Saturday, September 19, 2015

Fakta Dibalik Teh



Sebanyak 70% cairan tubuh manusia adalah air. Didalam kadar air ini terlarut semua hal penting bagi kelangsungan hidup organisme, seperti bermacam unsur nutrisi, informasi dll.

Pengangkutan zat gizi, juga pengeluaran zat buangan, semua melalui perantara air. Oleh karena itu, dengan hanya minum air yang baik, itu saja sudah memperlancar pengeluaran toksin, melancarkan peredaran darah, dan mendorong kinerja bakteri dalam usus dan enzim tubuh.

Teh, jus "pabrikan" dan minuman soda adalah air yang sudah dicampuri bermacam-macam zat lain. Saat masuk kedalam tubuh, zat-zat asing yang terlarut dalam minuman seperti itu harus disingkirkan terlebih dahulu.

Misal tanin dalam teh, dan kafein dalam kopi, setiap kali diminum ada toksin (racun) yang harus dinetralkan, sehingga menguras enzim. Kemudian kadar gula yang terlalu tinggi meningkatkan risiko diabetes, obesitas dan hiperglikemia (gula darah tinggi).
(Prof. Dr. Hiromi Shinya)

Kali ini, kita akan membahas mitos dan fakta seputar teh. Saya lampirkan juga kulwit pakar #FoodCombining Erikar Lebang terkait tentang Teh sebenarnya bukan minuman kesehatan, malah menjadi berbahaya ketika rutin di konsumsi

Yuk baca dan simak perlahan, semoga membuka wawasan dan bermanfaat bagi yang membutuhkan...


Mengapa saya selalu mengatakan minum teh itu berbahaya bagi kesehatan? Padahal sebenarnya ada beberapa manfaat dari minum teh #KibulanSehat

Polifenol adalah salah satu antioksidan penting yang sering disebut sebagai alasan mengapa teh wajib diminum utama teh hijau #KibulanSehat

Juga sifat -pada beberapa kasus- sensasi sistem cerna dari rasa nyaman hingga kemudahan buang air yang buatnya terkira sehat #KibulanSehat

Teh juga sering diminum sebagai ritual dan berlangsung secara repetitif setiap hari yang buat tubuh membangun ketergantungan #KibulanSehat

Repetisi buat tubuh memproduksi dopamin & endorfin yang terkait rasa nyaman serta ketagihan. Akhirnya tubuh cari sensasi sama #KibulanSehat

Kehilangan itu buat tubuh ‘merasa’ ada masalah, ia beri signal rasa tidak nyaman, kadang parah, bergantung tingkat kecanduan #KibulanSehat

Itu sebab banyak yg pasca meminum merasa tubuhnya tersegarkan! Dan banyak pihak tertipu mengira itu adalah sifat positif teh #KibulanSehat

Padahal sebenarnya ia sedang menumpuk masalah dalam tubuhnya. Itu satu sebab teh adalah ‘silent killer’ yang amat potensial #KibulanSehat

Polifenol teh saat terakumulasi dalam tubuh menjadi tanin yang mudah teroksidasi dan rusak dinding lendir (mukosa) lambung #KibulanSehat

Itu sebab Hiromi Shinya menemukan dari 300.000-an lebih manusia yg isi perutnya ‘diteropong’. Tidak ada peminum teh yang sehat #KibulanSehat

Semua menunjukkan kerusakan lambung dan usus yang pada tingkat parah menjadi pangkal timbulnya beragam penyakit berat tubuh #KibulanSehat

Satu hal lagi kenapa saya katakan teh itu hal buruk dalam kesehatan, karena kebiasaan minum teh sulit diukur dan dibatasi #KibulanSehat

Teh menjadi minuman paling umum pemuas dahaga. Padahal teh adalah ‘pengering cairan’ tubuh yang amat potensial (diuretikal) #KibulanSehat

Minum teh di waktu haus hanya penuhi kebutuhan cairan di level sensasi saja. Sejatinya tubuh ‘kehausan’, utama di tingkat sel #KibulanSehat

Efek pahit sepat dari tanin juga acap diakali dengan penambahan gula dalam jumlah banyak saat minum teh. Ini masalah lagi! #KibulanSehat

