Saturday, February 14, 2015

Aku dan Hepatitis B

Pernahkah anda divonis menderita suatu penyakit? Kalau jawabannya pernah, pasti tau rasanya… kalo dikata lagu “sakitnya tu disini”.

Dulu kalau melihat film ada adegan seseorang yang divonis dokter bahwa sakit parah kemudian dia shock dan nangis meraung-raung, itu aku anggap “lebay”. . diobatin aja dan berdoa ngapain juga nangis-nangis ga bakal sembuh kok.

Tetapi ketika diriku yang mendapat vonis sakit dan ga ada obatnya, akhirnya aku mengerti dan bisa merasakan bagaimana shock dan stress nya  memikirkan apa yang akan terjadi, otak jadi buntu.

Aku lupa tahun berapa tepatnya aku mendapat vonis tersebut, yang aku ingat ketika itu aku aktif di organisasi kampus dan saat itu lagi dipercaya menjadi ketua panitia baksos donor darah. Oleh senior sebagai ketua panitia aku diminta menjadi contoh agar mau mendonorkan darah. Ah, ga masalah cuman darah doang…

Beberapa hari setelah kegiatan tersebut aku dikasih sebuah amplop oleh seniorku, bingung dan bertanya apa isinya, tapi aku disuruh baca sendiri… Astagfirullah… tertulis namaku disana dengan pernyataan HBsAg positif. Aku kaget dan makin bingung karena ga tau penyakit apa itu, ga pernah dengar nama penyakit tersebut. Aku tanya kembali dengan para senior, kembali mereka meminta aku membaca leafleat yang ada dibalik kertas hasil tes tersebut.

Selesai membaca, aku bener-bener shock… ada bagian dari leafleat itu tertulis,  penyakit #HepatitisB ini ga ada obatnya, seumur hidup akan selalu ada ditubuhku. Aku seseorang yang mandiri, tegas dan kuat, tapi saat itu, semuanya  bagaikan hilang tertelan bumi. Kata-kata yang keluar dari mulutku adalah, kenapa aku bisa mendapatkan penyakit ini? Ga ada yang bisa menjawab secara pasti, semuanya hanya berandai-andai saja mungkin tertular mungkin juga penyakit turunan.

Pulang ke rumah aku langsung bertanya kepada orang tua ku, sapa diantara mereka yang terkena penyakit Hepatitis B ? ternyata tidak ada diantara mereka yang menderita Hepatitis B, dicek keatas juga tidak ada turunan yang punya riwayat Hepatitis B. Aku bener-bener hancur dan nangis sambil bertanya kenapa aku bisa terkena…

Syukurnya kakakku datang dengan pacarnya yang anak kedokteran, aku lupa mungkin waktu di kampus aku ada menghubungi kakakku atau pacarnya memberitahukan hal tersebut diatas. Pacar kakakku hati-hati sekali menjelaskan penyakit ini, mungkin melihat mata sembabku dan juga prosedur yang salah. Seseorang dinyatakan menderita penyakit tanpa dijelaskan terlebih dahulu penyakit apa itu.

Dia minta besok aku ke RS untuk periksa dan tes darah kembali (kebetulan abahku veteran jadi dapat askes di RS tersebut) sapa tau hasil ini salah (menenangkan hatiku).

Besoknya setelah antri lama akhirnya giliranku masuk ruang dokter penyakit dalam. Aku jelasin semuanya dan minta untuk tes darah lagi, tapi si dokter hanya bilang kalau sudah tertulis begini ya hasilnya sudah bener HBsAg positif, ngapain tes lagi. Aku yang lagi kondisi ga stabil ga tau harus protes atau bagaimana dengan sikap dokter tersebut. Yang aku lakukan saat itu bertanya bisa ga aku sembuh? Dokternya menjawab bisa saja asal rutin konsumsi obat seumur hidup. Wak?!!!! (bumi serasa berputar). Kemudian aku nanya lagi, adakah makanan yang harus aku hindari (pantangan), si dokter bilang ga ada, cukup minum obat secara teratur saja. Sebenarnya aku ga puas dengan jawaban dokter tersebut karena dia pengen cepet-cepet mengakhiri sesi kami agar pasien lain bisa segera masuk, apakah karena aku askes? Atau karena memang begitu sikap seorang dokter? Ntahlah, kepalaku sudah semakin pusing…

