Enam bulan menyiapkan perjalanan kali ini, berharap lebih
terencana dari perjalanan sebelumnya karena beberapa teman dari grup BD yang
mengajak untuk bersama-sama jadi harapannya kita bisa berbagi.
Diawalin dengan sering-sering pantengin internet mencari
tiket murah sesuai tanggal yang telah mereka pesan 15 April – 21 April 2015.
Sampai akhirnya dapat tiket seharga rp 2.092.900 PP Jakarta – Hongkong dengan
transit di KL. Karena aku tidak punya cc akhirnya minta bantuan sebuat travel
untuk pemesanan di AA dg bayar administrasi rp 35.100 jadi total tiket PP
Jakarta – Hongkong rp 2.128.000,-. Jam penerbangannya berbeda dengan mereka
tapi aku tidak masalah jalan sendirian sampai nanti kami bertemu di Hongkong.
Berikutnya kami mulai mencari tempat menginap yang starategis
tapi murah hehehe, dan akhirnya kami mendapatkan sebuah apartemen untuk 4 orang
seharga rp 580.000/malam di daerah Sham Sui Po.
Kemudian kami pun mulai mencari-cari informasi tempat mana
saja yang akan kami datangi selama berada disana.
Mendekati waktu keberangkatan, kami menukar uang dari rupiah ke
Dolar Hongkong dan RMB. Aku sendiri menambahkan menukar rupiah ke $ agar kalo
harus tukar disana tidak akan jatuh.
Sampai akhirnya waktu yang dinantikan datang… perjalanan
dimulai…
Banjarmasin – Jakarta – KLIA2 – Hongkong, 15 April 2015
Bawaanku sengaja tidak banyak agar tidak perlu beli bagasi,
hanya 3 potong atasan, 1 stel pakaian rumah, pakaian dalam secukupnya,
peralatan mandi dimasukkan ke wadah-wadah kecil, kalau ditimbang tidak sampai 7
kg jadi pasti lolos masuk cabin.
Karena perjalananku lumayan panjang dari Banjarmasin –
Hongkong jadi aku sengaja bawa bekal, buah-buahan yang mudah dibawa dan tidak
susah kupas untuk sarapan, nasmer + sayuran segar untuk maksi dan makmal.
Sebagai pelaku Food Combining aku berharap nantinya tidak perlu cheating agar
perjalananku tetap menyenangkan.
Dari Banjarmasin menuju Bandara Syamsudin Noor ditempuh
sekitar 45’, penerbangan dari Banjarmasin – Jakarta sekitar jam 10.55 am dan
wow… Lion tepat waktu.. sampai Soekarno Hatta Internasional sekitar jam 11.40
am… Alhamdulillah…
Dari Terminal 1A aku naik shuttle bus menuju Terminal 3,
penerbangan selanjutnya masih lama sekitar jam 06.35 pm. Sengaja ambil
penerbangan pagi dari Banjarmasin dengan perhitungan kalau-kalau terjadi delay
dan aku bisa santai tidak perlu terburu-buru.
Sambil menunggu penerbangan selanjutnya aku ketemuan dengan
member FCI yang nitip beli batu di Martapura.
1 jam sebelum penerbangan aku masuk ruang tunggu, cek in
sudah kami lakukan lewat online jadi tidak perlu ke counter AA lagi. Tapi aku
lupa habiskan air minum, dan disitalah air minumku hiks… oleh petugas aku
dipersilakan kalo mau habiskan air minum tersebut (mampus kembung dong langsung
negak 1 liter :p ). Sambil perlahan minum semampunya saja aku lihat banyak
barang sitaan terutama bentuk cairan yang lebih dari 100 ml, (ada shampoo,
pengharum pakaian, sabun mandi, dll).
Sampai KLIA2 hampir jam 10 pm, nyari tempat buat nginap
dimana sebelumnya aku sudah bertanya dengan teman orang Malaysia dan juga dari
postingan member BD yang sering nginap di KLIA2. Makmal pertamaku telat banget
tapi lumayan dapat tempat nginap gratis di ruang tunggu transit KLIA2 yang
dekat dengan toilet dan mushola. (rombonganku sudah sampai apartemen di
Hongkong).
Sekitar jam 07.30 am pesawat berangkat menuju Hongkong,
penerbangan sekitar 3 jam lebih. Akhirnya sampai Bandara Hongkong… blom santai
karena harus melewati imigrasi yang antriannya saat itu panjang dan berharap
tidak dipersulit.