Pankreas tubuh akan kewalahan mengontrol kadar gula, akibat teh manis diminum secara banyak dan rutin setiap hari, lalu rusak #KibulanSehat

Teh diminum secara rutin saat santai, saat lelah, saat makan dan saat tubuh punya masalah. Ini bahaya laten yang dimiliki teh #KibulanSehat

Apalagi teh kemasan yang diproduksi dengan dalih praktis, kita tidak tahu apa saja efek merusak zat aditif yang ada disana? #KibulanSehat

Jadi bila rutin minum teh & mengira berbuat baik bagi kesehatan, tapi Anda penderita gangguan lambung dan acap sakit? Koreksi #KibulanSehat

Demikian kibulan siang ini. Suka sukur, gak suka unfollow! Gak follow, berisik? Coba jogging dulu, tapi di jalan tol, dan malam hari! Salam

#FoodCombining #Teh #KibulanSehat

Tuesday, September 15, 2015

Menopause, Anti Penuaan & Pola Hidup Sehat




Memenuhi beberapa permintaan untuk menulis tentang Menopause, bukan ahlinya, tapi saya coba paparkan sedikit dengan mengaitkan perihal "Anti Penuaan" juga pola hidup sehat tentunya sesuai tujuan utama grup ini (sehat berkualitas).

Dari buku Prof. Dr. Hiromi Shinya :
Menurut beliau, penyebab "anti penuaan" menjadi tren seperti sekarang, adalah bertambah banyaknya orang-orang yang gelisah dengan kecepatan penuaan yang tidak sesuai usia sesungguhnya.
Terutama saat dirinya mulai merasakan fisiknya melemah, orang akan mati-matian berusaha menghentikan "penuaan".

Macam-macam metode dilakukan, terutama banyak metode berbahaya dan tidak dianjurkan beliau, dari chemical peeling yang sebenarnya merusak fungsi penjaga kulit yang penting, dan malah berisiko mengundang masalah kulit yang lebih parah.

Satu lagi yang dianjurkan untuk dihindari, yaitu metode menyuntikkan hormon pertumbuhan manusia.

Hormon pertumbuhan merupakan hormon penting yang berhubungan dengan pembentukan tulang dan otot, metabolisme, dsb. Sejak usia dewasa, jumlah yang dihasilkan mulai berkurang. Hormon ini banyak dihasilkan pada usia belasan, pada usia 40an turun sekitar separuhnya, dan pada usia 80an berkurang hingga sekitar 1/20 masa puncaknya.

Penurunan hormon pertumbuhan membawa fenomena penuaan bagi tubuh. Kulit kendur, kemampuan fisik yang melemah, tumbuhnya uban, dan menurunnya seksualitas; semuanya datang dari berkurangnya hormon pertumbuhan.

Menyuntikkan hormon pertumbuhan untuk menghambat penuaan, justru mempercepat penuaan dalam tingkat sel.
Memang memasukkan hormon pertumbuhan dengan sengaja berarti membuat lingkungan yang serupa dengan masa pertumbuhan didalam tubuh. Tetapi tolong diingat bahwa pertumbuhan yang aktif sama dengan terburu-buru menuju proses penuaan.
Kekhawatiran terbesar yaitu menentang hukum alam.

Jika anda sungguh-sungguh menjalankan kehidupan yang sehat, tidak perlu repot-repot memperhatikan cara-cara anti penuaan. Karena metabolisme tubuh kita sesuai dengan ketentuan alam, kita tidak perlu melawan "penuaan".

Menopause juga termasuk "penuaan", dalam arti proses yang alami sesuai kodrat perempuan. Makhluk hidup telah diberikan "panjang usia yang alami", dan tubuh makhluk hidup berubah dengan kecepatan yang paling sesuai agar bisa hidup selama itu. Artinya, "penuaan" juga proses yang perlu untuk hidup maksimal memenuhi panjang usia itu.

Menopause secara klinis didefinisikan sebagai waktu dimana seorang perempuan tidak mengalami menstruasi lagi.
Dalam literatur populer, istilah ini digunakan untuk menyebut 5 tahun sebelum menstruasi berhenti (menopause).

Menopause terjadi karena hormon estrogen dan progesteron tidak lagi diproduksi, sehingga indung telur tidak lagi melepaskan sel telur.

