Banyaknya terjadi kasus tindak kejahatan seksual remaja membuatku
ingin berbagi tentang hal yang dianggap “tabu” oleh sebagian masyarakat yaitu
#KesehatanReproduksiRemaja (#KesproRemaja).
Pengalaman saya beberapa tahun silam di Youth Centre CMR-PKBI Daerah
Kalsel, diantara banyaknya konseling yang masuk rata-rata remaja kebingungan
masalah kespro karena malu bertanya pada orang tua mereka dan kalaupun ada yang
bertanya, orang tua mereka malah menjawab ”tabu” untuk dibicarakan (bisa jadi
orang tua mereka sendiri tidak paham tentang kespro). Bertanya pada gurupun
juga lebih malu lagi dan ketika ada guru yang mereka suka dan percayai, guru
tersebut juga belum tentu tahu betul tentang kespro. Akhirnya teman sebayalah
tempat mereka curhat, yang belum tentu juga lebih paham dari orang tua dan guru
mereka. Hasilnya adalah kesalahpahaman informasi, membuka situs-situs porno dan
mencoba hal-hal yang belum saatnya.
Lewat blog ini saya ingin berbagi sedikit informasi tentang hal tersebut
diatas secara proporsional dan ilmiah bukan bahan becandaan.
Pengertian Kesehatan
Reproduksi
Reproduksi adalah proses melanjutkan keturunan pada manusia. Kesehatan
Reproduksi (Kespro) didefinisikan keadaan sehat jasmani, psikologis dan sosial
yang berhubungan dengan fungsi dan proses sistem reproduksi. (ICPD, 1994). Sedangkan
Reproduksi Sehat adalah perilaku individu yang berkaitan dengan fungsi dan
proses reproduksi termasuk perilaku seksual yang sehat.
Salah satu penunjang terciptanya reproduksi yang sehat adalah #PendidikanSeks.
Pendidikan Seks pada dasarnya merupakan upaya untuk memberikan pengetahuan
antara lain tentang fungsi organ reproduksi dengan menanamkan moral, etika
serta komitmen agar tidak terjadi ”penyalahgunaan” organ reproduksi tersebut.
Siapa Itu Remaja?
Remaja adalah periode transisi dalam aspek perkembangan antara masa
anak-anak dan masa dewasa. Dengan rentang usia antara 10 -24 tahun menurut
IPPF/PKBI, 10 -19 tahun menurut WHO/Depkes, 10-14 /15 – 24 th menurut UNFPA (belum
menikah).
Masa ini bisa juga disebut dengan
masa pubertas, karena terjadi perubahan fisik, psikis dan pematangan fungsi
seksual. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung dengan cepat, tetapi laju
pertumbuhan ini berbeda untuk masing-masing individu tergantung beberapa factor
seperti gizi dan genetis.
Hormon kelamin laki-laki (testosterone)
bersama hormone anak ginjal (androgen) menimbulkan ciri-ciri sekunder, yaitu :
Ø
Suara bertambah besar
Ø
Badan Lebih berotot (bahu & dada)
Ø
Pertambahan berat dan tinggi badan
Ø
Tumbuh jakun
Ø
Tumbuh rambut di ketiak, kaki, tangan, dada, dan
kumis, serta sekitar kemaluan
Ø
Lebih cepat mengalami bau badan
Ø
Alat reproduksi mulai berfungsi
Ø
Mengalami mimpi basah
Indung telur memproduksi hormon
kelamin perempuan (estrogen dan progesterone) pada anak perempuan yang akan
menyebabkan munculnya ciri-ciri seks sekunder :
Ø
Pertambahan tinggi badan
Ø
Pinggul melebar
Ø
Buah dada berkembang
Ø
Suara menjadi halus & tinggi
Ø
Kulit menjadi lebih halus
Ø
Tumbuh rambut di ketiak dan sekitar kemaluan
Ø
Lebih cepat mengalami bau badan
Ø
Alat reproduksi mulai berfungsi
Ø
Mengalami menstruasi
Reproduksi yang Sehat diantaranya :
·
Mampu mempunyai anak/keturunan yang sehat.
· Mampu mengendalikan diri untuk tidak melakukan
hubungan seks sebelum nikah atau diluar nikah.
·
Mampu Menjalankan kehidupan seksual yang sehat
dengan pasangan sah.
·
Tidak menulari dan tertular penyakit kelamin.
·
Tidak memaksa atau dipaksa oleh pasangan kita,
apalagi oleh orang lain.
·
Bisa memperoleh informasi dan pelayanan
reproduksi yang kita butuhkan.
