Wednesday, July 22, 2015

Rokok = Bunuh Diri Pelan-Pelan



Tulisan ini saya buat sehari setelah peringatan HANI 2015, dan sudah saya posting di grup Food Combining Indonesia. 

Karna kemaren ada bilang rokok tidak "berbahaya", saya jadi ingin memuat tulisan ini di blog juga.

Rokok = Bunuh Diri Pelan-Pelan

Baru ingat kemaren adalah Hari Anti NAPZA Internasional (HANI), jadi kepengen posting thread terkait tapi lebih spesifik bicara tentang "Rokok"
NAPZA = Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya. Zat kimiawi yang dimasukkan ke tubuh manusia. Kata lain yang sering dipakai adalah Narkoba (Narkotika, Psikotropika dan Bahan-bahan berbahaya lainnya).

"Merokok adalah menghisap narkoba," jelas dr Hakim Sorimuda Pohan, SpOG dari Komisi Nasional Pengendalian Tembakau saat ditemui dalam acara Seminar IDI dengan tema 'Gangguan Kesehatan dan Pembiayaan Penyakit Terkait Rokok, Tanggung Jawab Siapa?' di Hotel Manhattan Jl Prof. Dr. Satrio Casablanca, Kuningan, Jakarta, Kamis (31/10/2013).

Menurut dr Hakim, narkoba merupakan nama kelompok besar atau familia, yang genusnya adalah narkotika, psikotropika dan bahan adiktif. Rokok adalah zat yang sangat adiktif, bahkan tingkat kecanduannya mengalahkan morfin, heroin dan marijuana alias ganja.

Dalam kesempatan berbeda, dr Hakim menjelaskan bahwa ada 6 tingkatan zat adiksi (kecanduan) berdasarkan ilmu kedokteran, yaitu adiksi kopi yang merupakan adiksi paling ringan, adiksi marijuana atau ganja, adiksi alkohol, adiksi heroin, adiksi morfin dan adiksi nikotin.

Hal ini sering tidak disadari masyarakat karena banyak yang menyangka adiksi rokok adalah adiksi yang paling ringan, padahal justru nikotin adalah raja dari raja zat yang bikin candu. Maka tak heran bila banyak perokok yang sangat berat untuk dapat berhenti merokok.

Bila dibandingkan dengan narkotika dan psikotropika yang juga membuat candu, nikotin adalah satu-satunya zat adiktif yang tetap berbahaya walaupun digunakan dengan cara pemakaian yang benar.

"Kalau narkotik digunakan dengan cara yang benar, maka bisa dipakai untuk menghilangkan rasa sakit misal saat orang akan operasi. Psikotropik juga demikian, bisa meredakan orang gangguang jiwa yang ngamuk-ngamuk. Tapi kalau nikotin, walaupun digunakan dengan cara yang benar, dibakar ujungnya yang diluar mulut bukan di dalam, lalu dihisap, itu kan sudah cara pemakaian yang benar, tapi tetap berbahaya," jelas dr Hakim.

Dikutip dari : 

Dr Hakim menjelaskan di Indonesia kematian akibat rokok angkanya mencapai 239 ribu per tahun. Ini lebih besar dibandingkan kematian ibu akibat kehamilan, persalinan dan nifas, yang sekarang menjadi perhatian pemerintah dan dunia.

Beberapa hari yang lalu juga pakar Food Combining Erikar Lebang ada mengulas tentang Rokok dan Hidup Sehat di twitter, berikut saya lampirkan :

Sedih mendengar cerita salah satu aktivis kampanye anti rokok yang meninggal. Di bagian cerita terselip kalimat yang sangat tidak cerdas

"Merokok mati, tidak merokok mati, ya lebih baik merokok sampai mati" Menghela nafas sambil merasa kesal mendengar kalimat satu ini

Gak ada yang baru dengan kalimat tadi dengan apa yang sudah berulang kali saya sampaikan, semua sama secara garis besar

Jarang sekali, garis bawahi ini, orang meninggal mendadak karena sakit! Mayoritas sakit mampus perlahan, menderita, menyusahkan sekitar

Penyakit karena gaya hidup, mau penyakit degeneratif, penurunan fungsi, atau kerusakan yang struktural seperti kanker, deritanya panjang

Kalau biasanya saya bicara dari sisi pola makan-minum, sekarang saya bicara dari hal yang paling malas dibicarakan sebenarnya, rokok

Ngerokok rutin, sih sama saja seperti bunuh diri pelan-pelan. Gak usah dibahas dan gak usah dicari kompensasinya. Sama aja menggarami lautan

Hampir semua orang tahu, rokok mengandung: Nikotin, Tar, Karbon Monoksida, 3 unsur yang sangat berbahaya bagi tubuh. Itu saja? Tentu tidak

Di US pernah dikeluarkan izin unsur pembentuk rokok yang berisi 500-an nama. Dianggap aman? Gak juga. Unsur itu tidak dalam keadaan dibakar

Yang diketahui mayoritas unsur tadi dalam keadaan dipanaskan miliki efek buruk bagi kesehatan. Bahkan ada yang jadi unsur pembentuk senjata

Kerusakan akumulatif ditimbulkan rokok bisa dibilang ada dari ujung kepala hingga ujung kaki. Dari mulai rambut rontok hingga kanker kulit

Dari sekedar batuk-batuk sampai hak bersuara dicabut. Arti harfiah! Karena pita suaranya diambil. Dari mata kabur akibat asap, hingga buta

Dari kulit gatal-gatal sampai jadi kanker kulit. Lengkaplah pokoknya. Dan biasanya, mayoritas perokok tidak peduli makan sehat
Ya gak aneh

Ngerokok yang bahaya itu aja dikerjain, apalagi cuma sekedar menghindari makanan yang buruk bagi kesehatan?
Ya lebih gak mau lagi!

Memang ada sih segelintir perokok yang bisa hidup panjang dan meninggal di usia lanjut walau tergolong perokok berat. Tapi berapa persen?

Saya pernah kultwit tentang Winston Churcill, perokok berat yang meninggal di usia 90 tahun. Banyak perokok menjadikan beliau acuan

Tapi mereka gak tahu dan pasti ogah tahu bagaimana kondisi Churchill saat meninggal. Dia mengalami kemunduran mental parah juga alzheimer

Dia pun berulang kali diserang stroke. Praktis beberapa tahun terakhir hidupnya Churchill hidup dengan sangat menderita. Tua tapi sengsara

Umur di tangan Tuhan, tapi kualitas hidup ada di tangan kita. Sehat adalah elemen utama kualitas hidup. Merokok jelas merampas elemen itu

Demikian kibulan ini suka sukur gak suka unfollow. Gak follow bawel? Suka ngerokok? Coba nyalain rokok di buntutnya pesawat jet mau terbang

Mari hidup sehat dan ini sejalan dengan tema peringatan HANI 2015 : Let's Develop Our Lives, Our Communities, Our Identities, Without Drug.


Gambar diambil dari berbagai sumber

No comments:

Post a Comment