Sampai giliranku ternyata ada masalah karena petugas imigrasi
ngecek pasporku pake ke dalam ruangan dan aku disuruh nunggu… phiuuuhh… (jangan
kena random cek deh). Syukur tidak lama, cuma ditanya sapa nama saudara
perempuanku dan aku sudah bisa melenggang masuk Hongkong… yeyyy… Hongkong nih
hehehe…
Hongkong, 16 April 2015
Sampai diluar aku beli octopus card di counter khusus seharga
HKD 150 (HKD 50 buat jaminan, 100 isinya) dan juga mengambil peta Hongkong,
awalnya mau ambil lebih dari 1 tapi karena ada petugas yang ngasih senyum
manisnya, aku jadi ga enak hati ntar dikira maruk :p…
Enaknya jalan dengan rombongan itu karena mereka sudah duluan
sampai Hongkong jadi tinggal kasih petunjuk kepadaku untuk naik bis nomor
berapa dan berhenti di bus stop apa agar nyampai dengan selamat di apartemen.
Tidak susah karna sudah dikasih petunjuk, aku nemu terminal
bus E21 yang akan membawaku ke apartemen, nunggu beberapa menit bus pun datang
tempel octopus card dan bilang dengan supir tempat aku berhenti di Yan Chew Street dan si supir
menunjukkan layar diatasnya agar aku melihat disana. Ok, pak.. sapa tahu saya
ketiduran hehehe…
Ini supir nyetirnya kayak film-film Hongkong mafia, sumpah ga
ngerti ngejar apa sih pak… jalanannya sudah muter-muter kayak di Puncak trus
ngelaju sampai aku hampir terlempar dari tempat duduk, aku sampai lemas dan
muntah :( …
Dan benarkan habis muntah aku ketiduran, syukur nih supir
neriakin kalau aku sudah sampai, tapi karna kaget bangun bukannya langsung
turun di pintu turun aku malah nuju supir nempelin octopus card wkwkwkwkw…
Turun di bus stop aku serasa berada di Tenabang atau Mangdu,
banyak toko dan orang lalu lalang. Mana nih temen-temen yang katanya mau jemput
aku? Jangan-jangan salah turun… mana tulisannya banyak “cacingnya”… sambil
mengembalikan diri kedunia nyata aku ikut duduk disamping toko dimana
orang-orang pada duduk. Buka hp ternyata ada wifi gratis dan langsung bbm grup
nanyain dimana mereka? Ternyata mereka ketiduran karna nungguin aku hiks… aku
mau pingsan nih gegara supir mafia ngejar Jackie Chan, cepetan jemput yaa…
Akhirnya kita ketemuan di dunia nyata setelah 6 bulan hanya
komunikasi di grup bbm, ada Cindy, Dharu
dan si Bungsu Ayu. Mereka ngambil dan bawain semua tas aku dan ngajak ke
semacam mall untuk nyari makan. Mereka tau aku fcer, jadi pencarian tempat
makannya diharapkan yang ada sayuran. Tapi emang susah sudah keliling ga ada
seperti yang diharapkan juga masih khawatir apakah halal. Akhirnya kami pilih
KFC karena ada menu nasi ayam sayur dan nasi jamur. Jadi ntar barter, ayamnya
aku kasih ke mereka, dan karena mereka tidak suka sayur ya sayurnya ke aku
gkgkgk…
Sampai apartemen ternyata memang benar strategis, ga jauh
dari bus stop, dekat dengan pasar dan dekat juga dengan MTR. Kita makan bersama
sambil cerita pengalaman dihari pertama dan setelah nanti aku mandi dan rehat
bentar kita rencana mau ke Mongkok tepatnya Ladies Market dan melihat sympony
of the light at Avenue of the star…
Secara ga tertulis karena Cindy paling preper dan sudah
nyiapin itinerary, dialah yang jadi coordinator kami dalam perjalanan ini, yang
lainnya pada ngikut kearah mana dia bawa kami.
Pertama kami ke Ladies Market, disini tempat belanja favorit
dan katanya lumayan murah tapi harus bisa nawar kalau ga dapat mahal juga.
beberapa poto di Mongkok, Avenue of star dan Canton Road
Karena niatku jalan ke LN nyari sesuatu yang beda dengan
kampung halaman juga ga ingin membebani bagasi jadi belanja memang ga ada dalam
list ku (jangan pernah berharap aku bawa oleh-oleh kcuali poto dan cerita :p).