Akibatnya, wanita tidak memiliki sel telur yang bisa dibuahi oleh sperma dan tidak memiliki dinding rahim yang akan luruh menjadi darah menstruasi. Jadi perempuan yang sudah menopause tidak bisa hamil lagi.

Usia menopause pada perempuan berkisar antara 40 - 50 tahun. Tetapi masing-masing orang tidak selalu sama. Hal ini tergantung kesehatan, gizi maupun "keturunan".

Banyak perempuan yang sudah menopause menghindari HUS. Hal ini disebabkan mukosa atau lapisan lendir yang melapisi vagina sudah menipis sehingga pada saat HUS mudah lecet dan menimbulkan rasa nyeri.
Menipisnya mukosa karena hormon estrogen sudah tidak diproduksi lagi. Tetapi rasa nyeri dapat dikurangi dengan memakai pelicin yang berbahan dasar air.

Ada macam-macam penyebab penuaan yang lebih cepat daripada usia sebenarnya. Seperti makanan, air, gaya hidup, hal-hal spiritual, dsb. Konsumsi protein hewani berlebihan, merokok, alkohol, stres, radikal bebas, zat aditif makanan & zat kimia pertanian, dll.

Kebiasaan buruk lainnya, Olahraga yang terlalu keras akan menguras enzim, dan malah menjadi racun bagi tubuh. Konsumsi jenis makanan/minuman yang sama setiap hari dan terus menerus. Terobsesi menerapkan satu hal saja, sebaik apapun itu, malah akan menyebabkan rusaknya keseimbangan secara keseluruhan.

Konsumsi berlebihan dan ketimpangan pada satu hal saja, sama buruknya dengan kekurangan hal yang diperlukan.

Untuk hidup sehat dan panjang umur adalah menerapkan secukupnya hal-hal yang baik untuk tubuh dan sesuai dengan hukum alam sambil memikirkan keseimbangan tubuh anda.

Hidup sehat merupakan metode anti penuaan paling sempurna. Tujuh Kunci Hidup Sehat Dokter Shinya :

1. Menu makanan yang baik
2. Air yang baik
3. Pembuangan yang teratur
4. Pernapasan yang baik
5. Olahraga secukupnya
6. Istirahat dan tidur yang cukup
7. Tertawa dan perasaan bahagia

Jadi, bagi yang telah memasuki usia 40 tahun dst, tidak perlu khawatir dengan semua proses yang akan terjadi, nikmati dengan slalu berpikir positif agar energi bertambah untuk kebahagiaan diri.
Apalagi yang telah mengenal FC, tinggal  disiplin dan konsisten melakukannya, Insya Allah gejala-gejala  pra menopause tidak akan menakutkan seperti mitos yang beredar. Malahan ketika memasuki usia 40an, seseorang telah sampai pada usia dewasa dimana seharusnya semakin bijaksana karena ditempa pengalaman & wawasan yang lebih banyak dan berwarna.

Salam sehat dan smoga bermanfaat buat yang membutuhkan

#FoodCombining #FoodCombiningItuGampang #AntiPenuaan #Menopause #GayaHidup

Dikutip dari buku Terapi Enzim, Hiromi Shinya, MD dan Modul Kesehatan Reproduksi Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Pusat

Gambar diambil dari berbagai sumber

Monday, September 7, 2015

Risiko Reproduksi dan Pola Makan Sehat

Minggu ini dapat kabar ada rekan yang meninggal dunia setelah melahirkan, dan ada rekan lain yang anaknya meninggal dunia setelah berbulan-bulan di RS & telah operasi. Kedua berita ini sangat berkaitan dengan risiko reproduksi.

Karena 2 kejadian tersebut saya jadi ingin bicara seputar risiko reproduksi dan bagaimana penanganannya.

Sebagai relawan dari Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), 2 kasus ini bukan hal baru bagi saya. Selain itu, beberapa tahun silam, beberapa teman & rekan saya pun ada yang meninggal dunia setelah melahirkan. Kakak tertua saya sendiri mengalami proses risiko reproduksi yang berujung anaknya meninggal dunia

Mari kita bicara apa itu risiko reproduksi, terkhusus tentang kehamilan berisiko tinggi.

