Thursday, September 6, 2018

Kuratif vs Preventif Tapi Bisa Diselaraskan



Kemarin ngobrol banyak hal dengan salah satu ponakan yang profesi perawat juga dosen Stikes serta lulusan pesantren.

Salah satunya ngobrolin kesehatan terutama kesehatan mamanya (kakak sulung yang pernah stroke), agak ilmiah campur religi tetep pake akal sehat.

Sebelum dia memutuskan pilihan pola makan-minum sehat seperti saya, dia baca hampir semua buku pakar Food Combining Indonesia Erikar Lebang dan buku Prof. Hiromi Shinya, juga tulisan2 yang saya posting di medsos, kemudian dia bilang akan membuka kembali "kitab2" yang ada rujukannya.

Saya sih seneng, ga perlu saya yang "puyeng" baca arab gundul (tulisan arab ya, bukan orang arab yang gundul), sama seperti waktu orang BPOM mau pasang mesin #KangenWater tapi mau ngetes dulu di lab mereka. (untung banget dapet tes gratis)

Sebelum dia baca semua itu, pernah kita "debat" (kami debat sehat ya, secara ponakan juara debat tk. Provinsi dan saya pernah jadi juri lomba debat) dengan ilmu di kampusnya dulu yang berbeda konsep dengan apa yang saya lakukan dan edukasikan.

Jelas beda, karena ilmunya di ranah kuratif (pengobatan), sedang saya pada ranah Preventif (pencegahan penyakit dan perawatan kesehatan).
Tapi ketika dia mau nambah wawasannya dengan berpikir terbuka, dia paham dan memutuskan sendiri untuk bersama mama dan adiknya yang bidan, belajar dan berpola makan-minum sehat Food Combining dan kangenWater.

Malah waktu awal ekstrim, mamanya disuruh full rawfood xixixi.
Karena waktu itukan mamanya proses pemulihan dari stroke, saya minta lepas obat-obatan dan ramu-ramuan herbal dsb, supaya tubuh kakak ga terbebani berat dan fokus mengembalikan homeostasis tubuhnya bisa lebih cepatlah.

Kakak sih depan anaknya yang sulung ini manggut aja, tapi dibelakang ngomel sama anak yang lain, trus ngambek hahaha... (orang sudah sakit, disuruh rawfood, pemahaman kakak masih minim)
Saya ambil jalan tengah, ga full rawfood tapi no protein hewani selama 3 bulan bagus lebih 😉 (secara orang Banjarmasin tu ga bisa lepas dari protein hewani)

Alhamdulillah, proses pemulihan kakak memang signifikan walau penuh drama juga. 😂

Nah, setelah 3 tahun kakak suka kelebihan cheating, ini yang sering saya bahas dengan ponakan, untuk ngingatin mamanya.
Secara kalo saya ingatin malah kakak jawab minta doa, merepet dah saya, doa itu pasti tapi minim usaha ya jangan minta hak sehat.
Kalo ponakan kan beneran Ustadz ngomong agama lebih pantas daripada saya, ntar saya ngomong agama dikira hasil dari copas Google, kalo ponakan dari belajar banyak kitab.

Ini yang kadang masih rancu, penempatannya ketukar sehingga timbul pembenaran bukan kebenaran.

Memang sehat itu pilihan dan tanggungjawab masing-masing individu, ga boleh maksa gara-gara rasa sayang.

Tapi ketika dulu belajar sholat juga, orang tua pasti awalnya "memaksa" anak, sambil anak terus diajarin dan diberi pemahaman yang kemudian menjadi kebiasaan.
Ketika masuk waktunya, ga perlu disuruh lagi, karena kebutuhan bukan lagi kewajiban.

Aduh, jadi berat ya obrolannya 😂✌️
Intinya mau berpikir terbuka, mau belajar, mau berusaha, sehingga menjadi kebiasaan baik yang membawa perubahan hidup menjadi lebih baik dan sehat.

#FreedomFighter #TrueHealth #MakeItHappent #MakeItSimple #Bersyukur #Bahagia #SehatItuMudah #SehatItuSederhana #sehatitumurah #SakitItuMahal #SakitItuNyusahin #healty  #Preventif #FoodCombining #FoodCombiningItuGampang

No comments:

Post a Comment