Aku cuma cuci mata dan ngeliat mereka kalap belanja. Sampai akhirnya kita
terpisah, aku dengan Cindy, Dharu dengan Ayu. Aku sudah biasa solo backpacker,
Cindy pun terlihat berani jalan sendiri, nah gimana nih Dharu dan Ayu ? agak
khawatir kemana mereka…
Sampai akhirnya kita ketemuan lagi di tengah jalan dan
melihat ada iklan makanan halal dan veggie. Setelah mereka selesai belanja,
kita sepakat nyari tempat makan tersebut mengikuti anak panah. Awalnya kita
cuma pengen cek tempat dan harga dulu, kalo sesuai kantong baru makan (maklum
kita memang berencana backpacker sehemat mungkin gkgkgk), tapi di tengah jalan
nuju tu tempat kita dicegat pegawai tempat itu dan langsung digiring eh dibawa
ke rumah makan itu. Ternyata rumah makan yang lumayan mahal, salad seperti
gambar yang isinya cuma sedikit sayur HKD 45. Ya sudahlah, dinikmati walau
rasanya menurutku biasa aja, enakan salad bikinanku hehehe.
Salad HKD 45
Selesai makan kita menuju MTR untuk tujuan berikutnya avenue
of star untuk melihat pertunjukan spektakuler symphony of the light. Hampir jam
08.00 pm ketika kami sampai dan sudah penuh orang untuk nyari tempat yang
strategis. Tepat jam 08.00 pm pertunjukan gratis ini pun dimulai, wah… ternyata
memang spektakuler dan aku sempat mengabadikan walau tangan lumayan cape pegang
kamera sampai pertunjukan selesai.
Setelah puas disana kami kembali pulang ke apartemen, dan aku
pun senang karena melewati pedagang buah dan sayur. Walau harganya jangan
pernah dibandingkan dengan rupiah tapi bisa buat bekal besok ke Shenhzen
China. Hari pertama tidak terlalu cape karena cuma 2 tempat dan juga baru jalan
jadi badan masih segar.
Shenzhen China, 17 April 2015
Hari kedua tujuan kami adalah Shenzhen China, kami naik MTR
dengan beberapa kali ganti kereta dan tujuan sesuai peta, kalau dihitung
sekitar 1 jam an kita sampai perbatasan. Untuk masuk Shenzhen kita harus dapat
apply Visa on Arrival (VOA) dulu.
Sebenarnya kita sudah liat petunjuk Visa Office di lantai 1 tapi untuk
menyakinkan kita tanya petugas, nah disini terjadi salah paham antara temenku
dengan petugas. Temenku tanya dimana tempat apply visa, si petugas malah nyuruh
kami tunggu disitu buat dijemput tour guide. Kita jadi bingung, mau langsung
naik tapi si petugas malah nyuruh tunggu. Kita mau isi kartu imigrasi juga di
larang, ini apa sih. Hampir 1 jam disana jadi sebel dan buang waktu, kita coba
cari petugas lain untuk ditanya dan ternyata si petugas pertama mengira kami
ini pelajar yang nunggu rombongan ke Shenzhen, walahhhh muka kita pada awet
muda yaa jadi dikira masih pelajar :p.
Kami naik ke lantai 1 dan ternyata pengisian formulir mudah
saja dan cuma nunggu antrian sebentar serta bayar sekitar 168 RMB paspor kami
pun sudah ditempelin Visa.
Keluar imigrasi kami menuju money changer untuk tukar uang ke
RMB dan ratenya bagus tidak seperti di
Hongkong yang jatuh. Aku tukar $ ke RMB, temen-temen tukar HKD ke RMB. Kami
tukar secukupnya untuk masuk window of the world dan buat makan serta
transportasi.
Tujuan utama kami di Shenzhen memang ke window of the world
untuk melihat miniatur ikon seluruh negara di dunia dengan bayar tiket sekitar
180 RMB. Temen-temen ku pada semangat harus bisa keliling semua tempat dalam 1
hari ini, aku bilang ini tempat lebih luas dari Dupan. Di Dupan aja ga cukup
sehari keliling apalagi disini, jadi kita list aja tempat yang wajib didatangin
agar tidak terlalu cape, tapi mereka tetep pengen semua didatangin.
Akhirnya disini aku telat makan dan cape banget, ini juga karena hari pertama aku kedatangan tamu bulanan bikin tambah drop. Nemu tempat makan memang tapi rasa makanannya bener-bener ga enak, akhirnya aku putuskan cuma kunyah sayuran yang aku bawa dari apartemen daripada muntah dengan rasa yang ga enak.
Akhirnya disini aku telat makan dan cape banget, ini juga karena hari pertama aku kedatangan tamu bulanan bikin tambah drop. Nemu tempat makan memang tapi rasa makanannya bener-bener ga enak, akhirnya aku putuskan cuma kunyah sayuran yang aku bawa dari apartemen daripada muntah dengan rasa yang ga enak.