Saat terbaik bagi perempuan untuk hamil adalah antara usia 20 - 35 tahun.



Kehamilan dibawah usia 20 tahun berbahaya karena organ-organ reproduksi belum sempurna, hal ini nantinya akan menyulitkan proses kehamilan dan persalinan. (Keguguran, bayi lahir prematur, pendarahan, dsb)
Secara psikologis penting kesiapan mental & jiwa bereproduksi diusia belia, juga posisi tawar perempuan yang lemah bisa berdampak kepada janin nantinya.

Sedangkan kehamilan diatas usia 35 tahun juga berbahaya karena akan ada kecenderungan mengalami pendarahan setelah melahirkan, selain itu ada kemungkinan besar mendapatkan kualitas bayi yang kurang baik (kualitas sel telur sudah mulai berkurang) dan risiko kematian ibu & bayi. (Pendarahan, keguguran, bayi lahir prematur, dsb)

Selain itu, jarak yang terlalu dekat antar anak juga tidak kalah berisikonya, dimana organ-organ reproduksi yang masih proses pemulihan untuk mengembalikan fungsinya, dipaksa untuk bereproduksi kembali, ini bisa berakibat pendarahan, keguguran, bayi lahir prematur sd meninggal, dsb.
Secara psikologis pun, anak yang sebelumnya masih harus diberi kesempatan untuk tumbuh & berkembang dengan perhatian penuh.

Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap harinya dari berbagai belahan dunia dilaporkan setidaknya ada 800 perempuan meninggal akibat komplikasi selama kehamilan.

WHO mengatakan 99 persen kematian didapatkan pada negara sedang berkembang. Rasio kematian ibu di negara sedang berkembang 240 kematian per 100.000 kehamilan, sedangkan pada negara berkembang hanya didapatkan rasio kematian 16 kematian per 100.000 kehamilan.


Banyak perempuan yang meninggal, akibat komplikasi yang mereka dapat sebelum, selama dan pasca melahirkan.
Sekitar 80 persen kematian ibu disebabkan oleh beberapa hal seperti pendarahan berat setelah persalinan, infeksi (biasanya setelah persalinan), tekanan darah tinggi selama kehamilan (pre-eklamsi dan eklamsi), aborsi yang tidak aman.
Kesehatan ibu sangat berhubungan erat dengan kesehatan bayi. Lebih dari 3 juta bayi baru lahir meninggal tiap tahun dan 2.6 juta bayi lahir mati tiap tahunnya.

Melihat dampak risiko kehamilan tersebut, bukan berarti tidak ada jalan keluarnya.
Untuk pencegahan, sebaiknya tidak hamil diusia berbahaya tadi, terutama usia dibawah 20 tahun, karena selain risiko diatas tadi, masih banyak waktu juga untuk bereproduksi.

Bagi yang berusia diatas 35 tahun dan belum memiliki buah hati, akan lebih baik benar-benar mempersiapkan & menjaga diri selama kehamilan, persalinan dan pasca melahirkan.
Hal yang baik pada usia 35 tahun keatas, pemahaman dan gaya hidup biasanya relatif lebih baik daripada di usia 20-an. Seharusnya hal ini bisa membuat lebih mudah untuk menjaga kesehatan kehamilan di usia yang lebih tua.

Tetapi memang kenyataan, beberapa kehamilan ada yang tejadi tanpa persiapan matang, bahkan kehamilan tidak diinginkan (KTD). Sehingga usia yang sudah berisiko membahayakan ibu & anak, ditambah kurang "kepedulian" selama proses kehamilan.


Kehamilan dan Pola Makan Sehat

Dari banyak kasus yang pernah saya temui, termasuk kasus teman, rekan & saudara saya tadi, kebanyakan bersumber dari faktor internal, walau faktor eksternal tetap ikut terlibat.

Orang-orang Banjarmasin kebanyakan  tidak suka dengan sayuran, dan berpola makan buruk harian, sehingga memicu berbagai macam penyakit yang sudah terpendam duluan ditubuh "perempuan". Ini menambah daftar panjang risiko reproduksi diusia berbahaya.




Pun ketika akhirnya bisa melewati proses persalinan, tetapi ketika si Ibu tidak menghasilkan ASI, sehingga bayi yang sudah lahir prematur harus berjuang lebih keras untuk bertahan hidup.

