diambil dari buku Prof. Dr. Hiromi Shinya :

Tubuh Akan Teroksidasi jika Terus Menyantap Makanan Teroksidasi

Oksidasi menurut KBBI :
1. Penggabungan suatu zat dg oksigen
2. Pelepasan elektron dari suatu partikel (molekul)
3. Penguraian mineral yang mengandung logam oleh O2 dan menimbulkan karat yang merupakan satu bentuk pelapukan kimia



Secara singkat, proses oksidasi dapat menyebabkan suatu kondisi makanan menjadi berkarat, karena adanya ikatan zat dengan oksigen.
Seperti logam yang dapat berkarat...


Contohnya, saat kita menggoreng sesuatu, biasanya minyak kehilangan warna dan menjadi hitam.
Begitu pula apel dan kentang, berubah warna dan menjadi cokelat tidak lama setelah dikupas. Semua ini terjadi akibat oksidasi, akibat efek oksigen yang terdapat di udara. Radikal bebas terbentuk saat makanan teroksidasi ini memasuki tubuh.


Radikal Bebas dapat menghancurkan DNA dalam sel-sel sehingga menyebabkan kanker dan berbagai masalah kesehatan lainnya.

Alasan radikal bebas begitu ditakuti adalah karena mereka memiliki kemampuan oksidasi yang tinggi (kemampuan untuk membuat karat), beberapa kali lebih kuat daripada kemampuan oksigen biasa.

Tak hanya makanan teroksidasi saja yang menghasilkan radikal bebas, bahkan alkohol, tembakau dan berbagai faktor lain juga dapat menghasilkan radikal bebas.


Radikal bebas sering diperlakukan sebagai "penjahat", tetapi kenyataannya, mereka juga memiliki fungsi penting, yaitu mampu membunuh virus, bakteri, jamur, dan menekan infeksi. Namun, jika jumlah radikal bebas meningkat diatas satu titik tertentu atau berlebihan, membran sel dan DNA sel-sel normal mulai hancur. Saat inilah yang berdampak "bahaya" bagi tubuh...

Sebenarnya tubuh kita sudah dilengkapi senjata yang dapat menetralisasi serangan radikal bebas, berupa enzim anti-oksidan yang disebut SOD (super-oksida dismutase).

Jumlah SOD  akan menurun saat kita melewati usia 40 tahun. Ketika enzim ini menurun, enzim-enzim pangkal mulai melawan radikal bebas berlebihan.

Namun jika jumlah enzim pangkal tidak banyak tersedia, maka gangguan kesehatan akibat radikal bebas tak dapat dihindari lagi.

Pendeknya, jika kita terus mengonsumsi makanan teroksidasi, kita menciptakan banyak radikal bebas dalam tubuh.

Untuk mencegahnya, sebaiknya menghindari makanan yang dapat meningkatkan kadar radikal bebas dalam tubuh.

Oya, jenis makanan yang paling mudah teroksidasi adalah minyak.

Tak ada lemak yang paling buruk daripada Margarin :
https://m.facebook.com/groups/466855680080631?view=permalink&id=719933188106211&ref=m_notif&notif_t=group_comment

Bukan berarti ga boleh makan gorengan lho ya... tetapi bijaksanalah dalam mengkonsumsinya...
Sesekali harus menyantap gorengan ya gapapa, apalagi bersama sayuran segar tentu lebih baik, ditambah dg tetap mengunyah dg baik & benar maka air liur membantu menetralisir hingga kadar tertentu...

Setelah minyak, susu juga jenis makanan yang paling mudah teroksidasi.

Kibulan susu :
http://deaedensor.blogspot.com/2015/03/rangkuman-tentang-susu-sebenarnya-bukan.html?m=1


Sebaliknya, jika mengonsumsi makanan segar yang penuh enzim, selain membatasi jumlah radikal bebas yang dihasilkan, kita juga dapat membatasi pengurangan enzim pangkal dalam tubuh

Beberapa thread tentang enzim :

Enzym :
https://m.facebook.com/groups/466855680080631?view=permalink&id=666468173452713&ref=m_notif&notif_t=like

Enzim, dr. Shinya :
https://mobile.facebook.com/groups/466855680080631?view=permalink&id=682321731867357&ref=m_notif&notif_t=like

Enzim :
http://deaedensor.blogspot.co.id/2015/07/ada-apa-dengan-enzym-dan-kualitas-hidup.html?m=1



Met Tahun Baru 2016 Semua...
Semoga Tahun ini lebih baik lagi dalam berefcehnya... disiplin dan konsisten demi sehat berkualitas :D

#FoodCombining #FoodCombiningItuGampang #SehatItuPilihan #Oksidasi