Wednesday, February 4, 2015

Kanker Tidaklah Seseram Hantu

Sering kita liat di berbagai media massa permintaan sumbangan bagi penderita kanker & berbagai macam penyakit lainnya karena mahalnya pengobatan &  kekurangan biaya buat pengobatan... sebagai sesama manusia yang punya nurani & rejeki berlebih pasti tergerah hati ingin ikut membantu...

Tapi ada kegelisahan dihati saya... mungkin iya ketika dioperasi penyakitnya "sembuh" tapi setelahnya... penyakit tersebut bisa kembali datang menghantui sehingga berapapun dana yang telah terkumpul tidak akan bisa "memutus" penyakitnya...

Sebagai "pelaku" #FoodCombining saya jadi gemes... betapa sangat sederhana cara penanganan "penyakit" yang dikata "serem" tersebut... Food Combining memang bukan Food Therapy, tetapi ketika seseorang punya niat kuat dengan tujuan sehat kemudian disiplin & konsisten melaksanakan juklak FC tanpa tawar menawar Insya Allah tubuh akan menyembuhkan sendiri sakitnya

Saya tidak protes dengan hal tersebut diatas, cuma ingin menyampaikan kegelisahan saja dan juga sangat mensyukuri keadaan saya saat ini, sebelum terlambat dan harus operasi dsb saya telah bertemu dengan #FC...

Berikut saya lampirkan tulisan suhu Erikar Lebang (pakar Food Combining) tentang #KibulanKanker

Berapa banyak penderita kanker yang kondisinya memburuk dari waktu ke waktu, jauh dari sehat dan tentu saja jauh dari sejahtera? Banyak!

Persentase penderita kanker ditangani holistik, dari mulai penanganan penyakit, pencegahan penyebaran hingga perubahan pola hidup?

MinimPenderita kanker umumnya pasrah harus jalani pengobatan itu-itu saja, menelan ‘berton-ton’ obat, menjalani ‘siksaan’ kemoterapi, minim hasil

Dan kendati metode minim hasil, di sisi lain luar biasa tinggi tingkat persentasenya dalam menguras kocek penderita kanker, orang pun antre

Sekalinya metode itu berhasil, sering sekali hanya memperpanjang ‘nyawa’ sekian waktu. Kembalinya kanker harus direview secara periodik

Penderita kanker umumnya bagai dijebloskan dalam penjara penuh kegelapan, mereka tidak tahu kenapa, tidak tahu harus bagaimana?

Seberapa banyak penderita kanker yang diberi pemahaman, kenapa mereka bisa terkena kanker? Bagaimana cara mengatasinya? Super sangat minim!

"Ini masalah genetik", “Tidak diketahui penyebabnya?" hingga “Cobaan dari Tuhan", adalah jawaban standar yang umum diterima penderita kanker

Saya malah pernah ketemu kasus, perokok berat, saat dideteksi kanker paru-paru, masih bisa berkilah, “Ini genetika", kata ahli kesehatannya

Dulu jaman saya belum punya kesadaran kesehatan, punya teman yang seorang peminum dan penikmat hidup malam.

Terkena kanker sistem pencernaanMudah ditebak, tidak ada sedikitpun diskusi yang dilakukan tim kesehatannya picu kesadaran si pasien terkait gaya hidup, semua salah Tuhan

Saya gak tahu kabar teman ini lagi? Tapi kalau melihat gaya hidup dan pola pemahamannya terhadap kesehatan, sepertinya sulit ditolong

Apakah kanker serumit itu?

Bila kita mengacu pada bahasan ilmiah ilmu kesehatan konvensional terkini sekalipun, memang kompleks dan sulit

Bahkan ada jarak terpisah antara ahli kesehatan dan penderita kanker. Edukasinya hampir tidak pernah sampai dengan jelas ke mereka

Kerumitan itu membuat ahli kesehatan mudah mendikte apa yang harus dilakukan penderita kanker. “Ini tindakannya, siapkan biaya dan lakukan!

"Padahal serumit itukah kanker? Tidak juga.

Temuan Dr. Otto Heinrich Warburg, pemenang nobel 1931, mengindikasikan hal sangat sederhana

Poin pertama, “the prime cause of cancer is the replacement of the respiration of oxygen in normal body cells by a fermentation of sugar"

Beliau temukan kaitan sederhana antara sel kanker & glukosa, kini menjadi dasar pemikiran pendeteksi PET (positron emission tomography) Scan

Kini menjadi salah satu metode 3D tercanggih untuk mendeteksi dinamika sel kanker.

Jauh melebihi teknik scanning yang umum dikenal

Teknik ini dilanjutkan oleh University College London Hospitals, mereka mendeteksi keberadaan sel kanker dengan pergunakan bantuan glukosa

Dari sini temuan Dr. Warburg tentang ketertarikan sel kanker dengan glukosa semestinya sudah menjadi landasan sederhana melawan kanker

Tapi apa lacur? Berapa banyak penderita kanker yang disarankan untuk menjaga apa yang mereka makan?

Menghindari gula sederhana mungkin sudahTapi bagaimana jebakan gula yang terbentuk lewat konsumsi nasi putih, roti-rotian, turunan tepung, minuman energi misal? Jarang disinggung!