Aku langsung telpon pacar kakakku dan memberitahukan hasil pertemuan tadi, dia bingung… kok begitu katanya? Akhirnya dia minta aku nebus resep obat yang sudah dituliskan dokter tadi tetapi cukup separo saja (kayaknya dia tau kalau harga obatnya selangit, dan aku ga ada uang). Benar saja harga obatnya mahal banget, seharga SPP kuliahku…

Saat itu kondisi keuangan keluarga kami memang terpuruk. Selesai perang Abahku ga mau meneruskan menjadi seorang prajurit dan menerima uang pensiunpun beliau ga mau (kayaknya Abahku tau bagaimana Indonesia bisa Merdeka). Beliau lebih memilih berwiraswasta dan memang benar sukses luar biasa (kata keluarga dan orang yang kenal Abahku, ortuku sendiri ga mau cerita padaku), tetapi musibah ga bisa dihindari semua tempat usaha Abahku terbakar habis kemudian beliau ditipu rekan bisnisnya. Sempat mencoba berusaha lagi tetapi mentok.

Aku ga mau membebani ortuku, dari SMP sampai kuliah aku biayai sendiri dari beberapa pekerjaan. Tetapi ketika divonis penyakit ini aku malahan berhenti dari 1 pekerjaan agar tidak terlalu lelah lagi. Akhirnya keuanganku menipis, aku mencari cara pengobatan tradisional dan alternative. Kebetulan keluargaku “Agamis” jadi dicoba juga dengan pengobatan secara spiritual. Cape, lelah, stress karena ga ada hasil yang memuaskan, sempet menyalahkan sang pencipta dan ga mau nikah.

Akhirnya aku sampai pada akal sehatku kembali, aku pasrah… kalau mau mati ya mati saja daripada tiap hari stress mikirin pengobatan dengan biaya yang harus aku bagi dengan biaya kuliahku. Walaupun sebenarnya diluar saja aku terlihat kuat tapi didalam cukup aku saja yang tau.

Ketika aku bekerja di sebuah LSM Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) aku bertemu dan bersahabat dengan patnerku yang seorang anak kedokteran. Aku banyak konsultasi dengannya, dia tau aku ga suka obat dan dia juga tau aku ga suka sayur. Jadi dia minta aku olahraga teratur dan menjaga agar jangan sampai lelah dan bisa konsumsi obat-obatan tradisional yang aku bisa konsumsi. Kalau aku tidak menjaga kesehatanku kemungkinan aku akan sampai pada sirosis hati.

Sampai pada saat aku bergabung dalam program pencegahan dan penanggulangan HIV & AIDS di PKBI, pada kesempatan pelatihan di Jakarta hadirlah seorang narasumber yang dibilang bos ku adalah dokter terkenal di Jakarta. Aku menunggu giliran bertanya sampai pada sesi beliau menjelaskan keterkaitan HIV dan hepatitis. Aku bertanya apakah Hepatitis B bisa sembuh tanpa harus rutin minum obat? Seingatku jawaban beliau aku diminta untuk vaksin hepatitis B, tapi sembuh atau tidak beliau ga bisa menjamin…

Suatu hari ketua PHD PKBI Kalsel masuk RS karena sirosis hati, kebetulan beliau ditempatkan dalam ruangan yang dimana salah satu perawatnya adalah sahabatku sendiri. Melihat kondisi beliau, diam-diam aku bertanya dengan sahabatku bagaimana keadaan beliau dan berapa persen kesembuhannya? Dia menjawab tipis, tinggal waktu saja atau ada keajaiban. Aku bertanya lagi, apa penyebab sakit beliau? Karena yang keluarga dan kami tau, beliau itu selalu terlihat sehat dan semangat serta olahragapun teratur, usiapun belum terlalu tua. Penyebab utama karena obat-obatan yang beliau konsumsi… hah???!!! Disini aku terhenyak, dan berujar kalau obat-obatan yang diresep buat menyembuhkan penyakit tetapi malah menimbulkan penyakit yang lain, berarti obat bukan lah solusi untuk suatu penyakit.

Sifatku yang kritis mulai menjadi-jadi dan bergejolak di otakku, aku mencari jawaban atas pentanyaan dan kegelisahan hatiku. Bertahun-tahun aku ga mendapatkan jawaban, aku kadang ngotot dengan sahabat-sahabatku yang mau aku timpai masalah ketika sakit, ga mau minum obat kalau lagi sakit kecuali kalau sangat parah terpaksa aku menelan racun-racun tersebut karena cuma itu satu-satunya cara saat itu agar aku tetap bisa beraktivitas sebagaimana biasanya.