Masuk malam kita memutuskan keluar karena khawatir pulangnya
terlalu malam karena harus melewati imigrasi lagi. Akhirnya teman-teman baru
merasakan lapar dan kami mencari tempat makan disekitar WoW dan memutuskan KFC
kembali, tetapi ternyata KFC di Hongkong beda menunya dg KFC di Shenzhen, ga
ada nasi sayur lagi... (2x kali makan junkfood dan cheating)
Perjalanan kembali ke Hongkong masih panjang dan kakiku pun
bertelor. Sampai apartemen aku rendam kaki di air hangat sambil ngunyah sayuran
dan minum air hangat dengan perasan jeruk nipis berharap jangan sampai sakit
akibat junkfood dan terlalu memporsir tubuh.
Macau, 18 April 2015
Hari ini tujuan kami adalah Negara Macau, sebelumnya kami
sudah beli tiket feri menuju Macau di travel. Sama seperti ke Shenzhen
perjalanan panjang dimulai dari bus stop menuju pelabuhan/terminal feri kami
lakukan dengan jalan kaki yang lumayan jauh. Pelabuhannya berada di sebuah
gedung seperti mall dan ternyata kartu tiket feri kami harus ditukar dulu di
loket penjualan sesuai feri yang kami pilih.
Kendala bahasa terjadi kembali disini, petugas loket bertanya
jam berapa kami ingin pulang dari Macau, karena kami ingin bermalam minggu di
Macau maka kami bilang jam 09.00 pm. Petugas bilang tidak ada, jam itu hanya
feri dari Macau menuju Taipeh dan dia mengembalikan kupon kami. Kami jadi kaget
dan bingung kok kupon kami dikembalikan, Hampir berpikir kami ditipu oleh
travel yang menjual tiket, kami pun berdiskusi dan mencoba antri di loket lagi tapi
di petugas lain yang lebih bisa berbahasa Inggris.
Ternyata benar cuma terjadi salah paham karena kendala
bahasa, petugas sebelumnya tidak menjelaskan kalo feri mereka hanya ada jam
07.30 pm untuk kembali ke Hongkong. Harusnya si petugas tidak perlu bertanya
lagi jam berapa kami ingin pulang, langsung kasih tau saja berangkat ke Macau
jam 11.00 am dan jam pulang 07.30 pm, selesai deh ga perlu panjang kali lebar
sama dengan bikin bingung.
Sambil menunggu kami pun ke money changer menukar uang
secukupnya ke MOP karena ada rencana ingin mencoba makan kue khas Macau yaitu
Portugal egg tart dsb. Money changer disini juga bagus ratenya sesuai dan tidak
bikin jatuh. Kemudian kami mencari tempat makan untuk bekal selama di Macau
karena yang kami baca susah nyari tempat makan halal disana. Kami pun
memutuskan beli di McD. Buah dan sayuran tetap ada dalam tas bekalku sebagai
pembentuk basaku.
Ruang tunggu feri disini bagus seperti ruang tunggu di
Bandara dan feri nya pun keren dengan tempat duduk yang lumayan enak juga
dengan toilet yang keren.
The Venetian
Sekitar 1 jam kita sampai Pelabuhan Macau, kemudian kita naik
bis hotel the venetian gratis sampai hotel mereka. Bangunan hotel disana
keren-keren deh, artistic dan bikin kita ga berhenti jeprat jepret hehehe… kita
juga masuk kasino (cuma cuci mata) tapi jangan coba-coba poto disini karena
bakalan dimarahi karena memang dilarang ambil poto di kasino. Dan kembali kami
terpisah disini, aku bersama Cindy sedangkan Dharu bersama Ayu. Aku dan Cindy
sudah kirim pesan di grup BBM kami tapi tidak ada respon dari Dharu dan Ayu.
Ketika diluar kami akhirnya bertemu kembali dengan Dharu dan
Ayu, selesai jeprat jepret di Venetian kami pun nyebrang menuju Hotel City of
Dreams dan ikut naik bis nya menuju kota dan sekali lagi gratis. Tujuan kami
adalah tetep bangunan-bangunan bersejarah di Macau terkhusus Ruins of St.
Paul’s.
Hotel City of Dreams n Tuins of St.Paul's
Ternyata dari bus stop menuju Ruins of St. Paul’s lumayan
jauh ditempuh dengan jalan kaki dan berjejalan pula dengan pengunjung lainnya
sepanjang jalan (kayak habis nonton bioskop desak-desakan) sehingga cukup makan
waktu membuat kami tidak bisa kebanyak tempat.