·
Keputusan apapun yang kita ambil seputar masalah
reproduksi bisa dipertanggungjawabkan.
Mengenal Organ Reproduksi
a. Organ Reproduksi Perempuan
contoh organ reproduksi perempuan
1. Indung Telur (ovarium), yaitu organ di kiri dan
kanan Rahim diujung salauran fimbrae (umbai-umbai) dan terletak dirongga
panggung. Berfungsi mengeluarkan sel telur (ovum) sebulan sekali.
2. Fimbrae, dapat dianalogikan dengan jari-jari
tangan. Umbai-umbai ini berfungsi menangkap ovum yang dikeluarkan indung telur.
3. Saluran Telur (tuba fallopii), yaitu salurandi kiri
dan kanan Rahim yang berfungsi untuk dilalui oleh ovum dari indung telur menuju
Rahim.
4. Uterus (Rahim), yaitu tempat calon bayi
dibesarkan. Bentuknya seperti alpukat gepeng dan berat normalnya 30-50 gram. Pada
saat tidak hamil, besar Rahim kurang lebih sebesar telur ayam kampong. Terdiri dari
3 lapisan dinding, lapisan parametrium, lapisan myometrium dan lapisan
endometrium.
5. Leher Rahim (Cervix), yaitu bagian bawah Rahim yang
bagian luarnya ditetapkan sebatas penis waktu masuk ke dalam vagina. Pada saat
persalinan tiba, leher Rahim membuka sehingga bayi dapat keluar.
6. Vagina, yaitu sebuah saluran berbentuk silinder
dengan diameter dinding depan kurang lebih 6,5 cm dan dinding belakang kurang
lebih 9 cm yang bersifat elastis dengan berlipat-lipat. Fungsinya sebagai
tempat penis berada waktu senggama, tempat keluarnya menstruasi dan bayi.
7. Mulut Vagina, yaitu awal vagina, merupakan
rongga penghubung Rahim dengan bagian luar tubuh.
b. Organ Reproduksi Laki-Laki
contoh organ reproduksi laki-laki
1. Penis, berfungsi sebagai alat senggama dan
saluran untuk menyalurkan sperma dan air seni.
2. Glans, adalah bagian depan atau kepala penis,
banyak mengandung pembuluh darah dan syaraf.
3. Saluran kencing (uretra), yaitu saluran untuk mengeluarkan air
seni dan air mani.
4. Saluran sperma, yaitu saluran yang
menyalurkan sperma dari testis menuju vesikula seminalis.
5. Epidydimis, yaitu saluran-saluran yang lebih
besar dan berkelok-kelok yang membentuk bangunan seperti topi. Sperma yang
dihasilkan oleh saluran-saluran testis yang kecil akan berkumpul disini.
6.
Testis/pelir,
berjumlah 2 buah untuk mereproduksi sperma setiap hari dengan bantuan testosteron.
Berada diluar tubuh karena pertumbuhan sperma membutuhkan suhu yang lebih
rendah daripada tubuh.
7. Scrotum, adalah kantung kulit yang melindungi
testis, berwarna gelap dan berlipat-lipat serta tempat bergantungnya testis.
8.
Kelenjar
Prostat, yaitu kelenjar yang menghasilkan cairan yang berisi zat makanan untuk
menghidupi sperma.
9. Vesikula Seminalis, fungsinya hampir sama
dengan kelenjar prostat.
10. Kandung
Kencing, adalah tempat penampungan sementara air yang berasal dari
ginjal (air seni).
Tanda Matangnya Organ Reproduksi
Pada perempuan
kematangan organ reproduksi ditandai dengan menstruasi, sedangkan pada
laki-laki ditandai dengan munculnya mimpi basah.
Mimpi basah Merupakan
pengeluaran cairan sperma yang tidak diperlukan secara alamiah pada saat tidur.
Pertama terjadi mulai usia 9 – 14 tahun.
Menstruasi
merupakan peristiwa luruhnya lapisan dinding dalam Rahim yang banyak mengandung
pembuluh darah (endometrium). Lapisan ini terbentuk sebagai persiapan jika sel
telur berhasil dibuahi oleh sel sperma, jika tidak maka jaringan ini akan
meluruh. Menstruasi pertama mulai terjadi sekitar umur 10 – 15 tahun. Sedangkan
siklus menstruasi berlangsungkurang lebih 28 hari ( antara 21 – 35 hari).