Sampai akhirnya aku bertemu dengan #FoodCombining (FC) http://deaedensor.blogspot.com/2015/02/seputar-food-combining.html?m=1 di tahun 2011 dimana seorang pakar FC Erikar Lebang dan artis Meidiana Hutomo sedang mensosialisasikan pola makan sehat di Metro TV (cerita lengkapnya: http://deaedensor.blogspot.com/2014/11/benci-jadi-cinta.html)

Ternyata inilah jawaban yang aku cari selama ini, pertanyaanku kenapa aku bisa terkena penyakit ini sekarang terjawab semua. Awalnya aku pikir tertular lewat jarum suntik yang dipakai RS berkali-kali kepada pasiennya (ketika kecil aku sering dibawa berobat ke RS dan seringnya disuntik), ketika melakukan FC aku jadi semakin tau penyebabnya juga berasal dari pola makanku yang ga sehat yang semakin menghidupkan virus tersebut.

Secara pelan dan bertahap akhirnya aku ga perlu minum obat-obatan lagi, aku juga ga perlu pengobatan tradisional dan pengobatan alternative lainnya, serta yang paling penting ga perlu jadwal ke RS untuk melakukan operasi. aku hanya perlu merubah pola makanku sesuai ritme sirkadian.
http://deaedensor.blogspot.com/2014/11/contoh-menu-food-combining.html?m=1

Alhamdulillah sebelum terlambat Allah telah menjawab doa ku selama ini. Betapa selama ini aku telah mendapat perlakuan yang salah terhadap tubuhku. Walaupun terjadi pertentangan dengan kesehatan konvensional aku tetap memegang teguh pola makan sehat #FoodCombining, aku berusaha disiplin dan konsisten,  dan 2 kali tes darah hasilnya semua negative.

Disini juga aku lampirkan beberapa keterangan mengenai Hepatitis B yang aku ambil dari Wikipedia. Aku berharap tidak ada lagi hasil tes seseorang dikasih begitu saja tanpa dijelaskan sebelumnya. Aku juga berharap sebelum melakukan tes apapun kepada seseorang mintalah ijinnya dulu dan jelaskan secara detail tentang penyakit tersebut agar seseorang siap lahir dan batin.

Tapi yang paling aku harapkan adalah makin banyak orang yang membuka pola pikirnya untuk mulai mengubah kebiasaan hidup terutama pola makannya. Ketika seseorang berucap toh semua juga akan mati, itu benar sekali. Ketika seseorang berucap selama masih ada RS dan dokter ngapain cape-cape mengubah pola makan.. hhmm… Mati itu pasti, tapi hidup sehat berkualitas kita yang tentukan dan pilih. Jadilah manusia yang cerdas…

Kalau dulu aku slalu berusaha menyembunyikan sakitku karena aku merasa seperti “aib” tapi sekarang malah sengaja ditulis yang bisa dibaca banyak orang, berharap orang bisa mengambil pembelajaran dari kisahku ini.

Dari dulu aku orangnya memang sudah ceria dan berusaha slalu menerima sgala hal yang terjadi dalam kehidupanku tetapi sekarang aku semakin menikmati kehidupan, aku berencana ingin keliling dunia hehehe…

Penjelasan Hepatitis B versi Wikipedia

Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh "Virus Hepatitis B" (VHB), suatu anggota famili Hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati. Mula-mula dikenal sebagai "serum hepatitis" dan telah menjadi epidemi pada sebagian Asia dan Afrika. Hepatitis B telah menjadi endemik di Tiongkok dan berbagai negara Asia.


Penyebab Hepatitis ternyata tak semata-mata virus. Keracunan obat, dan paparan berbagai macam zat kimia seperti karbon tetraklorida, chlorpromazine, chloroform, arsen, fosfor, dan zat-zat lain yang digunakan sebagai obat dalam industri modern, bisa juga menyebabkan Hepatitis. Zat-zat kimia ini mungkin saja tertelan, terhirup atau diserap melalui kulit penderita. Menetralkan suatu racun yang beredar di dalam darah adalah pekerjaan hati. Jika banyak sekali zat kimia beracun yang masuk ke dalam tubuh, hati bisa saja rusak sehingga tidak dapat lagi menetralkan racun-racun lain.


Dibandingkan virus HIV, virus Hepatitis B (HBV) seratus kali lebih ganas (infectious), dan sepuluh kali lebih banyak (sering) menularkan. Kebanyakan gejala Hepatitis B tidak nyata.