Ruins of St.Paul's
Sepanjang jalan menuju Ruins of St. Paul’s banyak toko-toko
menawarkan makanan dan panah jalan lumayan membantu. Aku liat kelakuan banyak
pengunjung mencoba semua makanan yang ditawarkan pegawai toko sampai akhirnya
ga perlu beli karena sudah kenyang sepanjang jalan nyobain hehehe…
Sampai Ruins of St. Paul’s ternyata makin banyak orang dan
bener-bener berjejalan, jangan harap bisa poto sendirian karena pasti ada orang
di belakang. Aku malas naik tangga yang tinggi jadi duduk-duduk saja sambil
ngunyah bekal makanan dan melihat ada yang jual Portugal Egg Tart, rasanya
lumayanlah enak di lidah… paling ga sudah ga penasaran lagi.
Karena waktu kita terbatas harus kembali ke pelabuhan feri
sebelum jam 07.30 pm kami pun memutuskan kembali menuju bus stop dan numpang
bus gratis hotel lagi. (jadi selama di Macau transportasi gratis)
Sampai Hotel City of Dreams langsung nuju toilet (makin deras
dan lemas), dan poto-poto dulu sepuasnya kemudian baru nuju bus yang akan
mengantar kami kembali ke Pelabuhan Feri.
Tapi sayangnya kami kurang memperhatikan bus ini berhenti
dimana, karena ternyata di Macau banyak Pelabuhan Feri dan kami salah
pelabuhan. Waktu semakin mepet, kami bertanya pada petugas bus bagaimana cara
kami ke pelabuhan feri cotai water jet? Dia menyuruh kami naik bus yang menuju
Hotel dulu baru nanti naik bis lain yang menuju pelabuhan feri dimaksud. Wak? Waktu
mepet dan kami harus bolak-balik pelabuhan – hotel – pelabuhan dan itu membuat
kami berlari-lari ketika sampai pelabuhan feri Cotai water jet.
Dharu dan Ayu sudah lari duluan dan masuk ke dalam, disusul
aku dan Cindy ketinggalan di belakang. Tapi… aku dihentikan oleh pegawai
pelabuhan dan bilang tiketku ke Hongkong jadi aku harus menunggu di tempat yang
ditunjuknya. Aku coba jelaskan tadi 2 temanku sudah masuk tapi dia ga peduli
dan langsung menyuruhku antri di bagian feri Hongkong.
Dengan muka kaget dan bingung aku dan Cindy berjalan menuju
antrian feri Hongkong dan khawatir bagaimana dengan Dharu dan Ayu,
jangan-jangan mereka masuk Feri menuju Taipeh? Haduh mereka nanti bagaimana
kembali ke Hongkong, ada uang lebih ga mereka? Dan banyak pertanyaan dan
kekhawatiran di otak kami.
Cindy sampai bertanya dengan penumpang lain benarkah kita ini
diantrian feri Hongkong, mereka orang Korea dan tidak bisa bahasa Inggris tapi
syukurnya salah satu anaknya lumayan paham bahasa Inggris dan memperlihatkan
tiket mereka dan benar sama seperti kami.
Masuk ruang tunggu kami bukannya nyari tempat duduk tapi
langsung berkeliling nyari Dharu dan Ayu tapi ga ketemu, sampai akhirnya Cindy
bertanya kepada petugas lagi ini benarkan feri kembali ke Hongkong? Trus feri
yang sebelumnya tadi menuju kemana? Si petugas bilang benar ini feri kembali ke
Hongkong yang sebelumnya juga kembali ke Hongkong tapi pelabuhan di Central.
Phiuhhh, syukurlah aku bilang cuma beda pelabuhan semoga mereka bisa baca peta
MTR dan dapat pulang menuju apartemen.
Masuk feri, muka memang sudah kalem tapi otak tetap
mengkhawatirkan 2 teman yang terpisah sampai aku lupa makmal dan ketiduran.
Sampai pelabuhan Hongkong Cindy bilang ada bbm Dharu dan Ayu
sudah di pelabuhan Feri Central dan sekarang sedang berurusan di imigrasi. Hah,
kenapa mereka harus berurusan dg imigrasi? Apa mereka kena random cek? Otakku
mulai khawatir lagi. Tapi lucunya malah aku yang kena random cek di imigrasi
pelabuhan feri Hongkong.
