Monday, April 30, 2018

Beban Ganda Perempuan



Pada umumnya rumah tangga, pekerjaan domestik dibebankan hampir 90% kepada perempuan.
Iya kalau itu pilihan mereka perempuan menjadi IRT, dan suami bawa pulang duit tanpa istri harus stres sangat berhemat ngatur biaya hidup, tetap bisa liburan, dsb.

Bagaimana dengan perempuan yang harus kerja untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga juga, karena gaji suami yang tidak mencukupi biaya ini itu, dan masih aja terus dibebani pekerjaan domestik yang seabrek-abrek tak pernah kelar-kelar seluruhnya ke perempuan?

Ketika suatu saat si perempuan kelelahan minta bagi tugas domestik dengan suaminya, eh suaminya malah bilang itu kodrat perempuan, mulailah ribut dan KDRT pun terjadi, mulai kekerasan psikologi si istri dikata-katai ga becus ngurus rumah dan anak, bandingkan dengan perempuan lain, dan ketika si istri yang sangat kelelahan ga bisa berhubungan seksual, mulai "ngelirik" perempuan lain.

Parahnya, sekitarnya malah ikut menghakimi dan ngatain si istri, ngurus rumah aja ga becus, pantesan suaminya ke perempuan lain.

Ketika si istri sudah tidak mampu dengan beban gandanya, semua ramai menghujat, tapi ketika suami tidak mampu dan tidak mau berbagi tugas domestik, semua memaklumi.


Saya berdoa semoga lelaki dan perempuan yang bilang pekerjaan domestik adalah kodrat perempuan, mau terbuka hati dan pola pikirnya untuk belajar lebih dalam tentang bedanya KODRAT dan GENDER.

KODRAT VS GENDER
Pembahasan tentang perbedaan kodrat dan gender sebenarnya sudah banyak, tapi masih banyak disalahpahami dan dicampur aduk oleh banyak orang, bahkan yang berpendidikan tinggi.
Karena memang hal ini sudah berlangsung lama dan dikonstruksi oleh budaya patriarki, kemudian dijadikan sebagai tata nilai masyarakat yang dinormalisasi, seolah semua berjalan sesuai kodratNya.

Jadi tidak heran, sesama perempuan bukannya saling berjuang bersama, tapi malah saling menjatuhkan.

Kodrat itu pemberian Tuhan atas perempuan dan laki-laki.
Contoh dari kodrat perempuan, mempunyai vagina, rahim, bisa menyusui. Contoh kodrat laki-laki, mempunyai testosteron, sperma, jakun.
Laki-laki tidak bisa hamil, hanya perempuan yang bisa. Ini semua tidak bisa diubah maupun dipertukarkan, berlaku sepanjang masa dan dimana saja.


Sedangkan Gender adalah pembagian peran dan tanggung jawab yang ditetapkan oleh masyarakat dan budaya untuk perempuan dan laki-laki.
Misalnya, perempuan sering dilekatkan dengan pekerjaan domestik sedangkan laki-laki dilekatkan dengan pekerja publik.

Jadi, memasak, mencuci, mengepel, dan pekerjaan domestik lain bisa dipertukarkan? Bisa banget!
Berarti, pekerjaan domestik bukan kodrat. Benar, itu merupakan gender.

Walaupun saya sedih ketika melihat banyak terjadi Ketidakadilan Gender ini, karena banyak pernikahan hanya sebatas status dan kompromi, bahkan dulu pernah mendampingi korban-korban KDRT.

Namun di sisi lain, saya juga melihat dan berteman dengan beberapa pasangan yang berpola pikir terbuka, setara, saling menghargai dan berbagi, pernikahan mereka beneran asik, tanpa kepura-puraan pamer bahagia. Syukurlah, Pernikahan yang membuat bahagia itu benar ada, bukan khayalan. Kalau melihat ini saya mau sih menikah, hahahaha..

Mau jadi apapun seorang perempuan, harusnya itu semua atas pilihan sesuai hati dan membahagiakannya, bukan karena tuntutan, desakan, doktrin, dan intimidasi diluar dirinya.

Mari menjadi cerdas dan saling menghargai dengan ilmu dan pengetahuan bukan dengan ego.

No comments:

Post a Comment