Tidak berhenti disana, Dr. Warburg beri platform mendasar lain tentang bagaimana cara kita melumpuhkan sel kanker, PH darah dan oksigen!

Sel kanker akan mati-matian mempertahankan PH di kisaran minimal 6.0 agar mereka bisa hidup dan berkembang biak secara leluasa. Ini penting!Upaya sel kanker ini umum dipermudah oleh gaya hidup seseorang apabila ia terbiasa makan dan minum seenaknya.

Bisa jadi malah pemicu utama Bagaimana dengan pola hidup yang cenderung dekat dengan berkembang biaknya sel kanker, mari kita menoleh ke pakar kesehatan lainnya

Ada Hiromi Shinya MD, Dr. Robert Young, Helbert Shelton ND, mewakili ahli kesehatan yang kedepankan pencegahan penyakit dan perawatan tubuhMereka kendati berangkat dari era-pemahaman berbeda, mengamini,

PH darah dan tubuh yang berada di kisaran asam (1.0 - 6.9) akibat gaya hidup

HIromi Shinya seorang ahli gastroenterology, memberikan foto usus besar 370.000 pasien antar rasnya di seluruh dunia, sebagai bukti mutlak

Pola makan yang berat pada protein hewani, makanan proses, minuman selain air putih, membentuk karakter harmoni sistem cerna yang amat buruk

Lucunya karakter sistem cerna, usus besar utama, jadi refleksi munculnya berbagai macam penyakit dalam tubuh manusia, kanker tak terkecuali

Dr. Young dan Shelton, mengemukakan pola makan jauh dari buah dan sayuran segar yang disantap dengan cara benar, identik masalah kesehatan

Bertiga mereka mengamini, pola hidup, berbasis pola makan seperti ini, menciptakan karakter PH darah-tubuh yang berada di wilayah asam

Hiromi Shinya, bahkan memberikan foto usus besar yang membaik pasca penderita penyakit tertentu (kanker termasuk) merubah pola makan drastis

Hebatnya, begitu usus besar menjadi sehat, sel kanker jadi kehilangan alasan untuk hidup, berangsur menghilang! Kalaupun ada, mudah diatasi

Hiromi Shinya menciptakan teknologi operasi sistem cerna bernama loop snare wire untuk menghilangkan sisa kanker atau pemicunya minim luka

Dr. Young mendirikan klinik yang menuntun penderita penyakit, kanker salah satunya, ubah pola makan mereka agar PH-nya netral cenderung basa

Herbert Shelton terkenal dengan klinik dan terapi semacam puasa yang berbasiskan buah-sayuran segar, kini dikenal dengan istilah detoks

Berbasis paham demikian, bukankah kanker semestinya lebih mudah dipahami, dipelajari lalu kemudian ditaklukkan? Seharusnya begitu

Tapi penguasaan industri (yang umum komersil) serta arogansi oknum, berusaha menolak itu semua dan menyeret kembali kanker ke sisi gelapnyaIni yang membuat kanker sampai hari ini menjadi sebuah materi yang sangat sulit untuk dipahami, diatasi dan bahkan menjadi semacam komoditas

7 comments:

  1. Miris ya.

    Begitu gencarnya pembodohan masyarakat, sampe suatu penyakit dibilang keturunan, termasuk kanker yang katanya penyakit keturunan.

    Kenapa juga ya orang orang tidak berusaha membuka pikirannya. Coba dululah pola makannya diubah, coba dulu barang seminggu dua minggu.

    Salah satu kenalanku terkena kanker. Secara teratur dikemo [aku gak nanya secara detil, berapa bulan sekali kemonya]. Yang jelas, kudu diperiksa secara teratur untuk melihat pertumbuhan sel kankernya.

    Yang aku suka heran, komentar adiknya bahwa gaya hidup si kakak ini sehat, kenapa juga bisa kena kanker.

    Kalau aku perhatikan makanannya, ya gak heranlah. Masak ya, bikin kaldu aja beli jadi, tinggal dipanasin. Bikin sup, tinggal seduh dari kaleng.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Xixixi... mba Evia lagi curcol... itulah mba makanya aq ga pernah maksa orang untuk merubah pola makannya, sebelum orang tsb ngerubah pola pikirnya... suseh... pintaran dia hee...

      Kcuali orang tersebut bener2 pengen sehat baru deh aq ladenin kapanpun dia perlu...

      Delete
    2. Buener banget, gak bisa dipaksa. Kalau orang cerita dan berkeluh kesah, didengerin aja. Masuk kuping kiri keluar kuping kanan.

      Delete
  2. Mba Dea sudah pernah lihat hantu ya......

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sering.... di film Indonesia tapinya... kalo film amrik hantunya cakep2 :p

      Delete
  3. Halo mbak dea, salam kenal...:). Punya akun medsos lainnya ga mbak? Saya pengen diskusi banyak sm mbak :). Sy sdg on progress nih mba melakukan fc...:).

    Trrima kasih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hallo juga mba dwi husba n salam kenal balik :)...

      Fb : Dea Edensor

      Twitter : @deaedensor

      Instagram : deaedensor

      Delete