Minimnya pengetahuan tentang bahaya sufor dan pembodohan iklan susu, membuat si bayi yang sudah separo nyawa harus meminum "racun" efek komersialisasi industri.

Lebih lengkap tentang susu sebenarnya bukan minuman kesehatan, bisa baca tulisan ini  :
http://deaedensor.blogspot.com/2015/03/rangkuman-tentang-susu-sebenarnya-bukan.html?m=1

Saya menyaksikan sendiri, bayi kakak saya yang lahir prematur dan kurang "berkualitas" harus minum sufor. Setelah beberapa hari kemudian akhirnya meninggal dunia.

Padahal kakak saya berjuang nyawa dengan kehamilan diusia berbahaya tersebut, sebelum melahirkan hipertensinya kumat parah, belum penyakit lainnya sehingga terjadi komplikasi yang membuat kakak sempat koma beberapa hari.

Sebagai pelaku Food Combining (FC), sekarang saya semakin paham apa yang terjadi dengan kakak saya puluhan tahun silam itu.

KTD karena lupa konsumsi alkon, usia yang sangat berisiko tinggi untuk kembali hamil, punya riwayat hipertensi dsb, pola makan buruk hariannya (pembenci sayur ; sama seperti saya dulu)

Bisa dibayangkan, jangankan membuat janin dan bayi sehat, untuk tubuhnya sendiripun sudah kekurangan banyak asupan gizi. Masih bersyukur, kakak cepat dibawa suaminya ke RS yang "berkualitas", penanganannya cepat sehingga tertolong. Berbeda dengan teman & rekan saya yang telat di bawa ke RS, dan kasus lainnya sudah sampai RS tetapi penanganan lamban sehingga pertolonganpun terlambat.

Beberapa pengalaman pelaku FC yang hamil diusia berbahaya, diatas 35an tahun, menjalaninya dengan mulus dan lancar sampai persalinan serta berlimpah ASI. Ibunya sehat membuat bayipun turut selamat dan sehat serta bonus punya bayi bersih mulus beda dengan anak-anak mereka sebelum berpola makan sehat FC.

Penjelasan lengkap Seputar Food Combining: http://deaedensor.blogspot.com/2015/02/seputar-food-combining.html?m=1


Anak adalah amanah dari Sang Pencipta, hasil buah cinta yang menjadi buah hati, bukan sekedar status sebagai penerus, maupun pengurus balas jasa ketika tua nanti

Hamil, melahirkan, menyusui memang kodrat perempuan, tidak bisa dipertukarkan karena ketentuan dari Tuhan. Karena itu perempuan mempunyai hak atas reproduksi sehat.

Persiapkan diri sepenuh hati, dengan mencari tau segala informasi yang benar secara fakta seputar reproduksi sehat. Tidak mudah kemakan mitos yang malah semakin menyesatkan jiwa & raga.

#FoodCombining #FoodCombiningItuGampang #KehamilanBerisikoTinggi #RisikoReproduksi

Dikutip dari beberapa modul terbitan PKBI Pusat, dan berbagai sumber lainnya



Friday, September 4, 2015

Gula



Kali ini bicara tentang gula, efek keseringan melihat orang memakai gula sangat berlebihan terkhusus kepada buah hati....

Menurut Prof. Dr. Hiromi Shinya, MD ;
Gula pasir itu merupakan makanan menakutkan yang menggerogoti hati dan badan manusia.

Jika terlalu banyak mengkonsumsi gula pasir, tubuh akan kehilangan kalsium karena gula pasir makanan bersifat asam.

Gula putih hampir-hampir tidak mengandung kalsium sehingga kalsium yang dibutuhkan disuplai dengan melarutkan kalsium gigi dan tulang dalam tubuh. Begitulah mekanismenya mengapa makan yang manis-manis menyebabkan gigi berlubang dan tulang melemah.

Selain itu, zat gula dalam gula pasir sangat cepat diserap tubuh sehingga meningkatkan gula darah secara drastis. Karena itu insulin dihasilkan dalam jumlah besar, dan anak-anak yang belum memiliki cukup fungsi Homeostasis mudah menjadi hipoglikemia (gula darah rendah).