Aku dibawa ke ruangan imigrasi disana ada beberapa petugas
imigrasi dan juga ada beberapa traveller lain, ada yang lagi nunggu ada yang
lagi wawancara dengan petugas sambil marah-marah. Aku ingat pernah baca di BD,
ada senior BDer yang pernah kena random cek, dia bilang nyantei aja dan jawab
setiap pertanyaan petugas paling 1 jam karena mereka hanya melakukan tugasnya.
Mungkin karena aku perempuan jadi yang bertanya kepadaku juga
petugas perempuan setengah baya. Si petugas bertanya sambil berdiri dan aku
duduk, tidak seperti yang lain dibawa keruang lain untuk proses wawancara. Aku
langsung bilang ke petugas kalau bahasa Inggrisku jelek jadi kebanyakan
jawabanku ditulis dikertas. Pertanyaannya kembali siapa nama saudara perempuanku
dan berapa lama aku di Hongkong serta meminta tiket pulangku. Semua dokumen aku
serahkan, dari tiket dan boarding juga print tempat aku nginap. Aku berharap
dia bertanya tujuanku ke Hongkong tapi tidak dia tanyakan dan ketika aku ingin
menjelaskan dia keburu balik kedalam ruangan lain. Beberapa saat si petugas
perempuan datang lagi dan bertanya berapa uang yang aku bawa, langsung aku buka
dompet dan mengeluarkan semua uang yang aku bawa, si petugas sempat kaget dan dia bertanya apa kartu-kartu atm
itu milik ku… ya iyalah bu dalam dompetku masa punya orang lain… (pengen banget
bilang saya bukan TKI tapi lagi liburan nih) tapi kembali blom sempet aku
ngomong dia sudah pergi.
Perutku mulai bunyi karena lapar belum makmal, air minumku
juga sudah habis berapa banyak cadangan enzim yang aku keluarkan inih. Akhirnya
aku menyusun kalimat bahasa Inggris di hp dan mendatangin seorang petugas
ganteng yang dari awal sudah memperhatikanku.
Maaf pak saya tidak pandai bahasa Inggris, tapi ada teman
saya diluar yang bisa menterjemahkan apa yang kalian ingin dapatkan informasi
dari saya. Si petugas kaget aku datangin dan bertanya tujuanku ke Hongkong,
akhirnya ditanyakan juga.. langsung aku jawab Holiday… si petugas dengan sopan
mempersilakan aku duduk kembali dan dia masuk kedalam ruangan petugas. Aku
sempat dengar dia menjelaskan kepada teman-temannya maksud tujuanku ke Hongkong
dan bilang aku ada teman diluar.
Akhirnya aku didatangin petugas ganteng lain (ganti petugas)
dan bertanya ini benar pasporku? Iya aku jawab, kamu bisa bahasa Inggris? Maaf
saya tidak pandai tapi teman saya diluar… ok saya mengerti dan akan mendatangi
temanmu, aku langsung bilang namanya Cindy.
Tidak berapa lama si petugas ganteng kembali dan mendatangi
aku sambil bertanya apa aku bekerja di Indonesia, aku jawab iya. Dia minta
bukti kalo aku sudah kerja di Indonesia, aku bingung bagaimana cara membuktikan,
akhirnya aku kasih kartu NPWP (mampus kan lo ga bisa baca bahasa Indonesia
xixixi). Kemudian dia masuk ruangan petugas, dan ga lama petugas ganteng
pertama mendatangi aku sambil membawa semua dokumenku dan mengantar sampai
keluar serta mengucapkan maaf dan terima kasih. Aku penasaran cuma pengen tau
jawabannya, aku pun bertanya apa yang salah dengan saya sehingga saya tadi
dibawa keruangan ini. Si petugas mendehem sambil bilang kesalahan computer
mereka, aku langsung menatap si petugas dan ingin bertanya lagi tapi si petugas
langsung kasih senyum manisnya dan bilang maaf dan terima kasih kembali.
Phiuuh… ya sudahlah aku batal bertanya lagi :p
Cindy sudah menunggu diluar dan bertanya apa aku menangis? Ga
lah Cindy cuma bingung berkata-kata apa… Cindy langsung cerita kalo dia tadi
ngadate dg petugas imigrasi yang ganteng ngomongin tentang aku.. Wak? Lo
ngerasa kencan? Gegara malming inih… cindy cerita si petugas bertanya asal aku,
pekerjaan aku, uang aku dan tujuanku ke Hongkong dengan santai… di bagian duit
si Cindy sempet ngelebayi petugas dg bilang tabunganku banyak yang bikin kaget
si petugas xixixi… coba dari awal aku diwawancari petugas ganteng kan jadi
berasa ngedate juga :p . Sepanjang jalan menuju MTR yang lumayan jauh kami
cekikikan saja mengingat kejadian barusan (hal-hal seperti inilah yang bikin
perjalanan makin berwarna).
