Monday, March 12, 2018

Ortu vs Anak Remaja



Kemaren temen saya cerita bahwa akhirnya anak remajanya sudah mau berpola makan-minum sehat. Konsisten lagi katanya, cheating seminggu sekali dan jujur dengan mamanya. Saya mengucap syukur dan turut berbahagia.

Ternyata ga selesai disitu, anak remajanya yang dulu nolak, kritisi saran dan perintah mamanya yang berujung debat, itu berubah karena si mama cerita, bahwa demi anak tercinta dia datang ke rumah saya, belajar dan rela dimarahin saya karena nyuruh2 anaknya tanpa diskusi.

Saya ternganga dan terbelalak, ya Tuhan ga kakak ga teman, saya jadi "mengerikan" dimata anak-anak. 😵😱😜😂

DOKTRIN VS PEMAHAMAN
Beberapa waktu yang lalu (tahun kemaren) memang teman saya ini datang ke rumah cerita/curhat tentang anak remajanya.

Dia hanya pengen anaknya sehat, ngasih yang terbaik buat anaknya, kenapa malah anaknya nolak dengan ngejawab dan bandingin pake Google.

Saya ga marahin dia kok, cuma bilang remaja itu ga bisa diatur, disuruh2 atau ditakut2i kayak anak kecil, remaja tu sudah punya nilai & prinsip sendiri, apalagi zaman canggih gini, mereka bisa dapat info apa saja (mau benar atau hoax) hanya dengan sekali klik, kamu debat sama dia tanpa bisa ngasih argumen masuk akalnya ya berujung kalian berantem.

Anak itu jangan diperintah tapi ajak diskusi, jangan didoktrin tapi kasih wawasan dan pemahaman.
Sekarang pengetahuan dan pemahaman mu sendiri bagaimana? Intropeksi diri, kalo masih kalah debat sama anak, berarti perbaikin, belajar dan belajar, jangan pernah berhenti belajar dan puas dengan ilmu seadanya.

Kalau dia suka cari info di google, kamu bisa jelasin bahwa info disana harus cerdas memilah dan memilih mana hoax mana fakta.
Jangankan tulisan2 individu, tulisan2 dari media nasional aja kadang ngaco dengan narasumber yang bukan pada bidang keahliannya.

Nah, kamu bisa cerita dan bilang dia untuk cari narasumber dan pakar yang beneran pakar. Kalo untuk Indonesia rekomendasi semisal Erikar Lebang, tu pakarnya diranah pencegahan dan perawatan, bisa juga bu Andang dan pak Wied Harry.
Kalo internasional kasih Prof. Hiromi Shinya, sapa yang bisa dibandingkan dengan beliau yg telah observasi 370.000 usus manusia antar ras di dunia.

Kalau dia tercerahkan atas pemahaman dan pilihannya sendiri, itu dia bakal komitmen dan konsisten.
Tapi kalo cuma atas suruhanmu, dibelakang mu dia bisa lebih ngaco.

Bersyukur anakmu ga mudah didoktrin, tinggal kamu sering2 ajak diskusi tukar pikiran pendapat, jadi ntar diluar sana dia bisa lebih bijak melihat antara fakta atau hoax. Dia pake akal & ilmu pengetahuan dalam memproses sesuatu, ga pake katanya yang ga jelas halu ditakuti.

Kan, ga marah kan saya xixixi 😜😂✌️

#FreedomFighter #TrueHealth #Sharing #NeverStopLearning #MakeItSimple

No comments:

Post a Comment