Jika hipoglikemia berlanjut dihasilkan adrenalin guna meningkatkan gula darah, ini merupakan hormon yang dikeluarkan didalam darah dalam jumlah besar saat sedang merasa tinggi emosi, gugup atau sangat gembira. Jika terlalu banyak keluar, kendali otak jadi tidak berfungsi dengan baik, dan menyebabkan "ingin mengamuk".

Anak-anak yang makan penganan yang banyak mengandung gula, menjadi "kurang daya konsentrasi, kemampuan berpikirnya menurun dan mudah marah. Bisa jadi, anak-anak "yang mudah mengamuk" salah satu penyebabnya adalah konsumsi berlebihan gula yang dimurnikan.

Kembali saya lampirkan juga kulwit pakar Food Combining Erikar Lebang masih terkait tentang Gula

Ini kulwit jadul yang dikasih mba Hesi Junaid. Semoga bisa membuka wawasan baru dan bermanfaat bagi yang membutuhkan

Yuk baca dan simak perlahan...

Manis itu identik dengan gula, dalam hukum fisiologis tubuh secara sederhana, gula = sesuatu yang mudah diproses menjadi energi .

Masalahnya hal itu hanya berlaku kalau gula masuk ke dalam tubuh dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan, lebih dari itu?


Ada baiknya kita kenali dulu proses dalam tubuh saat gula dikonsumsi. Glukosa adlh bentuk turunan 'hal manis' yg masuk tubuh.

Saat glukosa diserap tingkat gula darah akan naik, organ penting dlm tubuh bernama pankreas turun tangan bertindak menangani.

pankreas mengeluarkan hormon bernama insulin untuk mengikat glukosa tadi membawanya ke dalam sel untuk dibakar.

Hasil pembakaran tersebut adalah energi yang bisa segera dipakai oleh tubuh. Kalau ada sisa tdk terpakai, diubah sbg cadangan.

Cadangan itu disimpan dalam otot atau liver (glycogen) atau dlm lemak tubuh (triglyceride) yg se-waktu2 diperlukan bs dipakai.

Itu dasar pemikiran mengapa puasa dikaitkan dengan jargon, "berbukalah dgn yg manis" spy ada pasokan energi ekstra instan.

Sayangnya saat pasokan gula itu ada di atas ambang batas kebutuhan atau bahkan jauh melebihi, skenario itu tdk berlaku lagi.

Saat tubuh mengkonsumsi gula terlalu banyak, glukosa akan naik secara drastis. Otak segera perintahkan pankreas bereaksi.

Memproduksi insulin dalam jumlah yang memadai. Namun apabila kondisi ini berlangsung terus menerus, pankreas akan kelelahan.

Hilang kontrol terhadap jumlah insulin memadai yang seharusnya diproduksi (hyperinsulinaemia) pembakaran gula tdk sempurna.

Akibatnya energi instan yang diinginkan muncul menjadi tidak terpenuhi. Bahkan bisa berbalik menjadi bumerang bagi kesehatan.

Gula yg tak terpakai disimpan sbg trigliserida, sayangnya dlm jumlah melimpah dan membuat berat melambung drastis.

tau pankreas yg terus menerus bekerja keras, lelah hingga fungsinya rusak, berakibat insulin tdk lg terproduksi scr cukup.

Krn tubuh kehilangan kemampuan utk memproses gula sbg energi. Akhirnya dipakai cadangan glikogen dan trigliserida habis2an.

Di sisi lain, problem turunan dr kelebihan gula adlh limpahan lemak yg berlebihan tak tertampung yg berkeliaran dlm darah.

Memicu timbulnya molekul tdk sempurna yg biasa kita sebut sbg radikal bebas dalam jumlah di luar ambang batas tubuh.

Hal tersebut segera memicu beragam problem dlm tubuh, mulai dr mutasi sel abnormal, gagal organ hingga kehilangan penglihatan.

Hingga ke penyakit mematikan spt Multiple Sclerosis, Parkinson, Alzheimer, Lupus, Mental Disorder, Tumor Otak dll

Nah, berdasar pd paparan data spt demikian? Masih ada yg nekat memaksakan pengaplikasian jargon "berbuka dgn yg manis"

#FoodCombining #KibulanSehat #Gula

Gambar diambil dari berbagai sumber