Sampai apartemen bertemu Dharu dan Ayu dan kita pada berebut
mau cerita kejadian aneh dan kejutan-kejutan hari ini. Ah, ke khawatiran
berubah jadi cekikikan…
Sebelum kembali ke apartemen aku tadi sempat belanja buah dan
sayuran, makmalku kembali telat karena sudah hampir jam 12.00 tengah malam dan
alarm tubuh perlahan mulai bunyi.
Hongkong, 19 April 2015
Hari ini tujuan kami the peak, victoria park, soho dan Disneyland.
Sebenarnya kami semua pada kecapean dan lelah tapi kalo ga jalan berasa rugi
dong. Temen-temenku sudah pada doping minum obat, aku tetep bawa bekal buah dan
sayuran segar.
Waktu sampai victoria park karna masih pagi terasa masih
lengang, kami pun berjalan kaki lumayan jauh menuju the peak, pengen nyoba
tramnya ternyata harganya lumayan juga tapi ga nyesel karna kita liat view yang
cakep banget sambil teriak karna naik ketinggian dan berasa semua gedung miring
padahal jalan tram kami yang miring.
The Peak
Sampai atas sudah terasa dingin banget dan terlihat tertutup kabut mendung gitu dan benar saja sampai luar dingin bangettt dan view nya mulai
tertutup. Kita menghabiskan setengah hari di the peak, kembali makan di McD.
Alarm tubuhku kembali nyala tanda ada yang salah masuk ke tubuh.
Kita jalan kaki kembali menuju Soho, kaki rasanya seperti mau
lepas cape luar biasa karna hanya berjalan kaki berkilo-kilo meter. Setelah
puas di Soho (poto-poto doang) kayaknya aku nyesel juga ga cobain makanan
veggie disana. Kami pun kembali menuju victoria park yang sekarang sudah penuh
dengan Tenaga Kerja ntah dari mana saja.
Disneyland
Kemudian kami menuju Disneyland, alarm tubuhku kembali nyala
dan aku lebih banyak istirahat disini. Aku sempet bilang dengan temen-temen
kalo aku ingin pulang duluan ke apartemen, kalo kalian ingin lanjut silakan aja
badanku sudah demam khawatir ntar ngambek bisa sakit. Ternyata mereka juga
memutuskan kembali ke apartemen saja. Sampai Sham Sui Po Dharu dan Ayu ke money
changer tanya-tanya rate, aku dan Cindy beli waffle yang dari awal sudah
menggoda kami, untuk kue khas sana lumayan enak tapi tidak dengan makanan
utamanya.
Kami misah karna aku belanja buah dan sayuran segar dulu,
sudah bertekat mulai besok ga cheating dan ga makan junkfood lagi karna semua
alarm tubuh pada nyala. Lagian tadi kami sepakat besok acara masing-masing jadi
terserah mau kemana saja.
Hongkong, 20 April 2015
Awalnya aku rencana mau kunjungan ke Mesjid-Mesjid tapi baru
nyadar kan lagi “M”. Tubuhku juga akhirnya teriak kencang akibat 4 hari
cheating makanan junkfood dan telat makan, juga tubuh yang diporsir terlalu
berlebihan trus perbedaan cuaca di 4 negara serta makin drop karna lagi “M”.
Walau aku sudah berusaha tetep sarapan buah dan kunyah sayuran segar di tiap
maksi dan makmal tapi itu ga cukup akibat keteledoranku diatas.
Setelah beberapa tahun ga pernah sakit ternyata sakit parah
malah di negeri orang hiks… aku lupa bagaimana sakit parah seperti ini… demam,
pusing, muntah, lemes, batuk dsb. Akhirnya aku memilih tinggal di apartemen saja
memulihkan tenagaku dan ternyata hari itu juga hujan lebat.. (next trip harus lebih nyantei dan telaten).
Hongkong, 21 April 2015
Hari terakhir di Hongkong, temen-temen ku sudah pulang duluan
karna penerbangan mereka di pagi hari, sedangkan penerbanganku dimalam hari.
Akupun memutuskan menghabiskan hari terakhir di Avenue of Star dan nanti ke
Bandara langsung dari sana. Ini enaknya bawa tas isinya sedikit jadi ga beban.
avenue of star di siang hari
Anginnya menusuk sampai tubuhku yang masih lemah serta muka
yang pucat pasi, ga banyak poto disini karna mukaku ga banget buat di poto. Aku
lebih menikmati view dan senyam-senyum liat kelakukan banyak pengunjung disini.