Hepatitis B kronis merupakan penyakit nekroinflamasi kronis hati yang disebabkan oleh infeksi virus Hepatitis B persisten. Hepatitis B kronis ditandai dengan HBsAg positif (> 6 bulan) di dalam serum, tingginya kadar HBV DNA dan berlangsungnya proses nekroinflamasi kronis hati.

Pada umumnya, gejala penyakit Hepatitis B ringan. Gejala tersebut dapat berupa selera makan hilang, rasa tidak enak di perut, mual sampai muntah, demam ringan, kadang-kadang disertai nyeri sendi dan bengkak pada perut kanan atas. Setelah satu minggu akan timbul gejala utama seperti bagian putih pada mata tampak kuning, kulit seluruh tubuh tampak kuning dan air seni berwarna seperti teh.

Hepatitis B merupakan bentuk Hepatitis yang lebih serius dibandingkan dengan jenis hepatitis lainnya. Penderita Hepatitis B bisa terjadi pada setiap orang dari semua golongan umur. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan virus Hepatitis B ini menular.

Secara vertikal, cara penularan vertikal terjadi dari Ibu yang mengidap virus Hepatitis B kepada bayi yang dilahirkan yaitu pada saat persalinan atau segera setelah persalinan.

Secara horisontal, dapat terjadi akibat penggunaan alat suntik yang tercemar, tindik telinga, tusuk jarum, transfusi darah, penggunaan pisau cukur dan sikat gigi secara bersama-sama (Hanya jika penderita memiliki penyakit mulut (sariawan, gusi berdarah,dll), lendir (berciuman) atau luka yang mengeluarkan darah serta hubungan seksual dengan penderita.

25 comments:

  1. Mantan penderita Hepatitis tho. Sekarang penyakitnya gak pernah muncul lagi?

    Salut euy, dari yg gak suka sayur mentah, jadi penggemar sayur mentah.

    Aku juga pelaku Food Combining, sering ngerasa takjub ama rasa sayuran mentah yg tadinya terbiasa dimasak. Contohnya labu siam. Ternyata lebih enak dimakan mentah. Baru2 ini nyobain bokchoy mentah. Wiih sedap euy. Seger dan manis.

    Masih di PNPM kan?

    Salaam
    Evia
    Eh aku anggota FCI di FB juga loh. Nama belakangnya Nugrahani.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai mba Evia apa kabarnya? Lama ga nongol di fci..

      Alhamdulillah, penyakit kabur hee
      Sayuran memang kerasa enak kalo respon dipikiran juga baik

      PNPN sudah ga nih

      Delete
    2. Hai mba Evia apa kabarnya? Lama ga nongol di fci..

      Alhamdulillah, penyakit kabur hee
      Sayuran memang kerasa enak kalo respon dipikiran juga baik

      PNPN sudah ga nih

      Delete
    3. ALhamdulillah kabar baik Dea.
      Iya nih, lama gak nongol, lagi [sok] sibuk :D
      Wah kok udah selesai di PNPM? Udah lama? Trus sekarang dimana? Masih seputaran NGO juga kan?

      Delete
  2. Reaksi orang ketika divonis jgn dibilang lebay . Nangis itu biasa. Di tulisan anda jg anda nangis jg kan?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebelum comment mending anda baca dg bener dulu deh :p

      Delete
  3. Hai Kaka Dea. Wah baru tahu kalau kaka pernah hepatitis. Salut euy dengan kemauan kuat untuk memperbaiki pola makan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Awalnya yg pengen cerita di dunia maya, cukup dunia nyata n itupun cuma segelintir org saja, terlalu menyedihkan mengingat kejadian ini, pengen dikubur dalam2 sampai hilang ingatan n memang ga pernah mengingat lagi sampai beberapa hari yg lalu...

      Delete
  4. Replies
    1. Hehe, makasih... aq juga salut dg mereka yg mampu bertahan n merubah pola pikirnya...

      Delete
  5. Apakah seorang yg menderita Hepatitis B bila hasil tes darahnya negative bisa dibilang dia sudah sembuh ?. Hasil Tes apa saja yg dimaksudkan anda disini ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Duhhhh... kata2 penderita itu sungguh menusuk sekali...

      Setiap orang punya versi masing2, apalagi kesehatan konvensional...