1. Mengganti celana dalam min. 2x sehari.
2. Membersihkan kotoran yg keluar dari alat kelamin & anus. Kemudian mengeringkan bisa dg handuk atau tissue kering.
3. Tidak menggunakan air yg kotor untuk mencuci vagina/penis.
4. Dianjurkan untuk mencukur/merapikan rambut kemaluan krn bisa ditumbuhi sejenis jamur/kutu shg menimbulkan rasa tidak nyaman & gatal.
5. Menghindari celana ketat. Krn menyebabkan alat-alat reproduksi mudah berkeringat. Sdgkan pada laki-laki, celana ketat mengganggu stabilitas suhu scrotum.
Cara pemeliharaan khusus perempuan :
1. Tidak menggunakan pembilas vagina kecuali ada infeksi.
2. Memeriksa ada atau tidak benjolan pada payudara min 1x/bulan setiap selesai menstruasi.
3. Tidak memasukkan benda asing dalam vagina.
4. Gunakan cd yg menyerap keringat.
5.Selama haid pembalut sering diganti secara teratur 4-5 kali sehari.
6. Mencatat siklus haid agar dapat mendeteksi adanya gangguan.
7. Selama haid perbanyak mengkonsumsi buah-buahan & sayuran, batasi konsumsi protein hewani. Serta minum air putih yg banyak.
Cara pemeliharaan khusus laki-laki :
1. Tidak menggunakan celana ketat yg dapat mempengaruhi suhu testis, shg dapat menghambat produksi sperma.
2. Sunat dapat mencegah penumpukan kotoran/smegma shg alat kelamin menjadi bersih.
Dampak Terabaikannya Kesehatan
Reproduksi pada Remaja
•
Hubungan seks diluar nikah
•
Ganti-ganti pasangan
•
Tertular IMS/HIV
•
Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) dan Aborsi tak
aman
•
Hamil dan melahirkan pada usia dini
•
Resiko kemandulan dan kanker serviks
•
Pelecehan, perkosaan dan pelacuran
Sejak zaman
dulu pelecehan seksual dan pemerkosaan sudah terjadi. Dikatakan faktor utama penyebabnya adalah rasa dorongan seksual yang tidak dikendalikan
dengan baik. Selain itu budaya patriarkhi yang beranggapan bahwa laki-laki
berkuasa, sehingga perempuan dianggap sebagai kaum lemah dan pantas dilecehkan.
Sekarang ini, kasus tersebut semakin banyak terjadi, budaya patriarki yang masih mengakar ditambah pengaruh tontonan dan bacaan yang mendorong orang berperilaku seksual yang menyakiti orang lain. Bagi yang tidak dapat mengelola dorongan seksnya dengan baik maka hal ini menimbulkan perilaku yang salah sebagai dorongan seksualnya.
Sekarang ini, kasus tersebut semakin banyak terjadi, budaya patriarki yang masih mengakar ditambah pengaruh tontonan dan bacaan yang mendorong orang berperilaku seksual yang menyakiti orang lain. Bagi yang tidak dapat mengelola dorongan seksnya dengan baik maka hal ini menimbulkan perilaku yang salah sebagai dorongan seksualnya.
Penyampaian
informasi mengenai kesehatan reproduksi hendaknya diberikan mulai dari rumah
oleh orang tua. Orang tua hendaknya menciptakan suasana hormat, keakraban dan
keterbukaan bukan ketakutan. Sehingga tercipta dialog yang baik antara orang
tua dan remaja.
Setiap orang
membutuhkan pendidikan seks karena akan memberikan bekal pengetahuan pada
seseorang agar lebih memahami dirinya sendiri, sehingga mampu menjaga
kesehatannya dengan lebih baik. Dan mengambil keputusan yang terbaik untuk
hal-hal yang dengan seksualitasnya.
Akan lebih
baik jika pendidikan seks diintegrasikan dalam kurikulum. Sebab kenyataannya,
tanpa disadari setiap orang perlu memahami segi seksualitasnya. Bagi orang tua
pendidikan seks sangat perlu karena jika orang tua kurang memahami
pengetahuan ini maka ia tidak dapat menjelaskan atau tidak tahu bagaimana cara
mengkomunikasikan kepada anak-anaknya.
Bagi remaja membutuhkan pengetahuan tentang seksualitas karena mereka memerlukan informasi yang tepat agar mampu mengambil keputusan yang tepat yang berkaitan dengan seksualitas.
Bagi remaja membutuhkan pengetahuan tentang seksualitas karena mereka memerlukan informasi yang tepat agar mampu mengambil keputusan yang tepat yang berkaitan dengan seksualitas.
Diambil dari Modul Kesehatan Reproduksi Remaja, Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
(PKBI)
#KesehatanReproduksi #PendidikanSeks
#KesehatanReproduksi #PendidikanSeks