Sudah puas disana akupun menuju bus stop yang khusus ke Bandara, itu harus
nyebrang melewati MTR dan kebetulan aku mau tukar kembali octopus card dengan
uang, lumayan kan jaminan HKD 50 kembali walau dipotong administrasi HKD 9.
ambil yang aku suka saja
Asiknya jalan sendiri itu aku bisa ngatur keinginanku tapi
kadang aku suka melenceng dari itineraryku sendiri ketika melihat sesuatu yang
menarik. Harusnya aku langsung belok kiri ini ga aku belok kanan setelah tadi sengaja
belanja di sevel sekalian tukar receh buat bayar bus. Aku melihat sesuatu yang
menarik dan aku nikmatin dulu tapi akhirnya aku lupa arah ke bus stop xixixi..
tapi tenang tinggal tanya orang. Kali ini supaya kendala bahasa ga bikin pusing
aku tulis aja no bus yang ingin aku naiki : A21 > Airport ? dan milih
petugas berseragam. Perlihatkan pertanyaanku dan dia langsung menunjukkan arah
dengan bahasa cantonnya tapi aku lebih memilih gerakan tangannya, terimakasih
pak..
Bus A21 ternyata lebih keren dari Bus E21 si”supir Mafia”..
ada tempat khusus tas-tas dan juga supirnya keren nyetirnya ga berasa naik bus
karena aku tidur aja di bus hehehe…
Sampai Bandara rehat bentar di ruang tunggu dan ke toilet
trus cek di monitor kemana aku harus pergi. Sempat baca di google kalo ada
semacam Plaza Premium Lounge yang terletak di Terminal 1 yang kabarnya
menawarkan kenyamanan bagi traveller. Disana juga ada makanan berlabel halal
yang terjangkau. Karena sudah cek in di online aku langsung menuju imigrasi dan
menggunakan shuttle train menuju T1, blom ada pemberitahuan gate berapa di
monitor akupun naik menuju food hall di departure hall. Langsung nyari tempat
makan seperti petunjuk di google dan ketemu Popeye berlabel halal. Aku pesan
nasi sayur tanpa minuman bersoda ternyata bisa, cari tempat duduk trus nguyah
dg sayuran segar bekalku sampai hampir lupa sudah waktunya aku nyari gate
penerbanganku.
Penerbanganku dari Hongkong ke KLIA2 sekitar jam 09.05 pm ini
sudah jam 08.00 pm, gate ku sudah muncul di layar dan akhirnya aku bertanya ke
petugas, supaya cepat dia minta pake lift untuk turun dan nanti aku disuruh
naik shuttle train lagi. Pintu lift terbuka ternyata aku malah di antrian
panjang penerbangan lain, nyari pintu keluar pada tertutup traveller akhirnya
tanya petugas lagi dan dia mengarahkan dengan tangannya kemana aku harus cepet
pergi. Akhirnya sampai diantrian panjang shuttle train, wah bisa ga masuk yang
pertama nih… ternyata disini mereka antrinya ngaco pada desak-desakan ya sudah
aku desakan juga supaya bisa ke depan (ga bagus jangan ditiru). Syukur sampai
ruang tunggu gate penerbanganku ga telat karena delay, dan aku memilih duduk
diantara keluarga besar Malaysia. Si Ibu langsung menyapa aku dan kamipun
ngobrol, seneng deh bagaikan berada di keluargaku sendiri...
Sampai KLIA2 sudah sekitar jam 01.30 am, aku kembali menuju
ruang tunggu transit untuk rehat disana tetapi bangku panjang yang beberapa
waktu lalu aku tempati ga ada disana lagi. Ya sudah akupun memilih tidur di
tempat lain dekat dengan trolly karena lantainya berkarpet lumayan buat
rebahan. Jam 07.00 am pesawatku pun kembali ke Indonesia tepatnya Jakarta,
senangnya mengirup udara tanah airku dan merasakan kehangatannya… sejauh apapun
kaki melangkah selalu merindukan tanah airku, sebagus apapun Negara orang aku
tetap cinta Indonesiaku :D…
Note :
Kemaren ada yang tanya berapa biayaku selama di LN,
perhitungan kasarku :
Tiket PP Jakarta-Hongkong = rp 2.128.000,-
Apartemen = rp 1.000.000,-
Transportasi, VOA, Makan, dll = 2.355.900
Total : rp 5.483.900
No comments:
Post a Comment