      Kalo menurutku pribadi bukan hanya sembuh dalam artian "dangkal" (krn biasanya sembuh identik dg penanganan kuratif, sakit obati trus sembuh, sakit lg ya obati lg, begitu seterusnya bagaikan lingkaran setan)

      Pola makan yg aq lakukan saat ini adalah untuk seumur hidup, agar memperoleh sehat berkualitas (sehat sejati)

      Tentang hasil tes aq lupa (krn mmg ingin melupakan), yg aq ingat mungkin th 1999/2000 pertama kali di vonis, tes lg mungkin akhir thn 2012 ntah lah, bagiku tidak penting lagi karna aq tidak perlu membuktikan apapun kepada orang lain...

      Cerita ini aq tulis sebagai bentuk protesku kepada sistem n prosedur yg salah shg membuatku sempat terpuruk...

      Tidak ada satu orangpun punya hak ngetes darah seseorang tanpa ijin n penjelasan sebelumnya..

      Tau kah brp lama aq baru kembali bangkit dr keterpurukan? Bgm dg mereka yg tidak sekuat diriku? Coba berpikir n bertindak dari sisi orang yg akan mengalami hal tsb...

      Delete
  6. hi mb dea salam kenal..hbsag ku juga positif dan disinyalir ini diperoleh secara genetik dari orang tua, soalnya semua anaknya hbsag nya positif..menu fc nya gmn mbak?terus berapa lama ikut fc sampe hbsag nya negatif?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hi mba Antik, salam kenal juga... fc sebenarnya bukan food therapy, tetapi ketika seseorang disiplin dan konsisten fc, Insya Allah tubuh akan berada pada kondisi homeostasis. Nah tubuh yang sehat akan menyembuhkan sendiri sakitnya.

      Ga ada menu khusus, aq hanya menjalani fc untuk sehat sejati tanpa ada target-targetan.. aku mengurangi konsumsi protein hewani, tidak konsumsi produk pabrikan, tidak konsumsi teh kopi n susu, disiplin dan konsisten fc itu yg aq lakukan.

      Silakan mba ubek-ubek blog ku ini, ada penjelasan lengkap seputar fc, juga ada aplikasinya, juga ada contoh menu...

      Delete
  7. Hi sis... aku mahu nanya..selepas keputusan nya negatif g mana sis meneruskan hidup? Aku keputusan nya negatif tapi aku masih takut..takut ia bisa menular ke org lain.. aku bingung tentang kebersihan diri.. aku macam ngak bisa hidup normal lagi..

    ReplyDelete
    Replies
    1. sebelum tau negatif, aku sudah kembali menemukan jati diriku, Alhamdulillah dukungan keluarga, sahabat, teman dan rekan kerja membuat aku kuat. setelah negatif makin semangat lagi dong menjalankan hidup dan terus berbagi kebaikan kepada sesama hehe...

      Delete
    2. Aq mau nanya dong, insanbinggung di pngobatan mna ko bs negatif, bknnya hepatitis itu vrusnya g bisa hilang..

      Delete
  8. mba dea, stlh tes darah pertama kali yg ketauan positif pernah tes darah yg hasilnya positif jg ga? saya udh 2x positif terus.

    FC mba dea udah rawfood ya? saya pelaku FC tp blm rawfood dan pgn hbsag jd negatif jg? :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ditulisanku ada tertulis, 2x tes hasilnya negatif, coba baca perlahan lg tulisannya...

      Aq lakukan Food Combining sesuai juklak n tatib FC, tanpa target apapun, jalanin FC dg happy karna ini komitmen seumur hidup bukan sekedar harus sembuh dari penyakit tertentu... karna pelaku FC harusnya tau tujuan FC ada sehat berkualitas :)

      Delete
    2. noted mba :) thanks for sharing! tadinya sdh mau menyerah dengan FC tp tulisan mba malah membuat saya ingin lebih disiplin lg FC-nya

      Delete
    3. Hehe... coba kamu baca tulisanku yang lain, yang judulnya, aku pilih sehat dg food combining...

      Juga tulisanku yg berjudul belajar dari kesalahan...

      Delete
  9. Share dong siapa ajh yg bisa sembuh dr hepatitis b. Minta contak personnya buat sharing,, rasanya seakan bsok mninggal ajh ktika kena vonis hep b. Mohon bantuannya n doanya buat masa depan saya. Makasih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalo baca baik-baik tulisan ini, harusnya bisa sebagai salah satu yg bersifat pencerahan...

      Benahi gaya hidup terutama pola makan...

      setiap yg bernyawa pasti akan mati, mau di vonis hepatitis ato ga..

      Delete